Penulis : Jean Webster
Penerjemah : Ferry Halim
Penerbit : Atria
Tahun
Terbit : Februari 2010
Jerusha
Abbot, atau lebih suka dipanggil Judy, tidak pernah mengira akan meninggalkan
Panti Asuhan John Grier dan berkuliah di kampus. Di usianya yang sudah
menginjak 17 tahun, ia sudah terlalu tua untuk terus tinggal di panti asuhan. Dan
tanpa disangka-sangka, salah satu Dewan Pengawas panti asuhan memberikan
beasiswa kepada Judy agar ia bisa bersekolah.
Judy
tidak boleh tahu siapa laki-laki baik hati itu. Mrs. Lippet, pengurus panti
asuhan tidak mengizinkan Judy bertanya siapa nama aslinya, dia hanya memberi
tahu kalau laki-laki itu bisa dipanggil Mr. Smith.
Karena
telah diberi beasiswa oleh Mr. Smith, Judy mendapat sebuah tugas sebagai
bayaran dari bantuan yang ia terima. Judy harus mengirim surat kepada Mr. Smith
mengenai kegiatannya di kampus. Demi menjaga kerahasiaan jati dirinya,
surat-surat harus dialamatkan kepada sekretaris Mr. Smith dan jangan harap pria
itu akan membalasnya.
Meskipun
merasa sangat senang, Judy juga penasaran dengan pria baik hati yang
menolongnya. Apalagi ia hanya sempat melihat sekilas punggung Mr. Smith dari
ruangan Mrs. Lippet. Karena dalam penglihatannya Mr. Smith terlihat memiliki
tungkai kaki yang sangat panjang, akhirnya Judy memutuskan untuk menjuluki pria
itu Daddy-Long-Legs, seperti nama laba-laba berkaki panjang. Dan akhirnya, Judy
lebih suka memanggil dengan sebutan Daddy-Long-Legs dalam surat-suratnya.
Menurutku,
cerita Daddy Long Legs ini seru, walaupun sedikit di luar ekspektasi. Tanpa
membaca blurb di sampul belakang
buku, aku berpikir kalau cerita ini tentang anak-anak. Ternyata bukan, meskipun
cerita ini tetap cocok dibaca untuk anak. Dan dari cerita inilah aku paham bedanya
‘buku anak-anak’ dan ‘buku untuk anak-anak’.
Buku
ini bisa dibilang curhatannya Judy mengenai kehidupannya sebagai mahasiswa di
kampus. Bikin aku kangen sama serunya masa-masa kuliah, hehehe. Judy sendiri
memiliki karakter yang apa yah, aku bilangnya sih seru. Dia anaknya berani
berbeda pendapat, berani menentang, apa adanya, suka mencoba hal baru, mudah
panas juga, tapi berani mengakui kesalahan. Sifat-sifat itulah yang bikin buku
ini jadi seru dan menarik.
Sedangkan
untuk kemisteriusan si Daddy Long Legs ini, sebenernya udah bisa ketebak siapa
orangnya, di pertengahan cerita. Dan makin meyakinkan aja seiring dengan
berjalannya cerita. Dan di akhir, tebakan aku bener. Jadi, nggak ada kejutan
ataupun twist yang bikin shock.
Baca
buku ini bikin aku ngebayangin kayak apa ya serunya menulis surat untuk
seseorang yang isinya menceritakan kehidupan kita. Pasti seru banget! Seperti
kata Judy, walaupun dia hidup sebatang kara, tapi dia merasa memiliki seseorang
karena surat-surat yang ia tulis.
[Review ini diikutsertakan dalam Lucky No.14 Reading Challenge kategori Once Upon a Time]
emang akhirnya gimana
BalasHapus