Penyihir Penculik (Weird and Wicked Series #5)

Penulis: Ernita Dietjeria
Penyunting:  Pradikha Bestari
Penerbit: Kiddo
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, September 2014
Halaman: 145
ISBN: 978-979-91-0776-3


Penculikan oleh Para Penyihir Kangkung!

Mata Karin terbelalak mendengar cerita Jitendra, sahabat barunya. Menurut Jitendra, ibunya telah diculik oleh penyihir kangkung. Begitu pula Inggi, adik pembantu rumah tangga Jitendra.

Kisah ibu Jitendra dan Inggi mirip sekali. Mereka sama-sama pemurung, sama-sama dihantui mimpi buruk berupa burung hijau raksasa, sama-sama suka pergi ke kebun kangkung, dan sama-sama menghilang setelah makan kangkung pemberian para petani kangkung.

Mata Karin semakin terbeliak mendengar cerita itu. Saat ini, ia sedang murung karena tidak suka lingkungan rumah barunya dan… ia juga memimpikan burung hjau raksasa itu! Karin mulai ketakutan….

My Review

Dari enam buku Weird and Wicked Stories yang  saya baca, menurut saya cerita inilah yang paling seru, paling menegangkan, paling bikin penasaran, dan memiliki plot twist yang tidak terduga (setidaknya untuk saya).

Orang tua Karin tentu saja tidak percaya dengan cerita penyihir kangkung yang didapatkan Jitendra dari pembantunya, Mbak Awit, tetapi, Karin percaya. Karin dan Jitendra sangat ingin menyelidiki para petani kangkung yang ada di belakang perumahan mereka. Untuk membuktikan secara langsung kalau mereka benar-benar penyihir yang menculik ibu Jitendra dan Inggi.

Awalnya, saya juga seperti Karin yang percaya ada penyihir kangkung. Toh, cerita ini memang weird and wicked (aneh dan jahat), jadi segala sesuatu mungkin terjadi termasuk adanya penyihir kangkung. Namun, setelah kejadian yang menimpa Karin dan Jitendra usai mereka mendatangi ladang kangkung, saya jadi bertanya-tanya, “Di cerita ini beneran ada penyihir kangkung atau enggak, sih?”

Cerita berlanjut seolah ingin menunjukkan kalau penyihir kangkung itu hanya bualan Mbak Awit dan para petani kangkung itu hanya petani biasa. Kemudian, fakta-fakta baru bermunculan yang membuat saya kembali bertanya, “Di cerita ini beneran ada penyihir kangkung atau enggak, sih?”

Jawabannya tentu saja ada di akhir cerita.

Saya kagum dengan penulisnya yang bisa mengangkat sesuatu yang sederhana dan sering ada di kehidupan sehari-hari, yaitu kangkung, menjadi sebuah cerita yang misterius dan lumayan seram.

Lagi-lagi, tentu saja ada pesan tersirat yang disampaikan penulis lewat cerita ini. Yaitu, orang-orang yang selalu murung dan tidak bahagia, akan mudah diculik penyihir kangkung. (Bercanda! XD)

Maksudnya, jika kita sering murung, kita bisa dengan mudah dipengaruhi hal-hal yang tidak baik. Berbahagialah dan lihatlah segala sesuatunya dari pandangan yang positif dan ceria. (Ini sih pesan untuk diri sendiri banget!)

Satu pesan lagi yang saya tangkap dari cerita ini adalah setiap orang merasakan kesedihan dan kita bisa membantunya dengan menjadi teman yang baik untuk mereka. Setidaknya, menjadi pendengar yang setia bagi mereka.

Saya tidak tahu apakah pembaca cilik yang merupakan sasaran utama buku ini akan menangkap pesan yang sama dengan yang saya terima atau malah jadi takut makan kangkung, entahlah. Yang jelas, cerita Penyihir Penculik ini sangat menarik dan bikin penasaran. Dan pada bagian akhir, sama dengan cerita Tanaman Monster, ada semacam kisah tambahan berbentuk open ending yang seolah memberi tahu kalau kisah penyihir kangkung belum selesai sampai di situ.

--------------------------------------------


Komentar