5 Buku Berseri yang Seharusnya Lanjut Diterbitkan

Sudah lama tidak menulis sesuatu bertema Listopia lagi. Kali ini saya mau cerita tentang buku-buku berseri yang seru tetapi underrated (dan mungkin kurang laku) sehingga seri selanjutnya tidak diterbitkan lagi oleh penerbit di Indonesia. 

Jadi, dalam perjalanan saya membaca buku (tsaaah), saya cukup sering menemukan buku terjemahan dari luar yang berseri, terus diterjemahkan oleh penerbit Indonesia seri pertama dan kedua, tetapi seri-seri selanjutnya tidak lagi. Sebagai pembaca, tentu saja hal itu bikin penasaran sekaligus sedih, dong. Apalagi kalau ceritanya seru dan benar-benar bikin penasaran dengan kelanjutannya. Bagaimana nggak makin galau, tuh?

Akan tetapi, saya juga cukup mafhum dengan pertimbangan penerbit yang tidak menerbitkan lagi seri selanjutnya. Biasanya, sih, alasannya karena buku tersebut tidak terlalu laku, tidak terlalu diminati, sehingga jangankan membeli seri selanjutnya, buku pertama dan kedua saja jarang ada yang beli. Mungkin, loh, ya, atau ada alasan-alasan lain yang menyebabkan buku tersebut tidak bisa diterbitkan di Indonesia, penerbitnya gulung tikar atau ada masalah dengan pengurusan copyright buku tersebut.

Ada beberapa buku berseri yang sudah saya dan saya merasa buku tersebut bagusss sekali. Sayang sungguh sayang, serinya tidak lengkap. Kebanyakan hanya sampai seri kedua dan tinggal satu seri lagi untuk menamatkan serial tersebut. Kan, nanggung banget, ya? Hiks!

Ini adalah lima buku berseri yang sudah saya dan saya (masih) berharap lanjutannya akan diterbitkan.

1.       Trilogy Emily of New Moon, Lucy M. Montgomery



Mungkin para pembaca lebih banyak tahu karya Lucy M. Montgomery dari Anne of Green Gables atau The Story Girl (Gadis Dongeng). Ya, seri Anne of Green Gables memang kisah klasik yang masih terus diterbitkan sampai sekarang. Namun, Montgomery juga punya satu tokoh perempuan yang ceritanya tidak kalah seru dengan Anne Shirley, yaitu Emily. Bahkan, kisah Emily ini sudah pernah diangkat ke layar televisi juga, lho.

Emily of New Moon versi Indonesia

Di Indonesia, Trilogi Emily of New Moon diterbitkan oleh Penerbit Qanita. Yang diterbitkan hanya dua seri, Emily of New Moon dan Emily Climbs. Emily’s Quest, seri terakhir dari Trilogy Emily tidak diterbitkan. Kemungkinan besar karena dua buku sebelumnya kurang laku. Waktu itu saya beli dua buku Emily saja dalam kondisi buku obral.

Emily Climbs versi Indonesia
Sangat disayangkan memang. Padahal, isi ceritanya bagus sekali. Mungkin karena gambar sampulnya kurang menarik dan kurang menonjolkan novel klasik, jadi tidak banyak pembeli yang tertarik. Saya juga awalnya kurang yakin dengan kisah Emily. Hanya karena buku murah, saya pun membelinya. Ternyata isinya jauuuh lebih baik dari sampulnya. 
The Penderwicks, Jeanne Birdsall


Saya pertama kali baca The Penderwicks tahun 2008. Pertama kali terbit di negara asalnya tahun 2005. The Penderwicks ini novel anak-anak, tentang empat Penderwicks bersaudara yang semuanya anak perempuan. Buku pertamanya bercerita tentang petualangan Rosalind, Skye, Jane, dan Batty menghabiskan libur musim panas di Arundel.

Ceritanya sangat seru dan saya tidak tahu kalau kisah The Penderwicks ada lanjutannya sampai saya tidak sengaja melihatnya di Goodreads. Memang kisah The Penderwicks tidak bersambung seperti Trilogi Emily, jadi baca satu buku saja tidak apa-apa. Namun, mengapa harus merasa cukup satu jika ada petualangan-petualangan lain yang bisa dibaca? Iya, nggak? Hehehe.






Apakah mungkin ini karena novel anak-anak kurang laku di Indonesia? Menurut pengamatan awam saya, anak-anak di sini lebih suka buku bacaan yang lebih banyak gambarnya ketimbang novel (yang lebih banyak teksnya). Mungkin GPU menerbitkan seri pertama saja karena animo pembaca yang kurang dengan novel anak-anak kali, ya? Siapa tahu.

Yang jelas, serial The Penderwicks ditutup sampai seri kelima yang baru terbit tahun 2018 lalu. Namun, kalau melihat komentar-komentar di Goodreads, untuk buku kelima malah kurang bagus. Hmmm...

  1. The Thirteen Trilogy, Michelle Harrison
Ada yang pernah baca atau setidaknya lihat buku ini?





Mungkin ini salah satu trilogy yang bagus tetapi kurang laku dan kurang terkenal. Underrated-lah pokoknya. Padahal, ceritanya seru banget.

Tentang seorang gadis bernama Tanya yang mampu melihat fairy dan acapkali diganggu kehidupannya oleh para fairy. Petualangan dan misterinya dapet banget. Benar-benar bagus. The Thirteen Trilogy terdiri dari The 13 Treasures, The 13 Curses, dan The 13 Secrets. Semuanya seru dan saling bersambung. Jadi, baca bukunya harus berurutan.

Dua seri pertama The Thirteen Trilogy diterbitkan oleh Penerbit Dastan yang dulu banyak menerbitkan buku-buku fantasi terjemahan. Sekarang Penerbit Dastan sepertinya sudah tidak ada, ya? Saya cukup sedih dengan hal itu dan lebih sedih lagi saat tahu seri ketiga dari Thirteen Trilogy belum diterjemahkan. 




Namun, kabar baiknya, saya pernah beberapa kali melihat The Thirteen Trilogy versi Bahasa Inggris ada di rak-rak khusus buku impor di toko buku. Mudah-mudahan suatu saat nanti ada penerbit yang tertarik menerbitkan kembali The Thirteen Trilogy secara lengkap dan dengan sampul yang bagus.

  1. The Books of Beginning, John Stephens 

Sama seperti dua buku sebelumnya (Trilogi Emily dan The 13 Trilogy), saya beli dua buku dari Trilogy The Books of Beginning saat obralan. Bisa dipastikan kalau trilogy ini juga kurang laku atau kurang memikat pembaca. Padahal, lagi-lagi, ceritanya tidak kalah bagus dan seru dengan kisah-kisah fantasi lainnya.

Buku pertama Books of Beginning adalah The Emerald Atlas. Bercerita tentang tiga bersaudara (Kate, Michael, dan Emma) yang ditinggalkan kedua orang tua mereka dan ternyata mereka ditakdirkan sebagai pemilik Buku-Buku Permulaan. Seperti apa, di mana, dan mengapa Buku-Buku Permulaan itu sangat penting dan diinginkan banyak pihak, mereka tidak banyak tahu.

Ide utamanya sekilas memang klise. Namun, petualangan yang dialami ketiga anak tersebut seru sekali dan penulis sangat piawai menggambarkan adegan demi adegan yang membuat saya tidak bosan dan terus membaca sampai tamat.

Sayang sekali Penerbit Gramedia Pustakan Utama hanya menerbitkan dua buku, yaitu The Emerald Atlas dan The Fire Chronicle. Buku ketiganya, The Black Reckoning, entah akan diterbitkan atau tidak. Akan tetapi, saya belum putus harapan suatu saat nanti buku ketiga itu akan diterbitkan.

  1. The Sea of Trolls, Nancy Farmer

Sama seperti The Penderwicks, saya juga tidak tahu kalau kisah Jack dan adiknya, Lucy, adalah sebuah tirlogi sampai saya melihatnya di Goodreads. 

The Sea of Trolls diterbitkan oleh Penerbit Matahati yang sudah gulung tikar juga. Sungguh sangat disayangkan mengingat penerbit tersebut banyak menerbitkan buku-buku terjemahan yang bagus dan menarik. Bahasa terjemahannya juga nyaman dibaca.

Saya beli The Sea of Trolls tanpa sengaja dan tanpa tahu apa-apa tentang buku tersebut. Sepulang kuliah, saya melewati kios-kios buku yang berjejer di sepanjang jalan pulang. Mata saya tiba-tiba menangkap buku ini dan saat saya baca sinopsisnya, saya merasa tertarik. Ternyata ceritanya memang bagus. Meskipun tebal, tetapi bikin penasaran sampai akhir cerita.

Dua seri selanjutnya adalah The Land of Silver Apples dan The Island of Blessed. Saya belum baca keduanya, tetapi melihat sinopsis mereka di Goodreads, sepertinya menarik. Mudah-mudahan, suatu saat nanti ada penerbit yang menerbitkan ketiganya di Indonesia.


Last but not least, ada satu buku berseri lagi yang ingin saya cantumkan meskipun di judul saya hanya menulis lima. Buku berseri yang satu ini mungkin tidak terlalu terkenal, tetapi menurut saya, adalah sebuah karya fantasi yang bagus dari penulis Indonesia. Dan cukup berbeda dengan lima buku berseri yang sudah saya cantumkah, yang buku terakhirnya sudah ada di luar negeri hanya belum diterjemahkan di Indonesia. Buku yang ini saya tidak tahu apakah sudah diterbitkan atau ceritanya masih ada di dalam kepala si penulis, hehehe.


Yaitu, The Death to Come dan The Grey Labyrinth karya Tyas Palar. Bercerita tentang penyihir-penyihir di masa lampau di Eropa. Saya sangat menikmati dua buku tersebut dan saya berharap buku ketiganya, The Age of Misrule (yang dicantumkan di halaman belakang buku kedua) dapat terbit. Meskipun harapan itu sepertinya sangat sulit untuk menjadi nyata mengingat saya tidak tahu apakah Penerbit Imania masih ada dan penulisnya, Tyas Palar, masih tertarik untuk menerbitkan karyanya?
Ah, semoga ada keajaiban untuk buku-buku berseri yang tak selesai ini. 

Bagaimana denganmu? 

Apakah ada buku berseri yang tak selesai (entah tidak lanjut diterbitkan oleh penerbit Indonesia atau malah penulisnya yang tidak melanjutkan) yang membuatmu penasaran dan merasa digantung?

Komentar