Resensi Buku: The 13 Curses (Kutukan 13 Pusaka)


Penulis: Michelle Harrison
Penerjemah: Endes Runi
Penerbit: Dastan
Tahun terbit: Juli 2012
Halaman: 403


Petualangan Tanya di dunia fairy masih berlanjut. Kali ini berhubungan dengan gadis yang bersembunyi di terowongan rahasia Elvesden Manor musim panas lalu.

Nama gadis itu Red. Dia mampu melihat fairy seperti Tanya dan kehilangan adiknya, James, di penampungan anak. James diculik fairy dan Red bertekad untuk mendapatkannya kembali.

Keinginan Red untuk masuk ke dunia fairy-lah yang membuatnya rela menggantikan Tanya. Tadinya, Tanya yang harus masuk ke dunia fairy, menggantikan Morwenna Bloom, sahabat nenek Tanya, Florence, yang masuk ke dunia fairy. 

Namun, Red tidak sendirian di dunia fairy. Dia bersama Warwick, ayah Fabian yang terjebak masuk dunia fairy karena menolong pengurus rumah Elvesden Manor yang menginjak lingkaran fairy.

Di dunia fairy, Red mengajukan keinginannya untuk mendapatkan kembali James. Para fairy pun memutuskan untuk memberi tugas pada Red. Ia harus mencari 13 bandul gelang simbol 13 Pusaka Fairy milik Tanya. Jika berhasil, ia boleh membawa James ke dunia manusia. Dan selama menjalankan tugasnya, Warwick ditahan di dunia fairy sebagai jaminan.

Red kembali lagi ke dunia manusia. Dia meminta bantuan Tanya dan Fabian untuk memecahkan misteri di mana 13 bandul gelang itu disembunyikan. 

Berdasarkan penjelasan fairy, tempat bandul disembunyikan berkaitan dengan sejarah gelang itu sendiri serta pemiliknya. Tanpa diduga, bandul itu mengandung kekuatan berdasarkan sejarah simbolnya. Semakin banyak bandul yang ditemukan, semakin besar kekuatan yang dimiliki oleh bandul-bandul lainnya yang masih tersembunyi. Dan kekuatan itu sama sekali bukan kekuatan yang menguntungkan.

Wow, saking menegangkannya cerita ini, aku sampai nggak bisa lepas dari bukunya, dan menamatkannya dalam 3 hari. Well, bukan hal yang membanggakan memang mengingat buku kecil itu seharusnya bisa dihabiskan dalam sehari. Tapi saat ini kecepatan membacaku menurun dan aku hanya membaca jika ada mood saja, hehehe.

Kali ini Tanya bukan lagi tokoh sentral dalam cerita. Melainkan Red, gadis yang sebenarnya sudah muncul sejak buku pertama. Tapi sepertinya belum aku singgung-singgung di review kemarin. Yang jelas, di cerita ini, selain petualangan mencari bandul, juga menyuguhkan masa lalu beberapa tokohnya, seperti Red, Warwick, Florence, dan Elizabeth Elvesden.

Ada beberapa adegan yang terlalu ‘berdarah’ menurutku. Hingga rasanya jadi seram sendiri saat membacanya. Tapi bikin penasaran sih. Sayangnya, menurutku adegan pencarian dan penemuan bandul-bandul gelang itu cepat banget. Ibaratnya, nggak ada stressing-nya sama sekali, hehehe…

Secara terjemah masih bagus, mengingat penerjemahnya masih sama dengan buku pertama. Jadi gaya bahasanya tidak berubah. Sedangkan untuk layout isi sedikit berubah. Warna kertasnya jadi lebih buram, dan ukuran hurufnya jadi kecil dan rapat-rapat. 

Tidak seperti buku pertama yang ukuran hurufnya lebih besar dan kertas yang berwarna lebih terang. Mungkin karena cerita di buku kedua lebih banyak, sedangkan penerbit ingin tebal halamannya sama dengan buku pertama. Mungkin loh, ini hanya tebakanku saja.

Untuk buku ketiga, berkat mengelana di dunia maya, akhirnya dapat versi e-booknya. (Huffth, akhirnya aku nggak digantungin sama serial fantasi)

Saat mengintip ke situs penulisnya, Michelle Harrison, aku melihat kalau cover-cover versi sana lebih unyu daripada cover versi Indonesia. Aduh, sayang banget ya, kalau versi Indonesia sama unyunya kan bagus juga untuk jadi pajangan, hehehe….

Cover-cover lain Trilogi 13 



 



Komentar

  1. dimna download pdf nya....????????

    BalasHapus
  2. bagus tulisannya.... tapi saya ingin tahu dimana laman web untuk mendownload pdf the 13 curses dan the 13 secrets

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba cari aja di bookfi.org, aku nemu di situ, hehe
      maaf baru bales komennya :)

      Hapus
    2. en.bookfi.net, coba search aja michelle harrison.

      Hapus

Posting Komentar