Penulis : Mitch Albom
Penerjemah : Olivia Gerungan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun
Terbit : Desember 2007
Satu
lagi buku yang berhasil saya bawa pulang dari Jakarta Bookfair adalah novel
Mitch Albom ini. Sama seperti novel Muhammad, Lelaki Penggenggam Hujan, saya
sudah lama menginginkan bukunya Mitch Albom, terutama yang berjudul Five People
You Meet in Heaven. Tapi, ternyata judul itu tidak ada, maka beli yang ada dulu
lah, hehehe…
Satu
Hari Bersamamu mengisahkan Charley Benetto, mantan pemain bisbol yang gagal
dalam rumah tangganya, dan tidak diundang di pernikahan putri semata wayangnya.
Kenyataan itu semakin menghempaskan Charley, membuatnya memutuskan untuk mengakhiri
hidupnya yang sia-sia. Ya, semenjak bercerai, Charley menghabiskan hari-harinya
dengan minuman keras.
Pada
malam gerimis, ia meninggalkan tempat tinggalnya dengan membawa sepucuk pistol.
Mobilnya ia lajukan, dan tanpa ia sangka, sebuah truk menabraknya, membuatnya
terpelanting, jatuh, tidak sadarkan diri, dan mengira Tuhan telah mengabulkan
keinginannya. Tapi Charley ternyata tidak mati. Ia kembali ke lapangan bisbol,
di kota masa kecilnya, di pagi yang cerah, dan melihat ibunya, yang telah
meninggal delapan tahun silam!
Pada
awalnya, Charley tak percaya. semuanya terasa begitu nyata. Ia kembali lagi ke
rumah lamanya, rumah ibunya, dan menemukan semuanya tampak seperti sedia kala.
Suasananya sama seperti dulu, pagi saat ia hendak berangkat sekolah dan ibunya
memasak di dapur. Ibunya memasakkannya makanan, dan meminta kesediaan Charley
untuk bersamanya sehari saja.
Kejadian
selanjutnya, semakin membingungkan Charley. Setelah menyelesaikan sarapannya,
Charley diajak ibunya ke rumah salah seorang temannya, Rose. Memperhatikan
ibunya mengurus penampilan seorang nenek tua yang sebaya dengan umur ibunya.
Lalu kunjungan selanjutnya, seorang pembantu rumah tangga yang pernah bekerja
di rumah Charley saat ia masih kanak-kanak, Miss Thelma. Tubuh yang dulu sigap mengerjakan
pekerjaan rumah itu kini telah lemah tak berdaya, namun tetap ceria saat ibu
Charley mendandaninya. Ya, dulunya, ibu Charley adalah seorang juru rias.
Buku
ini mengisahkan tiga kunjungan yang dilakukan Charley bersama ibunya. Kunjungan
yang disertai obrolan dan kisah yang tak pernah diketahui Charley tentang
ibunya. Beserta penyesalannya karena banyak hal yang tak sempat dilakukan
Charley untuk ibunya.
Selain
bercerita tentang kunjungan aneh, novel ini juga menceritakan kilas balik
mengenai seorang Charley Benetto, sejak ia kecil sampai kecelakaan itu
berlangsung. Juga ada potongan-potongan kisah yang berjudul ‘Saat Ibu
Membelaku’ dan ‘Saat Aku Tidak Membela Ibu’ milik Charley.
Novel
ini, seolah mengingatkan kepada kita, bahwa waktu yang kita miliki bersama orang
yang kita cintai, tak pernah kita tahu sampai mana batasnya. Kadang berakhir,
di saat yang begitu tak terduga, menyisakan kepedihan dan penyesalan atas banyak
hal yang belum sempat kita lakukan.
Selain
itu, tentu saja, tentang cinta seorang ibu, yang hadir dalam beribu bentuk,
yang kadang tidak kita sadari, tidak kita ketahui. Cinta yang apa adanya,
mencintai dengan tulus apapun keadaan anaknya, dan selalu mengusahakan yang
terbaik.
Lewat
For One More Day, Mitch Albom mengingatkan kita, agar menghargai waktu dan
hidup yang kita miliki, terutama waktu bersama dengan orang-orang yang kita
cintai, terlebih bersama wanita yang telah membawa kita ke dunia. Karena satu
hari bersamanya setelah ia pergi, mungkin tak pernah benar-benar ada.
Komentar
Posting Komentar