Resensi Buku: Everyday


Penulis             : David Levithan
Penerbit           : Alfred A. Knopf
Tahun terbit     : 2012
Format             : E-book

Sebut saja namanya A. Dia mengisi hidupnya dengan berpindah dari satu tubuh ke tubuh lainnya. A hidup dengan meminjam kehidupan tubuh yang dihinggapinya. A tidak pernah tinggal di tubuh yang sama dua kali. Pun tidak pernah tinggal lebih dari sehari.

Ketika malam menjelang dan tubuh yang ditinggalinya tidur, A akan terbangun di tubuh yang lain lagi. Selalu begitu setiap hari. Anehnya, ia hanya akan selalu tinggal di tubuh orang yang seumuran dengan dirinya. Tidak pernah tiba-tiba ia tinggal di tubuh yang umurnya lebih tua atau lebih muda dari dirinya.

Tidak ada yang tahu siapa A sebenarnya. A pun merahasiakan keanehan itu seorang diri. Ia sudah terbiasa dengan kehidupannya yang selalu berganti. Tidak ada orangtua, teman, saudara, yang bisa ia cintai selamanya. Ia terus berpindah.

Hingga pada hari ke 5994, A terbangung di tubuh Justin. Remaja laki-laki yang memiliki pacar bernama Rhiannon. Aslinya Justin tidak mencintai Rhiannon seperti Rhiannon mencintai Justin. Tapi ketika A tinggal di tubuh Justin, dia jatuh cinta pada gadis itu, dan melakukan yang seharusnya tidak dia lakukan.

Ketika tinggal di tubuh seseorang, A tidak boleh mengubah sifat atau sikap orang tersebut. Namun bersama Rhiannon, ia merasa tidak mungkin bersikap seperti Justin asli. Dia mencintai Rhiannon dan mengubah Justin yang Rhiannon kenal menjadi Justin yang perhatian dan mencintainya, meskipun hanya untuk sehari.

Setelah meninggalkan tubuh Justin, A terus mencari cara agar bisa bertemu Rhiannon, meski dalam tubuh yang berbeda-beda. Sesuatu yang belum pernah dilakukannya. A melakukan apa saja agar bertemu Rhiannon, termasuk membawa Nathan, tubuh yang ditinggalinya hari itu, ke pesta teman Justin, dan meninggalkan Nathan tengah malam di pinggir jalan.

Nathan yang tidak mengerti mengapa ia terbangun di pinggir jalan, dan yakin kalau ia habis dari pesta seseorang yang tidak dikenalnya, merasa dirinya mungkin telah dirasuki setan. Kejadian itu menjadi berita yang terus meluas dan membesar, membuat keberadaan A menjadi tidak aman.

Nathan terus meneror A melalui akun email pribadi A yang tertinggal di komputernya, sedangkan Rhiannon berharap bisa bertemu dengan A lagi, yang saat itu tinggal di tubuh Nathan. Kini A harus mencari cara, agar Rhiannon mengetahui dan menerima jati diri aslinya dan Nathan berhenti menerornya.

Everyday, buku David Levithan ketiga yang saya baca. Ceritanya sendiri mungkin agak bertema supranatural gitu kali ya? Karena saya sendiri pun masih bingung sebenarnya A itu bentuknya apa. Apakah semacam jiwa yang melayang-layang atau apa.

Yang jelas, Everyday adalah kisah cinta yang jauh lebih rumit dibandingkan dengan kisah cinta supranatural yang sudah ada, seperti jatuh cinta pada Vampir, serigala, atau zombie. Masalahnya, si A wujudnya nggak jelas (menurut saya).

Bisa dibilang, ia hampir seperti parasit, yang menumpang di tubuh orang. Hanya saja, A memiliki kemampuan untuk mengakses ingatan dan kehidupan orang yang ditumpanginya. Jadi, ia bisa bersikap seperti orang tersebut tanpa mengubah apapun. Dan ketika A telah pergi, besok paginya, orang itu hanya akan ingat kejadian-kejadian yang ingin diingat A oleh orang itu.

Itulah kenapa Nathan ingat kalau dirinya datang ke pesta, meskipun ia tidak tahu mengapa ia datang ke pesta itu, dan tidak ingat siapapun yang ditemuinya. Ia ingat ia pulang kemalaman, namun tidak tahu kenapa ia melakukan hal itu.

Ceritanya sendiri cukup mendebarkan sih. Selain kerumitan kisah cinta A dan Rhiannon, teror dari Nathan sebagai satu-satunya tubuh yang merasa dihinggapi A, bikin terus penasaran. Dan seperti biasa, banyak pelajaran yang bisa diambil dari cerita ini lewat kalimat-kalimat David Levithan yang penuh makna. Saking banyaknya kalimat bagus, setiap ketemu langsung saya tulis, dan nggak pernah saya mengumpulkan quote dari buku sebanyak yang aku kumpulkan dari Everyday. Sampai nggak tahu mana yang paling saya suka.

Dibanding dengan buku yang saya baca sebelumnya, Dash and Lily’s Book of Dares, bahasa yang digunakan Levithan di Everyday lebih mudah dipahami, dan nggak banyak memakai American Slang. Cocok banget bagi yang ingin memulai membaca novel berbahasa Inggris. Happy reading!

Mungkin, salah satu kalimat yang bagus adalah ini:
gambar dari sini

 [Review ini diikutsertakan dalam Young Adult Reading Challenge]




Komentar