Resensi Buku: Silver Stone (Rahasia Batu Perak)



Penulis            : Ardina Hasan Basri
Penerbit           : Atria
Tahun Terbit    : Januari 2011
Halaman         : 313


Alyssa tak pernah setuju dengan dongeng-dongeng tentang putri kerajaan yang diculik naga, lalu diselamatkan sang pangeran, kemudian mereka menikah dan hidup bahagia selamanya. Menurutnya, sang putri seharusnya bisa menyelamatkan diri sendiri. Tidak perlu menunggu kedatangan pangeran. Tapi tentu saja, hal itu ditentang oleh neneknya Theda, dan sepupu-sepupu perempuannya, yang selama ini selalu setia mendengarkan dongeng.

Alyssa adalah seorang putri di Kerajaan Meza. Sebuah kerajaan yang makmur dan tenteram, dipimpin oleh ayahnya, Raja Everard. Tidak seperti putri-putri kerajaan yang lain, Alyssa bukanlah putri yang manis dan anggun. Dia tidak bisa diam, agak ceroboh, selalu bersemangat, dan sama sekali tidak suka dengan hal-hal yang bersifat keputrian. Padahal sebentar lagi usianya 17 tahun. Minggu depan dia akan ditunangkan dengan pangeran dari kerajaan tetangga. Padahal, ia belum yakin dengan dirinya sendiri, apakah ia bisa menjadi putri yang diharapkan ayah dan rakyatnya.

Kegelisahan itu membuat Alyssa memutuskan untuk kabur dari istana. Ia ingin merasakan suatu petualangan, yang mungkin bisa memberikan jawaban atas pertanyaan hidupnya. Selain itu, juga untuk membuktikan bahwa tidak selamanya kehidupan nyata sama dengan dongeng. Bersama Pasque, pelayan setianya, ia pun kabur dari istana, dan meninggalkan surat yang membuat seolah-olah ia diculik penyihir.

Di perjalanan, Alyssa dan Pasque bertemu dengan dua orang kakek gembel yang bercerita tentang tongkat dan batu perak sakti. Konon katanya, batu perak itu dapat menjawab semua pertanyaan manusia. Karena sebelumnya Alyssa kabur tanpa tujuan spesifik, maka ia memutuskan untuk menemukan batu perak tersebut sebagai tujuan petualangannya.

Akan tetapi, pencarian Alyssa tidak mudah. Selain dia tidak tahu sama sekali di mana batu perak itu berada, dia pun ternyata benar-benar diincar oleh seorang penyihir bernama Mirabel, yang berusaha menangkapnya dan menginginkan batu perak juga.

My Review

Seperti dongeng pada umumnya, Silver Stone memiliki latar masa kerajaan, dengan raja, putri, pangeran, naga, monster, dan para penyihir. Yang berbeda adalah kepribadian tokoh-tokohnya yang tidak sama dengan dongeng biasa. Putri yang terlalu berani dan tidak hati-hati, monster yang pandai membuat kue coklat, naga yang takut terbang, dan penyihir yang memiliki belas kasihan. Syukurlah, masih ada pangeran yang normal, cerdas, dan tangkas.

Perbedaan ituah yang membuat Silver Stone berbeda dengan cerita dongeng yang klise. Dan karena keunikan tokoh-tokohnya, banyak hal-hal yang membuat aku tertawa ketika membaca buku ini. Pesan moral yang ingin disampaikan penulis pun rasanya cukup mengena bagi pembaca.

Namun, yang paling membanggakan adalah fiksi fantasi ini ditulis oleh orang Indonesia. Menurutku ini keren, karena belum banyak penulis Indonesia yang menulis cerita fantasi dengan tokoh-tokoh yang memiliki karakter berbeda dengan tokoh cerita fantasi yang biasanya ada. Well, semoga saja akan ada banyak yang seperti ini :D

Komentar