Resensi Buku: The Wonderful Wizard of Oz

Penulis: L. Frank Baum

Penerjemah: A. Dzaka

Penyunting: Dipo U.T.

Penerbit: PT Tangga Pustaka

Tahun Terbit: Cetakan Pertama 2013

Halaman: 215

ISBN: 979-083-081-5

 


“Bahwa kerugian terbesar yang saya alami adalah kehilangan hati. Saat saya jatuh cinta, saya adalah orang yang paling bahagia di dunia. Namun, tidak ada orang yang bisa mencintai jika tidak punya hati.”

“Kamu punya keberanian, saya yakin. Yang kamu butuhkan adalah rasa percaya diri. Tidak ada makhluk hidup yang tidak takut ketika menghadapi bahaya. Keberanian sejati adalah menghadapi bahaya ketika kamu takut dan keberanian seperti itu sudah banyak kamu miliki.”

 

Dorothy tinggal di Kansas yang kelabu bersama Bibi Em dan Paman Henry. Daerah itu cukup sering terkena angin topan. Suatu hari, angin topan kembali menerjang daerah rumah Dorothy. Dorothy buru-buru masuk ke lubang persembunyian yang dibuat Paman Henry. Akan tetapi, ia terlambat. Dorothy dan Toto, anjing kecilnya yang berwarna hitam, terbawa pusaran angin yang menerbangkannya jauh sekali.

Dorothy, Toto, dan rumahnya mendarat di negeri para Munchkin yang sangat indah. Para Munchkin sangat berterima kasih kepada Dorothy karena rumahnya telah menimpa Penyihir Jahat dari Timur yang selama ini memperbudak mereka. Karena rumah Dorothy, Penyhir Jahat itu kini telah mati. Dorothy tidak mengerti apa-apa. Ia hanya ingin pulang kembali ke Kansas. Para Munchkin tidak bisa membantu Dorothy.

Di sana juga ada Penyihir Baik dari Utara yang hendak membantu para Munchkin. Ia menyarankan Dorothy pergi ke Kota Zamrud. Kota Zamrud dipimpin oleh Penyihir Oz yang Agung. Penyihir Baik dari Utara yakin Penyihir Oz bisa membantu Dorothy pulang ke Kansas. Sebelum Dorothy berangkat menuju Kota Zamrud, Penyihir Baik dari Utara mencium dahinya agar tak ada seorang pun yang berani melukai Dorothy.

Dorothy pun memulai perjalannya menuju Kota Zamrud. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Bayung si orang-orangan sawah yang ingin sekali memiliki otak, Manusia Kaleng yang ingin sekali memiliki hati, dan Singa Pengecut yang ingin sekali memiliki keberanian. Mereka bersama-sama melewati petualangan yang panjang dan penuh rintangan untuk sampai ke Kota Zamrud dan bertemu Penyihir Oz. Akankah Penyihir Oz dapat memberikan semua keinginan mereka?

 

My Review

This is such a good classic fairy tale.

Sebelum membaca dongeng ini, saya pernah menonton film tentang Dorothy dan Penyhir Oz di televisi. Itu sudah lama sekali, sekitar awal tahun 2000an. Film liburan yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi swasta. Saya sudah lupa dengan sebagian besar jalan ceritanya, yang saya ingat di film itu Dorothy harus menemukan teman-temannya yang disihir oleh Penyhir Oz menjadi barang-barang di Kota Zamrud. Saya tidak tahu apakah film tersebut mengadaptasi dongeng milik Baum atau hanya terinspirasi darinya.

Inti cerita dari dongeng The Wonderful Wizard of Oz ini sebenarnya sederhana. Tentang seorang anak perempuan dan anjingnya yang terdampar di negeri antah berantah dan ingin sekali pulang ke rumahnya. Namun, dia tidak tahu cara pulang ke rumahnya dan orang-orang di sana yakin hanya Penyihir Oz yang dapat membantunya. Dan meskipun negeri-negeri yang ia singgahi sangat indah, ia tetap ingin pulang ke rumahnya.

Dari dongeng ini saya belajar tentang menciptakan tokoh yang unik, tidak biasa, memiliki karakter yang khas, tidak mudah dilupakan, dan mereka semua punya tujuan yang pasti. Di cerita ini setiap karakter memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, mereka juga mendapat porsi yang pas dalam hal saling membantu untuk mencapat Kota Zamrud.

Dorothy, kelemahannya tentu saja karena ia manusia biasa, ia perlu makan, minum, istirahat, dan tidur. Bayun dan Manusia Kaleng tidak perlu makan, istirahat, dan tidur, tetapi saat mereka tetap berhenti saat Dorothy beristirahat. Manusia Kaleng memiliki kapak yang sangat tajam dan mahir membuat apa saja dari kayu-kayuan. Ia juga sangat kuat, tidak mempan dicakar hewan buas karena seluruh bagian tubuhnya terbuat dari kaleng. Akan tetapi, ia tidak boleh kena air, bahkan air matanya sendiri, karena nanti tubuhnya akan berkarat dan susah digerakkan. Persendian tubuhnya juga harus rutin diberi pelumas agar mudah digerakkan.

Bayung, meskipun hanya berisi jerami, juga tidak mudah dihancurkan. Kalaupun isi tubuhnya buyar, ia bisa hidup lagi asal ada yang memasukkannya kembali. Ia hanya takut pada satu hal, yaitu api yang membakar.

Singa Pengecut memiliki tubuh yang besar dan auman yang menakutkan siapa pun yang mendengarnya. Namun, ia –seperti namanya- pengecut dan tidak punya keberanian,

Meskipun begitu, Baum menunjukkan jika apa yang ketiga tokoh itu inginkan sudah mereka miliki selama ini. Bayung sangat ingin memiliki otak dan dialah yang selalu punya ide-ide bagus setiap rintangan menghalangi jalan mereka. Manusia Kaleng sangat ingin memiliki hati dan dialah yang tak pernah tega membunuh siapa pun, mudah terharu, bahkan sangat berhati-hati dalam melangkah karena tidak ingin membunuh seekor semut. Singa Pengecut sangat ingin memiliki keberanian dan dialah yang pertama kali berani melompati jurang dan melawan hewan-hewan raksasa yang buas.

Dari cerita ini Baum menunjukkan bahwa sering apa yang kita inginkan itu sudah kita miliki hanya saja kita tidak menyadari keberadaannya sampai kita melalui ‘petualangan-petualangan hebat’.

Selain tokoh-tokoh yang mengesankan, alur cerita The Wonderful Wizard of Oz sangat menarik. Rintangan-rintangan dan negeri-negeri yang dijelajahi oleh Dorothy dan kawan-kawan sangat unik. Begitu juga saat mereka sampai di Kota Zamrud dan mengetahui siapa sebenarnya Penyihir Oz. Dan tentu saja, saat di bagian akhir  Dorothy baru diberi tahu tentang caranya pulang ke Kansas. Mungkin anak zaman sekarang akan berkomentar, “Ya elah gitu doang, dari tadi, kek.”

Akan tetapi, komentar itu mungkin tidak akan terlontar karena dengan ketidaktahuan Dorothy tentang cara mudah yang sebenarnya bisa ia lakukan untuk pulang ke Kansas, Dorothy jadi bertemu dengan Bayung, Manusia Kaleng, dan Singa Pengecut. Perjalanan itu juga membuat mereka bertemu dan membantu para penduduk Negeri Oz dari masalah masing-masing.

Ini adalah suatu cara untuk menjelaskan bahwa setiap perjalanan yang kita alami sebenarnya mengandung hikmah di dalamnya dan jika kita tidak pernah mulai berjalan, kita tidak akan pernah tahu apa-apa.

I love this story sooo much. Hanya saja dari segi penerjemahan, masih agak kaku. Seperti benar-benar diterjemahkan per kalimat dari bahasa aslinya. Namun, masih lumayan mudah dimengerti, meskipun untuk orang yang tidak terlalu suka membaca mungkin bisa sedikit bosan. Desain sampulnya juga kurang menarik dengan gambar perempuan tua bertopi dan berjubah ala penyihir dan di belakangnya ada pohon hijau. Akan lebih menarik jika desain sampul bergambar Dorothy, Toto, dan ketiga teman mereka atau menggambarkan keindahan Negeri Oz karena di cerita ini digambarkan Negeri Oz sangat indah.

Saya menemukan buku ini di tumpukan buku obral di Gramedia Matraman tahun lalu. Awalnya, saya juga tidak terlalu tertarik dengan buku ini karena sampulnya. Hanya karena judulnya saja yang membuat saya akhirnya membawa pulang buku ini dan saya tidak menyesal dengan keputusan tersebut.

Benar-benar sebuah dongeng klasik yang akan abadi sepanjang masa.

 

 

Komentar