Resensi Buku: The Adventures of Tom Sawyer


Penulis: Mark Twain
Penerjemah: Nin Bakdi S.
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: 2011
Halaman: 351


Tom Sawyer. Anak laki-laki nakal yang tinggal bersama bibinya, Bibi Polly dan kedua sepupunya, Sid dan Mary. Setiap hari, selalu saja ada tingkah laku Tom yang membuat Bibi Polly menangis karena saking kesalnya. 

Meskipun Tom jail dan usil, dia tetap anak laki-laki yang bisa jatuh cinta pada anak perempuan sebayanya, namanya Becky Thatcher. Sayangnya, mendapatkan hati Becky tidak semudah mengelabui Bibi Polly atau teman-temannya yang lain. Tom Sawyer pun patah hati.

Karena patah hati itulah, Tom memutuskan untuk pergi dari rumah. Berkelana menjadi bajak laut. Bersama sahabatnya, Joe Harper dan Huckleberry Finn, mereka kabur dari kampung tempat tinggal mereka dan tinggal di hutan. Tetapi petualangan Tom tidak sampai di situ.

Hanya karena ingin membuktikan kalau kucing mati dapat menyembuhkan kutil, ia dan Huck Finn malah tak sengaja menyaksikan pembunuhan di makam. Begitu juga saat ia dan Huck bermain menjadi perampok di rumah hantu, ia malah mencuri dengar percakapan para perampok yang sesungguhnya!

My Review

Aku lupa kapan pertama kali membaca novel Tom Sawyer. Mungkin sekitar kelas 3 SMP atau 1 SMA. Waktu itu, aku pengen banget baca Tom Sawyer karena membaca salah satu biografi singkat penulis atau sastrawan. Aku lupa biografi siapa yang kubaca, dan kapan kubaca itu (mungkin waktu SD atau SMP), yang aku ingat cuma satu, beliau membaca kisah Tom Sawyer dan beberapa cerpen sastra Indonesia. Entah kenapa, saat itu aku berpikir, kalau mau menjadi penulis, maka harus membaca Tom Sawyer. Hahaha, sampai sekarang aku juga nggak ngerti kenapa bisa kepikiran seperti itu.

Yang jelas, aku seneng banget waktu akhirnya nemuin buku Tom Sawyer di perpus sekolah. (That’s why I always love library!) Aku inget, buku itu terbitan lama. Penerbitnya Dian Rakyat atau Balai Pustaka, aku lupa. Judulnya Tom Sawyer Anak Amerika. Sampulnya warna merah dengan gambar anak laki-laki di depannya. Meski begitu, nggak banyak yang aku ingat dari ceritanya. 

Jadi, saat aku baca lagi Petualangan Tom Sawyer versi Bentang Pustaka ini, aku merasa seperti membaca untuk yang pertama kali. Aku cuma inget kalau di petualangan Tom Sawyer ada Huckleberry Finn, yang membuat aku pengen baca cerita tentang anak itu juga.

Luckily, aku menemukan cerita Huck Finn di perpus yang sama. Sayangnya, berbahasa Inggris. Tapi kalau dibandingkan dengan jalan cerita Tom Sawyer, aku malah lebih inget ceritanya Huck Finn, hehehe…

Balik lagi ke Tom Sawyer, secara keseluruhan, aku suka cerita ini. Lebih karena, aku mendapatkan gambaran tentang kehidupan masyarakat Amerika, terutama di pedesaan, di abad 19. Bagaimana sistem sekolah, gereja, dan sosial pada masa itu.

Hanya saja, aku nggak suka pada bagian-bagian ketika Tom merokok. Memang sih, di cerita tidak dijelaskan secara pasti umur Tom Sawyer berapa, tapi kalau kukira-kira mungkin sekitar 14-16 tahunan. Dan membayangkan anak umur segitu merokok tuh menyebalkan sekali. Well, tapi mungkin itulah yang terjadi…

[Review ini diikutsertakan pada Lucky No.14 Reading Challenge kategori Walking Down the Memory Lane]


Komentar

  1. Lagi-lagi anak yg (dianggap) nakal jadi tokoh utama, ya. Kadangkala anak baik-baik emang minim cerita hidupnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin anak baik-baik kurang seru kalau dibuat cerita, hidupnya lurus-lurus saja :D

      Hapus

Posting Komentar