Penulis : Rachel Cohn & David Levithan
Penerbit : Alfred A. Knopf, New York
Tahun Terbit : 2010
Format : E-book
Dash, seorang remaja 16
tahun di Manhattan, menemukan sebuah buku catatan merah di antara buku-buku
yang berada di toko buku The Strand. Di dalamnya, terdapat tantangan untuk
menebak petunjuk agar ia dapat membuka halaman selanjutnya. Hampir semua
petunjuk berkaitan dengan buku-buku. Hingga ketika ia berhasil menyelesaikan
seluruh tantangan, ia memiliki pilihan, melanjutkan permainan bersama buku
merah itu atau berhenti. Dash memilih melanjutkan.
Buku catatan itu,
sebuah Moleskine berwarna merah, adalah milik Lily. Gadis seumuran Dash yang
dikenal aneh dan tidak suka bersosialisasi. Ide Moleskine merah sebenarnya milik
kakak lelakinya, Langston. Di liburan Natal kali ini, mereka hanya berdua di
rumah karena orangtua mereka sedang merayakan ulang tahun pernikahan di Fiji. Langston
merasa adiknya butuh sesuatu untuk dilakukan, dan munculah ide buku merah.
Pada akhirnya, Dash dan
Lily melanjutkan permainan mereka melalui Moleskine tersebut. Berbagai tantangan
dilakukan. Lalu berlanjut pada saling bertanya tentang apa saja. Mulai dari
kejadian paling menyedihkan hingga hadiah yang diinginkan untuk Natal. Semua itu
mereka lakukan tanpa bertemu sedikitpun. Pada setiap pesan yang dituliskan,
tertera tempat di mana mereka harus meletakkan buku itu, agar ditemukan oleh
yang lain. Tanpa disangka, Moleskine itu membawa Dash dan Lily pada petualangan
yang tak pernah mereka duga sebelumnya.
Pertama kalinya baca novel kolaborasi Rachel Cohn dan David Levithan, yang memang terkenal dengan novel Young Adult mereka. Dash and Lily’s Book of Dares sendiri adalah kolaborasi ketiga mereka setelah Nick and Norah’s Infinite Playlist dan Naomi and Ely’s No Kiss List.
Secara keseluruhan, saya
sukaaaaa banget sama novel ini. Selain jalan ceritanya yang menakjubkan, maksudnya,
yah nggak terpikir oleh saya kalau sebuah buku catatan bisa membawa dua orang ke
dalam petualangan yang seru, novel ini juga mengangkat tema-tema khas remaja,
seperti hubungan dengan orangtua, teman, keluarga, identitas diri, serta perasaan
dan pemikiran yang rumit untuk dijelaskan.
Saya juga suka dengan
sudut pandang yang digunakan di novel ini, yaitu POV Dash dan Lily secara
bergantian. Menurut catatan di bagian akhir buku, Levithan dan Cohn bergantian
menulis bagian Dash dan Lily melalui email yang dikirim tanpa outline yang
dirancang sebelumnya. Wowww… maybe the real Dash and Lily is David and Rachel,
hehehe…
Memang sih, ada
beberapa bagian atau paragraf yang tidak saya pahami seutuhnya, karena saya baca
versi bahasa Inggris. Juga ada banyak kosakata asing, mungkin American Slang,
yang saya nggak tahu artinya apa. Sehingga, saya merasa butuh baca novel ini
sekali lagi untuk lebih memahami makna yang berusaha disampaikan penulisnya. Tsaaah....
Karena sesungguhnya,
banyak kalimat-kalimat bagus bertebaran di buku ini. Kalimat-kalimat yang
membuat kita berpikir tentang hidup dan menjalani hidup. Satu yang paling saya
suka adalah kalimat milik Dash.
“Maybe, I thought, it’s not distance that’s problem, but how
you handle it.”
[Review ini diikutsertakan dalam Young Adult Reading Challenge 2014]
Komentar
Posting Komentar