Resensi Buku: Buku Ini Tidak Baik Buatmu



Penulis             : Pseudonymous Bosch
Penerjemah      : Andi Kurniawan
Penerbit           : Elex Media Komputindo
Tahun Terbit    : 2012
Halaman          : 385


Di liburan musim panas, Cass dan Max Ernest, menemukan majalah We yang berisi gossip tentang kunjungan Skelton Bersaudari ke sebuah panti asuhan sekaligus perkebunan cokelat di Afrika. Tapi yang menarik bagi kedua anak itu bukanlah kunjungan atau panti asuhannya, melainkan adanya Nona Mauvais, salah satu anggota Matahari Tengah Malam, di foto itu sebagai seorang biarawati.

Sebagai anggota Perkumpulan Terces, sangat penting mengetahui keberadaan para anggota Matahari Tengah Malam yang biasanya memiliki rencana jahat. Kali ini Matahari Tengah Malam menginginkan sebuah Garpu Tala warisan Suku Aztec yang konon katanya dapat melezatkan makanan apapun yang diaduk dengan benda tersebut. Untuk mendapatkan Garpu Tala itu, Matahari Tengah Malam tidak segan-segan menculik ibu Cass agar Cass dan Perkumpulan Terces-nya menemukan garpu itu dan memberikannya pada mereka.

Di Perkumpulan Terces sendiri, Cass, Max Ernest, dan Yo Yoji-lah yang ditugaskan untuk mencari Garpu Tala tersebut. Mereka harus menemukannya dalam dua hari jika mau ibu Cass tetap selamat. Maka, dimulailah petualangan ketiga sekawan tersebut mencari Garpu Tala dan memecahkan misteri di mana sebenarnya ibu Cass disembunyikan.


Ternyata agak susah ya, mereview buku serial, sedangkan aku tidak membacanya dari awal. Ya, Buku Ini Tidak Baik Buatmu adalah buku ketiga dari Serial Rahasia dari penulis yang namannya Rahasia juga, hehehe…

Karena tidak membaca dari awal, aku pun tidak bisa menjelaskan secara pasti, apa sebenarnya Perkumpulan Terces dan Matahari Tengah Malam serta apa yang mereka inginkan. Tapi kalau inti cerita dari buku ketiga ini adalah tentang petualangan Cass dan dua sahabatnya mencari Garpu Tala dan menyelamatkan ibunya dari tiga anggota Matahari Tengah Malam yang menculiknya.

Seunik judulnya, maka di dalamnya banyak hal-hal unik dan menarik. Seperti catatan kaki dari penulis yang lucu, informatif, tapi kadang menyebalkan. Atau bab dengan tulisan sepotong-sepotong, dan di akhir ada kamus 100 kata ‘Halo’ dari berbagai bahasa milik Max Ernest, dan Cokelarium, yang isinya resep-resep menikmati cokelat dengan berbagai cara.

Kalau ditanya, apakah buku ini lucu, maka jawabannya, ya. Salah satu alasannya karena penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu, di mana si penulis-lah yang menceritakan kisah itu, dan seringkali memasukkan opini-opininya terhadap apa saja yang terjadi dalam cerita. Tapi barangkali, bagian yang paling menarik dan lucu bagiku adalah catatan kakinya. Selain itu, aku juga suka dengan desain sampulnya yang bernuansa gemerlapan. Setiap bab juga ada ilustrasinya yang menggambarkan apa yang terjadi pada bab tersebut.

Satu-satunya yang aku sesalkan dari buku ini adalah aku tidak membacanya dari buku pertama. Jadi, di awal agak malas-malasan membacanya karena belum ‘kenal’ dengan masalah dan tokoh-tokohnya. Nah, saranku bacalah Serial Rahasia ini dari buku pertama yaa…

[Review ini diikutsertakan dalam Lucky No.15 Reading Challenge kategori It’s Been There Forever]

Komentar