Penulis :
John Green, David Levithan
Penerbit :
Dutton Books
Tahun Terbit :
2010
Format :
E-book
Will Grayson menganut dua prinsip dalam hidupnya.
1. Jangan peduli terlalu banyak
2. Diam.
Jadi begitulah, ia tidak terlalu akrab dengan teman-teman sekolahnya, kecuali satu, sahabatnya sejak kecil, Tiny Cooper. Cowok berbadan gendut –yang sama sekali tidak sesuai dengan namanya (Tiny dalam bahasa Inggris artinya kecil)- yang setiap jam jatuh cinta pada cowok lain.
Tiny seorang gay, dan sangat bangga akan
ke-gay-annya. Tiny merasa setiap orang berhak jatuh cinta pada siapa saja, dan
ia ingin menunjukkan pendapatnya dalam sebuah drama musikal berjudul dirinya
sendiri. Sayangnya, jika Tiny bisa jatuh cinta setiap saat, maka Will bahkan
tidak terlalu tertarik dengan jatuh cinta dan pacaran.
Di tempat lain, ada lagi cowok bernama Will Grayson
yang membenci dirinya dan hidupnya. Will menarik diri dari pergaulan, hanya
berteman dengan satu orang di sekolahnya, yaitu Maura. Itupun karena mereka
sama-sama pendiam dan tidak suka keramaian.
Namun, diam-diam, Will berkenalan dengan seorang cowok seusianya di internet, namanya Isaac. Secara teratur, mereka chatting lewat IM, saling menceritakan peristiwa sehari-hari. Hanya kepada Isaac, Will berbagi banyak hal tentang dirinya. Meskipun mereka belum pernah bertemu, tapi Will jatuh cinta pada Isaac, dan berharap suatu hari mereka bertemu di dunia nyata.
Namun, diam-diam, Will berkenalan dengan seorang cowok seusianya di internet, namanya Isaac. Secara teratur, mereka chatting lewat IM, saling menceritakan peristiwa sehari-hari. Hanya kepada Isaac, Will berbagi banyak hal tentang dirinya. Meskipun mereka belum pernah bertemu, tapi Will jatuh cinta pada Isaac, dan berharap suatu hari mereka bertemu di dunia nyata.
Lalu, hari itu terjadilah. Ketika dua Will Grayson
bertemu di suatu tempat, dan berbagi takdir mereka masing-masing.
Menceritakan kisah dua Will Grayson, format novel
ini ditulis bergantian oleh masing-masing Will Grayson. Untuk membedakan,
cerita Will Grayson pertama ditulis dengan ejaan biasa (huruf kapital di awal
kalimat). Sedangkan ceritaWill Grayson kedua ditulis dengan huruf kecil di
setiap awal kalimat. Menurut saya, itu cukup tepat sih, karena karakter Will
Grayson kedua yang lebih minder dan menarik diri.
Jujur, saya penasaran banget sama kisah Will
Grayson Will Grayson ini. Tentu saja, karena ceritanya ditulis oleh John Green dan David
Levithan. Dan karena itulah, saya berekspektasi cukup tinggi pada kisah ini.
Sayangnya, menurutku novel ini agak mengecewakan.
Entah ya, saya nggak terlalu mendapatkan life lesson yang begitu berarti di novel
ini, ketimbang di novel-novel Levithan yang lain. Kalau John Green saya nggak
komentar ya, karena baru baca The Fault in Our Stars, hehehe.
Inti cerita Will Grayson Will Grayson menurut saya
sebenernya lebih ke penerimaan diri. Will Grayson 1 sebenarnya tertarik dengan seorang gadis bernama Jane, tapi dia ragu dengan percintaan dan sebagainya.
Will Grayson 2 membenci hidupnya, dia merasa dirinya payah, dan sehari-hari
harus meminum pil anti depresi.
Tema besarnya menurut saya bagus, tapi kurang greget di penulisannya. Terutama di awal-awal kisah Will Grayson 1, yang rasanya
going nowhere banget. Cuma bercerita tentang kehidupan remaja Amerika, yang
kadang-kadang agak ngebosenin juga sih buatku, nyelinap nonton konser band
favorit, kumpul-kumpul sama temen, ya gitu-gitu aja.
Saya malah lebih tertarik dengan kehidupan depresinya
Will Grayson 2. Bagaimana dia yang begitu cuek dan jutek sama orang-orang di
sekitarnya, tapi bisa manis banget sama Isaac yang cuma kenal lewat internet.
Dan karena cerita Will Grayson 2-lah yang membuat saya terus membaca novel ini.
Ketika pertengahan sampai akhir, ceritanya malah
seperti berfokus pada Tiny Cooper, yang diceritakan dari sudut pandang Will
Grayson 1 dan Will Grayson 2. Tiny yang ceria dan tampak memiliki segalanya (kekayaan
dan rasa percaya diri yang tinggi) ternyata juga menyimpan masalahnya sendiri.
Jadi, pesan dari buku ini adalah setiap orang punya kekurangan dan masalahnya sendiri, dan bagaimana kita menerima itu semua sebagai bagian dari diri kita.
Jadi, pesan dari buku ini adalah setiap orang punya kekurangan dan masalahnya sendiri, dan bagaimana kita menerima itu semua sebagai bagian dari diri kita.
Ceritanya nggak terlalu panjang, nggak butuh waktu
lama untuk menyelesaikannya. Walaupun bukan yang paling keren, Will Grayson
Will Grayson lumayanlah untuk selingan…
[Review ini diikutsertakan dalam Young Adult Reading Challenge]
Komentar
Posting Komentar