Penulis :
Michelle Harrison
Penerjemah :
Endes Runi
Penerbit :
Dastan
Tahun Terbit :
Januari 2012
Halaman :
350
Tanya memiliki
kemampuan melihat fairy, makhluk supranatural yang tidak semuanya cantik dan
baik, seperti di dongeng-dongeng, melainkan buruk rupa dan jahat. Setidaknya,
kebanyakan fairy yang Tanya tahu selalu mengganggunya.
Tanya begitu tersiksa
dengan kemampuan ajaibnya itu. Selain karena ia tidak bisa mengatakannya pada
siapapun, ia juga lelah berurusan dengan fairy. Ia sangat ingin hidup normal
tanpa bersentuhan dengan makhluk-makhluk itu.
Ketika ibunya menemukan
kamar Tanya hancur berantakan –tentu saja karena ulah fairy- ibunya menghukum
Tanya dengan menitipkan gadis itu di rumah neneknya di desa. Di Elvesden Manor,
daerah Essex.
Tanya mengetahui kalau
rumah itu bukan sekedar rumah biasa. Manor itu dibangung ratusan tahun lalu,
dan menyimpan banyak misteri di dalamnya, dan tentu saja, banyak fairy yang
tinggal di sana. Tanya tidak begitu suka tinggal di Elvesdeen Manor, karena
neneknya, Florence tampak tidak peduli padanya. Juga ada Warwick, pria penjaga
manor yang galak, serta anaknya yang aneh dan pembangkang bernama Fabian.
Kenyataannya, Tanya
malah menemukan misteri di Elvesden Manor. Lima puluh tahun lalu, seorang gadis
hilang di Hangman’s Wood, hutan dekat manor, dan Amos, kakek Fabian dicurigai
sebagai orang yang membunuh gadis itu. Belakangan, misteri hilangnya gadis itu
berhubungan dengan kemampuan Tanya melihat fairy serta sejarah nenek moyangnya,
penghuni Elvesden Manor. Bersama Fabian, tanya berusaha memecahkan misteri itu,
meskipun ternyata harus mempertaruhkan nyawanya.
The 13 Treasures adalah
cerita fairy yang seram dan mendebarkan. Jangan bayangkan fairy di sini cantik
dan baik seperti di dunianya Tinker Bell. Mungkin lebih seperti fairy di cerita
Spiderwick Chronicle.
Dari dulu, aku sangat
tertarik dengan dunia fairy. Dari situ aku tahu, beberapa negara di Eropa,
terutama di Inggris, memiliki legenda sendiri mengenai fairy. Ada berbagai
jenis fairy dengan kekuatan dan karakteristik masing-masing. Dan fairy-fairy
yang muncul di cerita ini, tidak jauh berbeda dengan yang pernah aku baca.
Jujur saja, meskipun
tokohnya anak-anak, mungkin usia Tanya dan Fabian sekitar 12-14 tahun, tapi ceritanya
sangat tidak menyenangkan. Penuh petualangan iya, tapi bukan petualangan yang
menyenangkan. Aku sendiri sering deg-degan saat membaca bagian-bagian tertentu.
Lalu misterinya,
tentang hilangnya seorang gadis dan sejarah keluarga Tanya, benar-benar bagian
paling menarik dari buku ini. Penulis menguraikan satu persatu petunjuk dalam
adegan demi adegan yang membuat aku terus penasaran sekaligus deg-degan. Dan
kabar baiknya, terjemahannya sangat enak dibaca, pas untuk bacaan usia remaja.
Di cerita ini, aku
lebih suka tokoh Fabian dibanding tokoh utamanya, Tanya. Anak laki-laki
nyentrik, agak menyebalkan, tapi sebenarnya baik hati dan peduli. Fabian tidak
bisa melihat fairy seperti Tanya, tapi diam-diam ia memperhatikan keanehan yang
selalu terjadi ketika Tanya tinggal di manor. Sehingga ketika Tanya
mengungkapkan rahasianya kepada Fabian, ia paham dan percaya.
The 13 Treasures adalah
buku pertama dari Trilogi Thirteen Treasures. Yang kedua, The 13 Curses menjadi
bacaanku selanjutnya. Sedangkan yang ketiga, The 13 Secrets, belum kulihat sama
sekali di peredaran buku-buku. Aku khawatir, Penerbit Dastan belum
menerbitkannya. Dan itu membuatku merasa digantung lagi, setelah trilogy Emily
of New Moon yang buku ketiganya juga belum keluar. Oh… apakah penerbit selalu
begitu? Meninggalkan satu seri lagi setelah dua seri diterbitkan? Aku berharap
tidak…
Komentar
Posting Komentar