Penulis :
Karen Joy Fowler
Penerbit :
Putnam Adult
Tahun Terbit :
2004
Halaman :
288
Format :
E-book
Suatu pagi, Jocelyn mendapat ide untuk membuat klub
buku Jane Austen. Jocelyn adalah seorang penulis wanita di usia awal 50an,
tidak menikah, dan sangat menyukai karya-karya Jane Austen. Menurutnya, sangat
penting untuk mengenal kembali karya Austen dalam hidup kita secara teratur.
Maka, dia pun memilih lima orang lainnya untuk menjadi anggota klub buku.
Pertama ada Sylvia, sahabat Jocelyn sejak kecil yang
akan bercerai dengan suaminya, Daniel. Lalu ada Allegra, anak perempuan Sylvia,
usia 30an, lesbian, dan sangat sensitive. Ada Bernadette, anggota paling tua
(67 tahun), menikah beberapa kali (terakhir bercerai), dan kini tidak lagi
memperhatikan penampilannya. Ada Prudie, guru bahasa Prancis di SMA, satu-satunya
anggota yang paling muda (28 tahun) dan menikah. Terakhir ada Grigg, lelaki
usia 40an, tidak ada yang tahu dia telah menikah atau masih single. Pada
awalnya, Bernadette meragukan ada laki-laki yang membaca Jane Austen, tapi
Grigg membuktikannya.
Pertemuan diadakan sebulan sekali, bergiliran di
tempat tinggal para anggota klub buku. Setiap bulan, mereka membaca satu karya
Jane Austen yang sudah disepakati. Dari mulai Emma hingga Persuassion, setiap
anggota klub buku memiliki kisah Austen-nya masing-masing yang berhubungan
dengan kehidupan mereka.
Seperti judulnya, The Jane Austen Book Club adalah
novel yang menceritakan bagaimana kisah-kisah Jane Austen mempengaruhi kisah hidup
para tokoh di novel ini. Di setiap pertemuan, mereka berdiskusi tentang para tokoh di
cerita Austen, tokoh mana yang mereka suka dan tidak suka, pilihan-pilihan yang
mereka ambil, dan bagaimana Austen mempelakukan cerita dan para karakternya.
Bagi yang menyukai karya Austen, atau paling tidak
sudah membacanya, mungkin bisa memahami lebih jauh dan lebih dalam bagaimana
kisah-kisah itu berpengaruh pada kehidupan Jocelyn, Sylvia, Prudie, Bernadette,
Allegra, dan Grigg. Tapi, bagi saya yang baru membaca Mansfield Park –itu pun tidak
selesai-, banyak lubang yang masih kosong. Banyak karakter Jane Austen yang
tidak sayakenal, jalan cerita yang tidak saya ketahui, dan akhirnya, pendapat
anggota klub buku yang tidak terlalu saya pahami.
Walau bagaimanapun, tetap menarik mengetahui
kisah hidup masing-masing tokoh dan bagaimana mereka bertemu Jocelyn. Ya,
Jocelyn memang pusat dan tokoh utama di novel ini. Karena Jocelyn-lah, mereka
bergabung di klub buku dan saling mengenal. Dan karena karya Jane Austen-lah,
mereka memahami dan memaknai hidup mereka.
Dari enam anggota klub buku, saya paling suka dengan
Sylvia. Dia tetap tabah dan tegar walaupun suaminya meminta cerai. Sylvia
sendiri masih mencintai suaminya, namun tidak ingin memaksa suaminya untuk
tetap tinggal bersamanya. I know it’s really hard to let go someone you love
when you still love them but they don’t want to stay with you anymore. T.T
The Jane Austen Book Club sangat layak dibaca bagi
para pecinta karya Austen atau yang tertarik dan ingin mulai membaca
karya-karyanya. Bagi yang tidak tertarik atau tidak suka dengan Jane Austen,
kisah hidup para tokoh di Jane Austen Book Club tetap menarik untuk dibaca, dan
mungkin suatu hari nanti kamu akan memberi kesempatan pada karya Miss Austen
masuk di daftar bacaanmu. ^^
PS: The Jane
Austen Book Club pernah difilmkan pada tahun 2007 dengan judul yang sama dan
diperankan oleh Hugh Dancy, Emily Blunt, etc. Saya belum pernah menonton
filmnya, tapi sepertinya cukup menarik untuk dicari, hehehe.
Komentar
Posting Komentar