Resensi Buku: Dear Enemy



Penulis             : Jean Webster
Penerjemah      : Ferry Halim
Penerbit           : Atria
Tahun terbit     : Juli 2010
Halaman          : 380


Setelah cerita tentang Judy Abbot dan misteri Daddy-Long-Legs-nya, giliran sahabat Judy, Sallie McBride yang berurusan dengan Panti Asuhan John Grier. Sallie adalah teman sekamar Judy saat kuliah dulu. Setelah lulus, Sallie menghabiskan hidupnya dengan bersantai dan berpacaran dengan pria muda anggota Dewan Perwakilan Rakyat bernama Gordon Hallock.

Di saat yang sama, Judy telah menikah dengan Jervis Pendleton dan hidup bahagia bersama suaminya. Judy memiliki sebuah tugas khusus untuk Sallie, yaitu mengurus panti asuhan yang dulu ditinggalinya, daripada menghabiskan waktu dengan berhura-hura.

Pada awalnya Sallie menolah mentah-mentah ide tersebut. Hanya karena itu permintaan dari sahabatnya sajalah yang akhirnya membuat dia tetap melangkahkan kaki ke Panti Asuhan John Grier. Tapi itu pun dengan tekad bahwa ia tidak akan berada lama di sana, dan Judy harus segera menemukan seorang yang lebih layak untuk menjadi pengurus panti.

Namun, apa yang dilihat Sallie di Panti Asuhan John Grier sedikit banyak mengusik dirinya. Ia yang sejak kecil tinggal di keluarga yang lengkap dan berkecukupan, tidak tahan melihat betapa buruknya tempat tinggal 113 anak yatim piatu di panti itu. Maka Sallie pun mengubah rencananya. Ia berniat untuk melakukan perubahan pada Panti Asuhan John Grier, baru kemudian pergi meninggalkannya.

Sayangnya, rencana tersebut tidaklah semudah yang ia pikirkan. Banyak hal yang harus Sallie hadapi di Panti Asuhan John Grier. Mulai dari fasilitas panti yang buruk, anak-anak nakal yang haus perhatian, pengasuh panti yang menyebalkan, serta dokter Skotlandia yang kaku dan pemarah.

Sama seperti pendahulunya, novel Dear Enemy adalah cerita yang terdiri dari kumpulan surat-surat Sallie selama ia tinggal di Panti Asuhan John Grier. Surat paling banyak, tentu saja, ditulis untuk sahabatnya, Judy Abbot. Beberapa surat ditulis untuk kekasihnya, Gordon, dan musuhnya, Dr Robin McRae yang ia juluki “Enemy”.

Tokoh Sallie kali ini, sedikit berbeda dengan Judy. Aku pernah bilang kalau tokoh Judy seru, maka tokoh Sallie jauh lebih seru. Di surat-surat pertamanya, ia menumpahkan semua pikirannya, seolah sedang bicara dengan begitu cepat. Tulisannya melompat-lompat, dari satu tema ke tema lainnya. Dan kadang, lebih tidak bisa menahan emosi dibanding Judy. Orang seperti Sallie adalah sosok yang butuh sesuatu yang mengusik hati nuraninya dan menyibukkan pikirannya untuk berpikir maju dan melakukan hal berguna.

Selain karakter kuat Sallie, peritstiwa-peristiwa yang terjadi di Panti Asuhan John Grier membuat novel Dear Enemy ini menjadi semakin menarik. Beberapa bagian, bahkan membuatku terharu dan meneteskan air mata.
Aku tahu, novel ini memang bercerita dari sudut pandang Sallie. Tapi karena begitu banyaknya surat dari Sallie untuk Judy, dan juga karena sebelumnya aku membaca cerita dari sudut pandang Judy, maka aku berharap ada satu saja surat balasan dari Judy yang ditampilkan di buku itu. 

[Review ini diikutsertakan dalam Lucky No.14 Reading Challenge kategori Once Upon a Time]

Komentar