Penulis : Robert Louis Stevenson
Penerjemah : Mutia dharma
Penerbit : Atria
Halaman : 352
Ini
adalah kisah tentang petualangan Jim Hawkins ke Pulau Harta Karun. Awalnya, ia
hanyalah seorang anak laki-laki yang mengurus penginapa milik orangtuanya yang
berada di tepi laut. Penginapan itu bernama Admiral Benbow. Para pelaut,
kelasi, petugas kapal sering dating ke Admiral Benbow.
Pada
suatu hari, Admiral Benbow kedatangan seorang laki-laki tua dengan wajah yang
galak. Suaranya parau dan ia tak pernah berhenti minum rum. Lelaki itu ditakuti
oleh hampir seluruh pengunjung Admiral Benbow, termasuk orangtua Jim sendiri.
Mereka tidak berani meminta uang bayaran penginapa meskipun lelaki itu tinggal
lama sekali di sana.
Laki-laki
tua itu ternyata bernama Billy Bones dan dia menyimpan kekayaan di peti kayunya
serta secarik peta harta karun yang ia simpan di saku bajunya. Peta harta karun
itu berisi petunjuk di mana ia, sebagai bajak laut, menyimpan harta
rampasannya. Banyak orang yang menginginkan peta harta karun itu. Salah satunya
adalah Pew si buta. Ia mengancam Billy Bones untuk memberikan petanya.
Sayangnya,
Billy Bones keburu meninggal karena kebanyakan minum rum. Jim dan ibunya, yang
merasa berhak atas sebagian harta Bones, membuka peti kayunya. Jim juga
mengambil peta harta karun yang sangat diinginkan Pew.
Setelah
mendapatkan peta harta karun, Jim bersama teman-temannya, yang tentu saja lebih
tua, merencanakan pelayaran menuju Pulau Harta Karun. Bersama Dr. Livesey,
Hakim Trewlaney, Kapten Smollet, Long John Silver berkaki satu, dan beberapa
awak kapal lainnya, Jim Hawkins, seorang anak laki-laki memulai petualangan
pertamanya.
Well,
meskipun banyak yang mengagumi cerita karya Mr Stevenson ini, aku sendiri
sebetulnya tidak terlalu suka. Alasannya sederhana, aku tidak terlalu suka pada
petualangan yang berisi pembunuhan dan penuh darah.
Diceritakan
di sini, dalam satu kapal, terdapat golongan pemberontak yang menginginkan
harta karun itu untuk mereka sendiri. Dan itu sangat bias dipahami. Hanya saja,
aku memang bukan tipikal pembaca yang suka dengan kisah pertarungan
berdarah-darah.
Mungkin,
Treasure Island bisa sangat menarik bagi orang-orang yang merindukan
petualangan yang menantang.
[Review ini diikutsertakan dalam Lucky No.14 Reading Challeng katogeri Once Upon a Time]
[Review ini diikutsertakan dalam Lucky No.14 Reading Challeng katogeri Once Upon a Time]
Komentar
Posting Komentar