Resensi Buku: Daddy-Long-Legs



Penulis             : Jean Webster
Penerjemah      : Ferry Halim
Penerbit           : Atria
Tahun Terbit    : Februari 2010
Halaman          : 235


Jerusha Abbot, atau lebih suka dipanggil Judy, tidak pernah mengira akan meninggalkan Panti Asuhan John Grier dan berkuliah di kampus. Di usianya yang sudah menginjak 17 tahun, ia sudah terlalu tua untuk terus tinggal di panti asuhan. Dan tanpa disangka-sangka, salah satu Dewan Pengawas panti asuhan memberikan beasiswa kepada Judy agar ia bisa bersekolah.

Judy tidak boleh tahu siapa laki-laki baik hati itu. Mrs. Lippet, pengurus panti asuhan tidak mengizinkan Judy bertanya siapa nama aslinya, dia hanya memberi tahu kalau laki-laki itu bisa dipanggil Mr. Smith.

Karena telah diberi beasiswa oleh Mr. Smith, Judy mendapat sebuah tugas sebagai bayaran dari bantuan yang ia terima. Judy harus mengirim surat kepada Mr. Smith mengenai kegiatannya di kampus. Demi menjaga kerahasiaan jati dirinya, surat-surat harus dialamatkan kepada sekretaris Mr. Smith dan jangan harap pria itu akan membalasnya.

Meskipun merasa sangat senang, Judy juga penasaran dengan pria baik hati yang menolongnya. Apalagi ia hanya sempat melihat sekilas punggung Mr. Smith dari ruangan Mrs. Lippet. Karena dalam penglihatannya Mr. Smith terlihat memiliki tungkai kaki yang sangat panjang, akhirnya Judy memutuskan untuk menjuluki pria itu Daddy-Long-Legs, seperti nama laba-laba berkaki panjang. Dan akhirnya, Judy lebih suka memanggil dengan sebutan Daddy-Long-Legs dalam surat-suratnya.

Menurutku, cerita Daddy Long Legs ini seru, walaupun sedikit di luar ekspektasi. Tanpa membaca blurb di sampul belakang buku, aku berpikir kalau cerita ini tentang anak-anak. Ternyata bukan, meskipun cerita ini tetap cocok dibaca untuk anak. Dan dari cerita inilah aku paham bedanya ‘buku anak-anak’ dan ‘buku untuk anak-anak’.

Buku ini bisa dibilang curhatannya Judy mengenai kehidupannya sebagai mahasiswa di kampus. Bikin aku kangen sama serunya masa-masa kuliah, hehehe. Judy sendiri memiliki karakter yang apa yah, aku bilangnya sih seru. Dia anaknya berani berbeda pendapat, berani menentang, apa adanya, suka mencoba hal baru, mudah panas juga, tapi berani mengakui kesalahan. Sifat-sifat itulah yang bikin buku ini jadi seru dan menarik.

Sedangkan untuk kemisteriusan si Daddy Long Legs ini, sebenernya udah bisa ketebak siapa orangnya, di pertengahan cerita. Dan makin meyakinkan aja seiring dengan berjalannya cerita. Dan di akhir, tebakan aku bener. Jadi, nggak ada kejutan ataupun twist yang bikin shock.

Baca buku ini bikin aku ngebayangin kayak apa ya serunya menulis surat untuk seseorang yang isinya menceritakan kehidupan kita. Pasti seru banget! Seperti kata Judy, walaupun dia hidup sebatang kara, tapi dia merasa memiliki seseorang karena surat-surat yang ia tulis.

[Review ini diikutsertakan dalam Lucky No.14 Reading Challenge kategori Once Upon a Time]

Komentar

Posting Komentar