Penulis :
Rainbow Rowell
Penerjemah :
Airien Kusumawardhani
Penyunting :
M. R. Prajna Pramudita
Penerbit :
Spring
Tahun Terbit :
Cetakan Pertama, April 2016
Halaman :
372
ISBN :
978-602-74322-1-5
Pada
liburan Natal 2013, Georgie dan Neal telah merencanakan pulang ke rumah orang
tua Neal di Omaha bersama kedua putri mereka, Alice dan Noomi. Namun rencana
itu mendadak berantakan ketika Georgie mendapat kabar bahwa acara TV yang
ditulisnya bersama Seth dianggap menarik dan mereka diminta untuk membuat pilot
project acara tersebut. Pilot project acara tersebut akan
ditunjukkan pada tanggal 27 Desember. Itu artinya Georgie harus menghabiskan
liburan Natal dengan menulis naskah.
Georgie
sama sekali tidak ingin merusak rencana libur Natal keluarganya. Apalagi
putri-putrinya terlihat sangat antusias merayakan Natal di Omaha. Begitu juga
dengan Neal. Namun acara TV itu telah lama menjadi mimpi Georgie dan Seth, dan
kini mimpi mereka telah ada di depan mata. Georgie tidak ingin mengecewakan
Neal dan anak-anak. Tetapi ia juga tidak bisa meninggalkan acara TV impiannya
begitu saja.
Akhirnya, Georgie memilih untuk tetap tinggal di LA sementara suami dan anak-anaknya pergi ke Omaha. Georgie tahu sikap Neal berbeda kepadanya setelah ia membuat keputusan itu. Neal berusaha bersikap baik-baik saja, tapi Georgie tahu ia tidak baik-baik saja.
Ketika
keluarga kecilnya telah terbang ke Omaha, Georgie merasa begitu hampa. Ditambah
lagi Neal tidak pernah mengangkat teleponnya. Satu-satunya saat Neal menerima
telepon dari Georgie adalah ketika Georgie menelepon Neal melalui telepon rumah
di kamarnya. Ya, kamar lama Georgie di rumah ibunya.
Hanya
saja ada sesuatu yang aneh. Suara Neal di sana terdengar jauh lebih muda.
Seperti suara Neal-nya saat masih berusia 20an. Seperti suara Neal-nya di tahun
1998. Suara Neal saat ia bahkan belum menjadi suami Georgie. Georgie tidak tahu
apa yang sebenarnya terjadi. Yang ia tahu, telepon rumah berwarna kuning yang
tersimpan di kamarnya benar-benar aneh dan membuatnya nyaris gila.
Ini
pertama kalinya saya membaca karya Rainbow Rowell, dan ternyata saya cukup
menyukai gaya tulisannya.
Landline
adalah novel keluarga, atau mungkin lebih tepatnya, novel rumah tangga.
Landline menceritakan tentang perjuangan Georgie menyelamatkan hubungannya
dengan Neal melalui telepon kuning ajaib. Ya, karena telepon itu
menyambungkannya dengan Neal-nya di masa lalu. Saat mereka belum memutuskan
untuk menikah dan menjalani hidup bersama.
Saya
suka dengan ide ceritanya, yaitu istri yang bekerja dan suami yang mengurus rumah
dan anak-anak. Tentu saja pilihan seperti itu menuai konsekuensi yang tidak
ringan. Apalagi ditambah dengan partner kerja sang istri adalah teman dekatnya
sejak kuliah. Yang bahkan sudah sangat akrab sebelum ia mengenal suaminya.
Banyak
pelajaran berharga yang bisa diambil dari Landline. Khususnya tentang
kelapangan hati. Ya, ketika seseorang telah memutuskan untuk menikah, itu
tandanya ia telah menyiapkan diri untuk berlapang dada menghadapi segala
sesuatu yang terjadi dalam kehidupan rumah tangganya dan juga siap untuk terus
memperbaiki diri.
Saya
paling suka dengan cara Rowell menggambarkan tokoh-tokohnya, terutama Neal.
“Neal
mengangkat sebelah alisnya, dan sisi bibirnya melengkung ke atas membentuk
senyuman dengan mulut tertutup.
Neal
punya bibir yang indah.
Mungkin
semua orang punya bibir yang indah, dan kau baru benar-benar menyadarinya kalau
kau memandangi mulut mereka sepanjang waktu.
Georgie
memandangi mulut Neal sepanjang waktu.”
Atau
yang ini,
“Georgie membutuhkan Neal.
Neal
adalah rumahnya. Neal adalah fondasinya.
Neal
adalah tempat Georgie berlabuh, menyelaraskan diri, dan memulai setiap hari
dengan semangat baru. Neal adalah satu-satunya yang sangat mengenal siapa
Georgie sebenarnya.”
Banyak
kutipan-kutipan bagus bertebaran di buku ini, salah satu yang saya suka adalah
kutipan ini,
“Itulah
cinta, Georgie. Perlindungan dari kerusakan yang tidak disengaja.”
Bahasa
terjemahannya sangat nyaman untuk dibaca, ditambah dengan catatan kaki yang
benar-benar sangat membantu memahami istilah-istilah khas negara sana yang
belum tentu kita ketahui. Jujur saja, masih sangat jarang ada novel terjemahan
yang mencantumkan catatan kaki seperti ini.
Gara-gara
baca Landline, saya jadi makin penasaran dengan karya-karya Rainbow Rowell lainnya
yang juga sudah diterbitkan Penerbit Spring, khususnya novel Fangirl. :)
Nah,
sekarang waktunya giveaway!
Ada
satu novel Landline dari Penerbit Spring untuk kamu yang beruntung. Syaratnya
mudah kok!
- Peserta memiliki alamat di Indonesia
- Follow Twitter, Instagram, dan like Facebook Penerbit Spring
- Follow blog ratihcahaya.blogspot.com dengan Google Friend Connect.
- Share giveaway ini di Twitter dengan tagar #GiveawayLandline dan mention @ratiihcahaya dan @penerbitspring
- Tuliskan nama, alamat email, akun twitter, dan jawaban pertanyaan berikut ini kolom komentar.
“Jika
kamu berada di posisi Georgie, apa yang akan kamu pilih? Berlibur bersama
keluarga atau mengerjakan pekerjaan yang telah lama kamu impikan? Apa alasanmu?”
Giveaway ini berlangsung dari tanggal 4-11 Juni 2016. Selamat
menjawab! Semoga beruntung!
Tos! ( ˆ▽ˆ)/\(ˆ▽ˆ ) hana juga suka gaya nulis Rainbow Rowell :D wajib baca karyanya yang lain juga :D
BalasHapusGood luck Ratih GAnya! Semoga sukses :)
Nama : Humaira
BalasHapusEmail : humairabalfas5@gmail.com
Akun Twitter : @RaaChoco
“Jika kamu berada di posisi Georgie, apa yang akan kamu pilih? Berlibur bersama keluarga atau mengerjakan pekerjaan yang telah lama kamu impikan? Apa alasanmu?”
Berlibur bersama keluarga.
Dapat pekerjaan yang telah diimpikan adalah salah satu hal yang aku cintai, tapi cinta yang aku miliki untuk keluarga jauh lebih besar dan sangat berharga. Kesempatan memang tak datang dua kali, tapi waktu untuk bersama-sama dengan orang yang kita cintai itu juga terbatas dan tak tahu sampai kapan bisa bersama mereka. Pekerjaan tanpa kita masih bisa berjalan sebagaimana mestinya, kita tanpa keluarga? Rasanya seperti berjalan dengan 1 kaki, kehilangan motivasi hidup dan hampa.
Tidak dapat dan hilangnya pekerjaan yang diimpikan itu akan membuatku kecewa tapi kehilangan keluarga itu mimpi buruk dan sebuah kesedihan jangka panjang. Tentunya kita juga tidak ingin dijadikan nomor 2 oleh orang yang kita sayang, terlebih jika disandingkan dengan pekerjaan.
Jangan sia-siakan waktu yang berharga untuk berkumpul dengan keluarga. Pekerjaan bisa dicari ko meski susah dijaman seperti ini. Tapi bisa cari dimana keluarga yang kita miliki, yang bisa menerima kita apa adanya dengan atau tanpa pekerjaan sekalipun.
Bismillah, semoga kali ini dapat :)
Retno maulidiyah
BalasHapusEmail: retnomauli1@gmail.com
Twitter: @retnomauli08
Jika saya diposisi Georgie, saya akan memilih mengerjakan pekerjaan yang sudah lama saya impakan, karena kesempatan itu tidak akan datang kedua kali nya.. Meskipun keluarga yang harus diutamakan tapi sebuah impian juga sama pentingnya, apalagi sudah didepan mata dan hidup hanya sekali. Kerja keras Georgie juga bukan hanya untuk dirinya saja tapi juga untuk seluruh keluarganya, apalagi Georgie tulang punggung dikeluargany. Dan kalo untuk berlibur dengan keluarga masih bisa diatur lain waktu, semua hari serasa liburan jika sudah berkumpul bersama keluarga. Dan Georgie harus dapat meyakinkan keluarganya supaya mereka setuju dengan keputusan Georgie. Sehingga Georgie akan tenang dalam mengerjakan tugasnya nanti. ☺☺
Semoga kali ini saya dapat membaca kisah Georgie . Terima kasih
Nama : Shelly Ferawati
BalasHapusEmail : lovatangerine@gmail.com
Twitter : @hazelnut_shell
Jawaban : Jika saya berada di posisi Georgie, saya akan memilih untuk berlibur bersama keluarga saja. Kenapa? Karena prioritas bagi orang yang telah menikah adalah keluarga. Momen bersama keluarga amatlah penting, terutama liburan natal yang notabene setahun sekali. Lagipula masih ada Seth yang akan mengerjakan proyek acara TV itu, jadi Georgie dapat bekerja sama dengan Seth melalui jarak jauh (lewat email/telepon). Bagi saya itu jalan tengah yang terbaik karena kalau saya di posisi Georgi, saya tidak bisa memfokuskan pada satu pilihan, tetapi akan mengambil jalan tengah dengan tetap memprioritaskan keluarga.
Semoga saya beruntung. Aamiin.
Ananda Nur Fitriani | anandanftrn[at]gmail[dot]com | @anandanf07
BalasHapusAku akan memilih untuk mengerjakan pekerjaan yang telah lama aku impikan. Bukan karena obsesi atas pekerjaannya, tapi karena aku suka bereksperimen memulai dan menjalani hal baru. Lagi pula, kayanya seru bekerja saat waktu libur dan ditinggal suami serta anak-anak :D aneh ya, tapi kalau ternyata hal itu membuat pengalaman baru yang berkesan, membuatku lebih menyadari arti kehidupan, perjuangan, dan keberhasilan, kenapa engga? Masalah jalan-jalan sama keluarga atau suami yang ngambek, bisa diselesaikan sesudah pekerjaan berjalan lancar dengan cara sendiri (karena aku gak yakin ada telepon ke masa lalu yang nyata di dunia ini) :p
Nama : Erixa Edyas Putri
BalasHapusEmail : erixa.swift@gmail.com
Twitter : @erixa_putri
Jawaban saya adalah :
Saya akan membagi waktu saya antara keluarga dan pekerjaan impian saya. Saya akan ikut berlibur bersama keluarga saya namun disisi lain bila saya memiliki waktu luang, saya akan menggunakannya dengan mengerjakan pekerjaan saya. Dengan begitu tidak ada waktu yang terbuang sia-sia karena semuanya telah terpenuhi.
Lagipula, jika saya memilih untuk mementingkan impian saya-sebagai Georgie disini-rasanya terkesan egois. Meskipun pekerjaan ini adalah impian saya dan hal itu sangat penting, alangkah baiknya jika saya bertanya pada anggota keluarga yang lain (Suami dan anak2) bagaimana keputusan yang harus saya ambil? Bukankah itu yang dinamakan keluarga? Adanya kebersamaan dan saling menolong untuk setiap kesulitan yang dihadapi? Dengan menanyakan pendapat kepada keluarga, nantinya saya akan tahu pilihan mana yang harus saya ambil, liburan bersama dengan keluarga yang telah direncanakan berhari-hari sebelumnya atau mengerjakan pekerjaan yang telah saya impikan?
Rini Cipta Rahau
BalasHapusrinspiration95@gmail.com
@rinicipta
Benar-benar dilema ibu rumah tangga sekaligus wanita karier! Kalau aku ada di posisi Georgie, mungkin aku akan mengambil keputusan yang sama. Bukannya aku menomorduakan keluarga, apalagi mengabaikan mereka untuk bekerja. Tapi disini aku berusaha bersikap profesional, ketika aku memutuskan untuk melakukan sesuatu aku harus bertanggung jawab dengan keputusan itu serta berusaha untuk melakukan yang paling maksimal. Kalau aku tidak yakin bisa menyelesaikannya, lebih baik aku tidak mengambil kesempatan itu sama sekali. Meskipun telah berkeluarga, aku juga tetap ingin berkarya dan menunjukkan kualitas terbaikku. Jika memang memungkinkan, aku ingin minta ijin untuk melakukannya saat liburan, agak mengganggu sih tapi bukankah wanita adalah makhluk yang jago dalam hal multitasking? Aku yakin Neal dan anak-anak Georgie pasti akan kecewa, tapi menurutku keluarga akan selalu memahami dan memaafkan. Aku bisa mengganti quality time itu di liburan lainnya. Yang terpenting, aku harus menyelesaikan pekerjaan ini sebaik dan secepat mungkin.
Nama: Insan Gumelar Ciptaning Gusti
BalasHapusAkun: @san_fairydevil
Email: alamadt_saya@yahoo.com
Kalau aku menjadi Georgie seorang istri sekaligus seorang wanita yang memiliki sebuah impian sejak dulu... seandainya bisa aku ingin melakukan keduanya. Membawa pekerjaan di tempat liburan. Atau liburan di tempat kerja. Tapi aku harus memilih satu dan karena itu adalah hal yang sangat-amat-sangat aku inginkan sejak dulu maka itu yang pasti akan aku lakukan. Itu pemikiran secara logikaku.
Sayangnya seorang wanita tidak seratus persen berpikir secara logika, selalu ada campur tangan perasaan di dalamnya. Dan yang aku rasakan, aku akan mengecewakan mereka, keluargaku, karena aku sudah membuat janji lebih dulu dengan mereka. Lalu sekarang bagaimana?
Karena aku harus bertanya pada diriku sendiri, apa yang aku inginkan? atau apa yang aku butuhkan? Aku memilih impian. Sebab, setiap orang setidaknya pasti punya satu impian yang bagaimanapun juga ingin sekali diraihnya. Dan ketika kesempatan besar itu dating selalu terlintas dalam benaknya 'SEKARANG ATAU TIDAK SAMA SEKALI'. Sedangkan kalau berlibur, setelah pekerjaan ini selesai, aku akan menggantinya. Sebelum itu aku pasti akan minta maaf dan mencoba membuatnya memahami keputusanku..
Yang harus aku lakukan sekarang adalah focus pada pekerjaanku itu agar bisa menyelesaikannya secepat mungkin dan kalau bisa menyusul mereka ke tempat liburan untuk merayakan Natal bersama. :)
Nama : Alfiani Z Fitri
BalasHapusTwt : @falfanyfitri
Email : alfiani.fitri901@gmail.com
Harus memilih salah satu ya? Hm, pilihan yang sulit.
Kalau saya di posisi Georgie, berarti saya adalah seorang wanita karir.
Saya memilih menghabiskan waktu liburan dengan keluarga. Kenapa? Menurut saya, hadiah terindah dan istimewa itu adalah waktu. Kado yang cocok banget buat natal. Karena waktu yang datang sekali, dan tidak bisa diulang. Sekalipun diulang, tidak akan pernah sama. Toh, di satu sisi saya adalah wanita karir yang notabene jarang menghabiskan waktu bersama keluarga.
Alasan saya yang lain, karena saya percaya kalau pekerjaan impian itu sudah berjodoh dengan saya, saya akan ditakdirkan ketemu lagi di kesempatan lain. Saya percaya itu. Tapi kalo masalah merayakan natal yang setahun sekali, saya belum yakin kalau tahun depan bisa berkesempatan merayakannya lengkap dg keluarga seperti tahun ini.
Terimakasih! Semoga beruntung :)
Nama : Yohana
BalasHapusEmail : yohanasiallagan23@gmail.com
Akun Twitter :@MrsSiallagan
Jika saya menjagi george, maka saya tetap akan memilih pekerjaan tersebut, kenapa? karna kesempatan tidak datang dua kali, saya akan tetap mengambil pekerjaan tersebut dan berdiskusi pada nael, sang istri bahwa itu adalah pekerjaan impian saya, saya pikir kalau ada komunikasi yang baik antara keduanya pasti nael akan mengizinkan Tetapi, saya tidak akan lupa dengan Natal, natal bisa dirayakan dengan sederhana di LA, memang kesannya sudah berbeda, tapi dilain kesempatan keluarga george bisa berlibur dengan keluarga di lain kesempatan, karna harus bekerja di hari natal. Menurut saya, pekerjaan di hari natal itu sungguh menyenangkan apalagi, itu adalah pekerjaan impian kita sendiri.
Julia dwi kartikasari
BalasHapusJuliakartika18@yahoo.com
@Juliakartika326
Kalau aku jadi georgie, aku akan memilih liburan. Kenapa? Karena disini aku adalah orang yang mencari uang untuk keluargaku. Untuk apa susah-susah cari uang kalau toh pada akhirnya harus mengorbankan orang yang memotivasi diriku buat cari uang? Dari pada harus seperti itu. Aku akan lebih memilih liburan dengan keluarga dengan uang secukupnya asalkan bahagia. Masalah impian yang aku dambakan bertahun-tahun? Itu tidak menjadi masalah lagi karena uang atau jabatan tidak dapat mengukur sebuah kebahagiaan. Aku anggap saja kesempatan meraih mimpi saat itu, bukanlah jodohku. Mungkin nanti, masih ada kesempatan lain untuk meraih mimpiku dengan cara yang lebih indah, karena aku tahu rencana tuhan adalah yang paling sempurna.
nama: Aulia
BalasHapusemail: auliyati.online@gmail.com
twitter: @nunaalia
“Jika kamu berada di posisi Georgie, apa yang akan kamu pilih? Berlibur bersama keluarga atau mengerjakan pekerjaan yang telah lama kamu impikan? Apa alasanmu?”
Berlibur bersama keluarga.
Ketika sudah menikah, prioritas seorang perempuan adalah keluarganya. Pekerjaan yg menjadi impian memang sangat menarik, tapi jika harus mengecewakan orang-orang tersayang terutama suami dan anak-anak, pasti tidak menyenangkan. Akan timbul rasa bersalah dan membuat tidak nyaman, hingga akhirnya rasa tenang hilang dan menjadi tidak fokus, hasilnya pekerjaan pun akan berantakan. Sebagai seorang perempuan, terutama istri dan ibu kebahagiaan keluarganya lebih penting dari apapun. Bahkan terkadang perempuan mengesampingkan kesenangannya sendiri hanya untuk keluarganya.
Nama: Rinita
BalasHapusAlamat email: rinivir90@gmail.com
Akun Twitter: @Rinitavyy
“Jika kamu berada di posisi Georgie, apa yang akan kamu pilih? Berlibur bersama keluarga atau mengerjakan pekerjaan yang telah lama kamu impikan? Apa alasanmu?”
Aku yakin, untuk memilih mengerjakan pekerjaan yang telah lama aku impikan tidak ada salahnya. Sangat Yakin. Bukan bermaksud menomerduakan momen liburan bersama keluarga, tapi kalau di pikir ulang liburan bersama keluarga kan bisa dilakukan kapan pun kalau ada waktu luang, dan peluang buat liburan itu sepertinya masih ada banyak kesempatan kedua, ketiga, dan seterusnya...
Lha Sedangkan, kesempatan emas mengerjakan suatu hal demi menggapai keinginan yang udah lama dinantikan, yang udah dari dulu aku cita-citakan, yang udah dari dulu aku usahakan supaya tercapai namun belum ada hasil ujungnya. Terus tiba-tiba kesempatan itu datang mendadak ada di depan mata. Dengan keyakinan penuh, Aku akan ambil kesempatan itu! Lagipula Kesempatan tidak datang dua kali, jadi jangan menyia-nyiakan peluang emasnya. Namun sebelum mengerjakan keinginan itu, aku akan meminta izin pada keluargaku, supaya mereka mengizinkannya dan mengatur ulang waktu liburannya dilain hari. Terutama aku harus minta izin sama Bapak dan Ibuku. Aku tambah yakin jikalau sudah mendapatkan restu dan doa dari kedua orangtuaku. Karena doa dari orangtua itu 'mujarab dan ampuh terkabul' kalo kata orang jawa. Tujuan doanya: Supaya mereka mendoakku diberikan kemudahan, kelancaran, dan kebarokahan dalam menggapai keinginan itu sampai mencapai kata sukses!
Nama: Tia Liszawati
BalasHapusAlamat email: tialiszawati@gmail.com
Akun twitter: @tialisz
"Jika kamu berada di posisi Georgie, apa yang akan kamu pilih? Berlibur bersama keluarga atau mengerjakan pekerjaan yang telah lama kamu impikan? Apa alasanmu?"
Jawabanku adalah berlibur besama keluarga. Karena aku tidak mau mengecewakan orang-orang yang sudah sangat menantikan liburan bersama jika tiba2 aku memilih untuk bekerja. Apalagi kalau aku udah punya anak gitu, mereka pasti kecewa banget karena Ibunya nggak bisa ikut liburan keluarga. Dan lagi, ketika waktunya memang berlibur, aku akan memanfaatkan waktu liburanku dengan sebaik-baiknya. Kalau waktu nya bekerja, aku akan berkeja dengan sungguh-sungguh. Tidak ada waktu dimana seharusnya kita berlibur, menghabiskan waktu bersama keluarga apalagi yang sudah di rencanakan sebelumnya terus harus batal karena memilih pekerjaan. Aku juga nggak akan tenang kerjanya meskipun itu adalah impian aku kalau misalnya ada orang-orang yang aku kecewakan (misal: anak, suami, orang tua atau sanak saudara) karena keegoisan ku memilih pekerjaan yang merupakan impianku. Aku enggak takut kehilangan pekerjaan impianku karena memilih berlibur bersama keluarga apalagi waktunya memang diperuntukan buat berlibur seperti libur natal yang dialami Goeorgie, Tuhan pasti punya rencana berupa pekerjaan yang jauh lebih baik lagi :) Aku justru takut mengecewakan dan bikin orang-orang yang aku sayang yang sudah menantikan liburan itu sedih.
Wanita maupun pria yang sudah memutuskan untuk hidup berkeluarga prioritas utama mereka sekarang afalah keluarga. Sang pria yang menjadi suami berperan untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Sedangkan wanita yang menjadi istri berperan untuk mengurus rumah tangga dan menjadi ibu bagi anak-anaknya. Jika aku adalah Georgie aku akan memilih untuk berlibur bersama keluargaku daripada mengerjakan pekerjaan yang sangat aku impikan itu. Karena bagiku keluarga adalah segala2nya. Jika kita melepas pekerjaan impian itu aku yakin masih akan ada pekerjaan itu akan datang lagi kepada kita. Mungkin tidak akan sebesar yang sekarang, tapi setiap pekerjaan bukankah harus dilakukan dengan sebaik2nya? Jika itu memang mimpi kita bisa berusaha kembali untuk mendapatkannya lagi. Sedangkan untuk keluarga, yang aku yakini dan aku inginkan dalam hidup adalah memiliki satu suami dan berkeluarga hanya dengannya sampai akhir. Jadi jika kita menolak liburan ini ada kemungkinan akan memperburuk keadaan di dalam keluarga, seperti yang terjadi dengan Georgie. Dan keretakan kecil itu bisa menjadi besar kalau dilakukan terus-menerus hanya karena pekerjaan. Jadi aku memilih untuk menjaga keluargaku dan merelakan pekerjaan besar itu. Keluargaku hanya ada satu, tapi pekerjaan bisa datang kapan saja dan ada berbagai jenis yang dapat dilakukan.ama: Fetreiscia Frida
BalasHapusEmail: fetreisciafrida@gmail.com
Twitter: @fetreisciafrida
Nama: Fitriscia Jacilia
BalasHapusEmail: fitrisciajacilia@gmail.com
Twitter: @jacilpo
Memang sebuah keputusan yang sulit, antara memilih untuk mengambil pekerjaan yang merupakan mimpi kita sejak lama, atau menepati janji untuk pergi berlibur dengan keluarga. Namun jika aku berada diposisi Georgie, aku akan memilih untuk berlibur bersama keluarga.
Kenapa? Aku memang melepas kesempatan untuk mengambil pekerjaan yang sejak lama diimpikan itu. Ada orang bilang kesempatan tidak datang dua kali. Aku memang melepas kesempatan ini, tapi aku percaya, yang membuat kesempatan tersebut datang ke kita adalah bagaimana usaha kita dalam membuat kesempatan itu. Dan aku percaya, jika aku kembali berjuang sungguh2, maka kesempatan untuk meraih pekerjaan itu akan terbuka lagi.
Tapi jika kita melepas kesempatan untuk pergi berlibur bersama keluarga, itu merupakan pilihan yang tidak tepat menurutku. Memang kesempatan untuk berlibur akan datang lagi, karena seperti halnya liburan natal ini, setiap tahun ada bukan? Tapi, momen kebersamaan keluarganya yang mungkin tidak bisa terulang. Momen merayakan natal saat anak2 masih kecil, dengan momen merayakan natal saat anak2 sudah besar, akan terasa beda. Dan lagi, kita tidak bisa menjamin pada liburan selanjutnya, seluruh keluarga akan bisa berlibur bersama. Maka itu, aku akan lebih memilih berlibur dan menghabiskan waktu dengan keluargaku. Orang bilang, dengan berlibur bisa menambah dan mempererat hubungan, karena kita tidak tau momen apa yang mungkin terjadi selama liburan. Biasanya, dengan liburan bakal banyak hal yang tidak terduga.
Atifah Esti Pratiwi
BalasHapusatifahestip@gmail.com
@Atifaque
“Jika kamu berada di posisi Georgie, apa yang akan kamu pilih? Berlibur bersama keluarga atau mengerjakan pekerjaan yang telah lama kamu impikan? Apa alasanmu?”
Mengerjakan pekerjaan yang telah lama aku impikan karena sebagai keluarga, mereka pasti tahu apa saja yang telah aku korban kan untuk sesuatu yang aku impikan. Dan aku yakin mereka paham kalau kesempatan yang belum tentu akan kita dapatkan lagi tidak sepatutnya disia-siakan. Jika ada salah satu anggota keluarga yang kecewa dan menolak keputusan saya, tentu saya akan meminta maaf kepadanya dan meluangkan waktu saya di kemudian hari untuk mengganti hari dimana saya tidak dapat hadir dengannya.
Nama : M. Sulhan Habibi (Hab2)
BalasHapusEmail : soulhahnmail [at] gmail.com
twitter : @SulhanHabibi
“Jika kamu berada di posisi Georgie, apa yang akan kamu pilih? Berlibur bersama keluarga atau mengerjakan pekerjaan yang telah lama kamu impikan? Apa alasanmu?”
aku pilih BERLIBUR BERSAMA KELUARGA
Percaya atau tidak, keluarga adalah segalanya dan yang paling utama.
Waktu dan kebahagiaan bersama keluarga adalah hal yang sangat berharga dan gak akan tergantikan oleh apapun.
Ketika kau memiliki kesempatan berkumpul dan bersenang-senang bersama keluargamu, maka ambillah kesempatan itu.
Masalah impian dan karir, jika hal itu membuat hubunganmu bersama keluargamu berubah, maka lebih baik tinggalkanlah. Sungguh, walaupun sehebat apapun karir dan impian yang ingin kau capai, ketika keluargamu malah merasa diabaikan atau tidak diprioritaskan, maka pekerjaan dan karirmu tidak akan ada gunanya lagi.
Kalau perasaan keluarga berubah, suasana tidak menyenangkan, pikiran terbagi karena masalah keluarga, maka pekerjaan itu akan sia-sia karena tidak akan ada yang bisa kamu lakukan maksimal.
Jika kau berani berkorban karirmu untuk keluargamu, dimana hal tersebut membuatmu hidupmu merasa lebih bahagia dan tenang, percayalah, ikhlaskanlah, dan yakinlah bahwa Tuhan pasti akan menggantinya dengan yang lebih baik, entah dalam bentuk apapun dan mungkin dalam waktu yang tidak pernah kita duga.
Ridha keluarga adalah yang terbaik.
Selain itu, aku ingat pepatah seperti ini:
"Gajimu tidak akan pernah bisa membeli nikmatnya dekat dengan keluarga.
Sibuklah dengan pekerjaan, tapi jangan berlebihan sampai melupakan keluarga di rumah. Ingatlah mereka tempatmu kembali setelah lelahnya menjalani hari-hari."
ada pula yang satu ini...
"“Jika suatu hari kau sakit atau tiba-tiba meninggal dunia karena kelelahan bekerja, perusahaanmu akan mencari seseorang untu menggantikan posisimu, kemudian semua akan berjalan seperti biasa, kau tidak sepenting yang kau bayangkan. Sedangkan, keluargamu dan sahabat yang mencintaimu akan bersedih dan menderita. Sisakan waktu untuk menemani keluarga, dan jangan lupa menyayangi diri sendiri mulai sekarang!!!”
So, udah pasti aku akan memilih liburan bersama keluarga, lagipula hari libur juga. nikmati hidup kek. hehehe...
btw, terima kasih atas kesempatan GA-nya :)
Kejora Anaphalisia
BalasHapusPhalisia19@gmail.com
@phalisia
Bagi saya, kesempatan akan selalu datang jika kita berusaha mengejar mimpi-mimpi kita, selagi kita berusaha mengejar, suatu saat mimpi itu akan teraih. Namun, jika dihadapkan dengan pilihan memilih pekerjaan yang diimpikan dengan risiko mengesampingkan keluarga, saya lebih baik memilih keluarga, berlibur bersama mereka. Kehilangan mimpi, masih bisa diraih dengan segala upaya, tetapi kehilangan kehangatan keluarga, sangat sulit mendapatkan kesempatan untuk memperbaikinya.
Nama: Aya Murning
BalasHapusTwitter: @murniaya
Email: ayamurning@gmail.com
Aku lebih memilih untuk menghabiskan masa liburan dengan keluarga daripada pekerjaan. Sekali pun konsekuensinya akan kehilangan pekerjaan itu, bagiku itu tak mengapa, karena pekerjaan masih bisa dicari lagi. Rejeki tak akan ke mana. Sedangkan aku nggak bisa mengabaikan perasaan anak dan suamiku di rumah yang sudah sangat menunggu kedatanganku dan telah berjanji akan berlibur bersama sejak jauh-jauh hari. Aku tahu bagaimana kesalnya kalau ada yang sudah berjanji tapi tiba-tiba tidak ditepati, maka aku tidak ingin sampai melakukan itu kepada orang lain, apalagi pada anak dan suamiku sendiri. Janji adalah janji. Aku telah berjanji duluan dengan keluargaku, sedangkan proyek pekerjaan itu menyusul belakangan, jadi aku akan bertanggung jawab dengan janji pertamaku yaitu pada keluargaku untuk berlibur bersama mereka.
Nama : Ana Bahtera
BalasHapusEmail; anabahtera@yahoo.co.id
Twitter : @anabahtera
“Jika kamu berada di posisi Georgie, apa yang akan kamu pilih? Berlibur bersama keluarga atau mengerjakan pekerjaan yang telah lama kamu impikan? Apa alasanmu?”
Jawaban:
bisa dilihat Georgie wanita karir yg sibuk, jadi aku mutusin tuk berlibur dengan keluarga karena pastinya untuk mendapatkan waktu luang dengan keluarga itu sangatlah susah. Masalah karir, tak harus waktu itu kan? karir dan rezeki itu bakalan datang juga kalau kita percaya dan terus berusaha.
Yang pasti kebahagian keluarga itu yang utama.
Nama: Fitra Aulianty
BalasHapusTwitter: @fira_yoopies
Email: fitra.aulianty@gmail.com
Jika saya berada di posisi Georgie, yaitu sebagai seorang ibu dan istri, saya akan memilih liburan bersama keluarga. Karena curahan perhatian seorang ibu sangat penting bagi keluarganya. Walaupun sang ayah tidak bekerja dan selalu di rumah, tapi perhatian ibu lebih dari segalanya.
Jadi saya memilih untuk menomorduakan pekerjaan, selalu ada kesempatan kedua untuk mendalami dunia kerja. Namun akan sangat susah untuk memperbaiki kepercayaan yang telah rapuh dari keluargamu.
Kurnia dwi pertiwi
BalasHapus@KDP264
kurniadwipertiwi1@gmail.com
Bismillah.. semoga ada faktor Hoki di blog ini :D
Pas baca review di atas, langsung kaget pekerjaan impian georgie sama dengan impian saya. Dan saya mulai berandai-andai kalau saya jadi georgie..
Kesempatan itu nggak bakal datang dua kali, sih. Tapi saya akan memilih keluarga. Kenapa? Katanya kan impiannya sama?
Begini teman-teman, jika saya di posisi georgie saya pasti senang banget akhirnya kesempatan untuk meraih impian terbuka juga. Nggak mau munafik, hati terasa sangat ingin. Tapi hati kecil lebih menghantui saya :D begini, saya sudah bersuami dan punya anak. Surga saya sekarang ada pada suami. Ada pada niel. Dan sepertinya niel kurang setuju dengan keputusan saya, apakah saya akan tetap nekad? Tentu saja tidak, lain cerita kalau saya masih gadis, sejauh apapun impian itu akan saya raih. Tapi ini di sini. Di posisi saya sebagai istri apalagi ibu saya bertanggung jawab menuruti suami. Dan saya punya anak, saya tidak akan tega meninggalkan anak saya sendiri, buah hati saya.
Buat saya setelah menikah nanti, kebahagiaan saya bukan lagi diri saya sendiri, tapi juga keluarga. Bahagia saya terletak pada bahagianya keluarga saya. Dan saya mana bisa menghancurkan kebahagian saya?
Nama : Fitri nor hidayati
BalasHapusE-mail : Fitrinurhidayati8@gmail.com
Twitter : @Fitri_fnh
jawaban :
“Jika kamu berada di posisi Georgie, apa yang akan kamu pilih? Berlibur bersama keluarga atau mengerjakan pekerjaan yang telah lama kamu impikan? Apa alasanmu?”
Jawaban saya memilih berlibur dengan keluarga.
mungkin lain lagi jawaban saya jika pertanyaan nya saya masih dalam tahap pacaran , saya akan memilih mengerjakan pekerjaan yang saya impikan daripada berlibur dengan pacar.
meskipun sejujurnya saya sangat menginginkan untuk mengerjakan pekerjaan itu, tapi keluarga lebih penting. lagipula jika ada kesempatan lagi mungkin saya bisa mengerjakan pekerjaan itu di lain waktu. Apalagi saya sudah mempunyai anak dan suami. mereka adalah rumah saya
jika ada yang bilang "kesempatan tidak akan datang dua kali, lagian liburan dengan keluarga kan bisa ditahun berikutnya"
iya jika ditahun berikutnya saya masih ada bersama dengan mereka, iya jika ditahun berikutnya saya masih ada didunia ini.
kita tidak tau kapan ajal akan menjemput kita bukan? So, gunakanlah waktu sebaik mungkin dengan orang orang yang kita sayang . Bahagiaku itu Mereka
Nama: Elsita F. Mokodompit
BalasHapusEmail: elsitafransiska@gmail.com
Twitter: @sitasiska95
Jika aku saya menjadi Georgie maka saya akan memilih berlibur bersama keluarga, namun sambil berusaha bagaimana caranya agar tetap dapat mengerjakan project impian yang sudah lama dinanti-nantikan. Salah satu tindakan yang dipaksakan memang, karena apa enaknya berlibi sambil bekerja? Lebih baik tidak usah berlibur saja. Tapi, bagi saya impian dan keluarga sama-sama harus diprioritaskan. Impian membuat kita hidup dan keluarga adalah makna dalam hidup kita. Jadi jika saya bisa mememiliki keduanya, kenapa tidak? Meskipun harus mengorbankan waktu pribadi. Jadi saya akan tetap berlibur bersama keluarga - merusak rencana yang sudah disusun jauh jauh hari itu nggak bagus, palagi hal itu berpotensi menyakiti pihak lain, dan sambil berlibur saya bisa mengerjakan project tersebut. Untuk hal2 yang berkaitan dengannya, jaman sudah canggih. Fasilitas internet sudah tersedia dimana-mana dan akan sangat bisa dimanfaatkan dalam banyak situask seperti kasus pada Landline. Mungkin lebih tepatnya saya hanya akan bisa menemani mereka berlibur tapi setidaknya saya ada untuk mereka. Meski tidak bisa setiap saat menemani mereka bersenang-senang, saya yakin yang namanya keluarga pasti akan paham, mereka adalah orang-orang terdekat yang paling mengerti dan paling menghargai apa itu pengorbanan. Saya tidak bisa melepas salah satunya atau keduanya karena sama-sama penting. Waktu yang pergi tidak akan pernah kembali dan kesempatan tidak selalu datang dua kali. Bisa jadi itu akan jadi liburan terakhir. Siapa yang tahu? Sedangkan tawaran project. Mungkin juga itu akan jadi project pertama dan terakhir. Nggak ada yang tahu. Jadi saya akan berusaha bagaimana caranya agar dapat memilih keduanya :))
Nama : Salwa Balfas
BalasHapusEmail : Salwabalfas4@gmail.com
Akun twitter : @Safaira01
" Jika kamu berada di posisi Georgie, apa yang akan kamu pilih? Berlibur bersama keluarga atau mengerjakan pekerjaan yang telah lama kamu impikan? Apa alasanmu?”
Aku memilih liburan bersama keluarga, kenapa? Karena momen liburan itu selalu dinanti-nantikan. Tugas saya sebagai ibu dan istri sangat dibutuhkan dalam situasi apapun. Saya tidak ingin melihat raut kecewa dan sedih di wajah suami juga anak-anak saya.
Melihat wajah bahagia mereka adalah hal terindah dan menjadi momen yang takkan pernah terlupakan yang akan selalu terekam dengan jelas dalam memori ingatan saya.
Meski pekerjaan itu adalah impian yang selalu dinantikan oleh saya dan cukup sulit untuk mendapatkan kesempatan ini. Tapi momen bersama keluarga atau orang yang kita sayangi itu lebih berharga dan mahal dibanding apapun, waktu tidak bisa diputar kembali, sedangkan pekerjaan bisa dicari lagi. Saya tidak akan pernah menyia-nyiakan momen penting dan bahagia bagi keluarga saya, apalagi ketika liburan hari raya. Sangat disayangkan sekali untuk dilewatkan.
Bismillah, semoga beruntung. Aamiin :)
Nama : Elfira Mokodompit
BalasHapusEmail : fitrielfiramokodompit14@gmail.com
Twitter :@elfmokodompit
aku lebih memilih keduanya, terkesan serakah memang tapi tidak ada yang salah dengan itu, pekerjaan dan keluarga merupakan dua hal yang sama pentingnya. tidak ada yang dapat menjamin jika memilih salah satu dari keduanya akan membuat kita bahagia, melepas pekerjaan impian kita atau mengecewakan orang-orang yang sama berharganya. mengatur waktu bukanlah hal yang baru bagi seorang wanita seperti Gorgie, tidak ada salahnya mengerjakan project sambil berlibur dengan keluarga, mengorbankan waktu pribadi untuk pekerjaan dan keluarga merupakan resiko untuk wanita yang mengambil dua tanggung jawab sekaligus sebagai seorang ibu rumah tangga dan wanita karir.
Nama: Lisa Sentani
BalasHapusEmail: lisa.sentani15@gmail.com
Twitter: @lisasent
Berlibur atau memilih pekerjaan impian?
AKu lebih memilih pekerjaan impian. Karena ini adalah kesempatan aku untuk menunjukkan pada diriku sendiri juga kepada keluarga ku bahwa aku bisa mendapatkan apa yang jadi impianku, ini kesempatan aku untuk membuktikan bahwa aku bisa, bahwa impianku bukanlahh hanya sekedar ucapan belaka, bukan sekedar angan-angan, tapi kenyataan. Meski harus merelakan waktu berlibur dengan keluarga, yang kesempatan untuk berlibur ini juga tidak akan datang untuk kedua kalinya, tapi bukanlah keluarga jika tidak mengerti keadaan salah satu anggotanya yang dilema di antara 2 pilihan. Aku memilih pekerjaan impianku ini juga dengan harapan aku bisa membanggakan keluargaku juga. Aku senang, tentu mereka pun senang. ku harap :)
Dwi Novitasari Anggraini
BalasHapusdwinovi91@gmail.com
@dwinasign
“Jika kamu berada di posisi Georgie, apa yang akan kamu pilih? Berlibur bersama keluarga atau mengerjakan pekerjaan yang telah lama kamu impikan? Apa alasanmu?”
"kalau aku jadi Georgie, aku akan memilih terbang bersama keluarga kecilku sambil menulis naskah. Karena aku tau, aku sudah janji duluan ke mereka. Itung-itung sekalian silaturahmi sama ibu dan minta doa. jadi waktu liburan akhir tahun nggak sepenuhnya kuhabiskan bersama keluargaku. Kalau naskahnya sudah kutulis, aku minta izin ke suami dan anak-anak untuk menyelesaikan pekerjaan impianku. Aku segera terbang lagi ke LA untuk briefing dengan seth secara langsung. Karena sebelumnya kita hanya komunikasi dg skype atau line. Begitulah kira-kira kalau aku jadi Georgie."
Ah berekspektasi sungguh menyenangkan~
Esti
BalasHapusestiyuliastri@gmail.com
@estiyuliastri
Aku akan mendiskusikan pilihan tersebut dengan suamiku, Neal. Dampak positif & negatifnya dari kedua pilihan tersebut. Apa lebih banyak negatifnya, dibanding positifnya? Apalagi pilihan ini menyangkut kebahagiaan keluarga kecil kami, terutama kebahagiaan anak-anak.
Karena menurutku pribadi, dalam berumah tangga segala keputusan haruslah melibatkan buah pikiran dua kepala, yaitu suami dan istri. Bukan keputusan dari satu kepala lagi. Dan yg paling penting adalah satu sama lain haruslah saling menghormati & menghargai.
Apapun hasil dari diskusi tersebut, aku akan berusaha menyikapinya dgn bijak & tidak egois. Karena yang aku inginkan adalah kebahagiaan bersama, bukan kebahagiaan diriku sendiri.
Intinya, tidak ada hal yg lebih membahagiakan selain melihat binar bahagia di mata suami & anak-anak 😃
Leny
BalasHapuslynnlenie7@gmail.com
Lenny1785
Jika aku berada di posisi Georgie, aku akan memilih berlibur bersama keluargaku tercinta. Karena ini momen yang paling ditunggu-tunggu dan sangatlah penting. Ditambah lagi Georgie bersama suami dan anak-anak sudah merencanakan ini sejak lama dan Georgie juga sudah berjanji untuk ikut pergi berlibur bersama. Bagiku kebahagiaan keluarga itu nomor satu. Kalau pekerjaan bisa di cari kembali, namun momen kebersamaan dengan keluarga tidak akan terganti, karena momen ini sangatlah mahal.
Nama : Ratih M
BalasHapusEmail : ratihmulyati02@gmail.com
Twitter : Jju_naa
Berlibur bersama keluarga.
Menurut aku, bisa kumpul bareng keluarga di libur (hari natal) itu rasanya ga ada duanya. Menikmati hari libur dengan bekerja dan jauh dari keluarga itu ga enak, hampa, (menyedihkan), dan ga akan konsen juga sama pekerjaannya (pengalaman). Terlebih, aku dan keluarga sudah merencanakannya sejak lama. Jika aku membatalkannya, aku bukan hanya mengecewakan suamiku, tapi juga anak²ku (membayangkannya saja ga bisa. Di mata mereka mungkin Aku bakal jadi ibu terkejam, membatalkan janji dgn mereka demi pekerjaan) aku ini seorang ibu, perioritas utamaku itu mereka. Dan aku juga tahu gimana rasany jadi anak yang pas perayaan hari besar orang tuanya berhalangan hadir karena pekerjaan, rasanya itu sedih kaya di anak tirikan, belum lagi liat teman², fix iri. Lagi pula, aku ga bakal betah jauh² dari anak-anak. Masalah pekerjaan impian itu, aku yakin masih ada kesempatan (yg lebih besar) di lain waktu.
Pokoknya, sewaktu libur (natal) 'Aku adalah milik keluarga' bukan untuk yg lainnya.
Keluarga adalah segalanya.