Penulis :
Lucy Maud Montgomery
Tahun Terbit :
1927
Format :
E-book English Version
Emily Byrd Starr telah memilih jalannya. Setelah lulus sekolah di Shrewsbury, ia kembali tinggal di New Moon bersama Bibi
Elizabeth, Bibi Laura, dan Sepupu Jimmy. Ketiga sahabatnya, Ilse, Teddy, dan
Perry melanjutkan sekolah untuk mencapai cita-cita mereka. Ilse dan Teddy
berkuliah di Montreal, Perry di Charlottetown.
Sering Emily merasa sedih dan kesepian. Ia banyak
menghabiskan hari-harinya sendirian. Kadang ia iri pada sahabat-sahabatnya yang
pergi ke banyak tempat. Sedangkan ia tetap di Blair Water yang semakin terlihat
kuno dan ketinggalan zaman.
Di hari-harinya yang sunyi di New Moon, Emily tetap
menulis, demi meraih Puncak Kesuksesan yang ia dambakan. Sekarang ia tidak
hanya menulis cerita pendek atau puisi, tapi mulai merambah ke novel.
Sayangnya, menggapai hal itu tidaklah semudah yang Emily bayangkan.
Belum lagi kisah cintanya yang berkali-kali kandas.
Setelah menolak lamaran Perry dan Sepupu Andrew, Emily menjalani beberapa
hubungan cinta dengan laki-laki, namun tak ada satu pun yang berakhir indah.
Hati Emily telah terpaut pada seorang laki-laki saja. Seorang yang mengatakan
dia adalah gadis termanis di dunia, Teddy Kent.
Akan tetapi, Teddy Kent tidak mencintai Emily. Percakapan
mereka lewat surat tidak lagi seperti sahabat akrab, melainkan hubungan antarteman biasa yang bertukar kabar. Bahkan, meski Teddy Kent datang berkunjung ke
Blair Water di tengah kesuksesannya sebagai pelukis muda, Emily tidak merasakan
keakraban yang sama dengan yang dulu saat mereka masih remaja. Bagi Emily,
Teddy telah berubah. Ia tak akan pernah mendapatkan hati laki-laki manis itu.
My Review
My Review
Buku terakhir dari Trilogi Emily benar-benar yang
paling menguras emosi. Entahlah, mungkin karena di buku ini, kisah Emily lebih
berfokus pada kehidupan cintanya yang bercampur baur dengan kehidupan di New
Moon dan Blair Water.
Hanya dengan membacanya, aku sangat bisa merasakan
seperti apa rasanya jadi Emily. Atau mungkin karena aku merasa, ada beberapa
bagian dari hidup Emily yang sama denganku. Tentang ditinggalkan dan merasa
tidak dicintai. Tentang kesepian dan kecewa pada diri sendiri. Tentang harapan
masa kecil yang semakin pudar dan pupus seiring beranjak dewasa. Oh, betapa
hebatnya Montgomery menuliskan itu semua.
Mulai dari seri pertama, Emily digambarkan gadis
kecil yang tak mengenal takut dan percaya pada dirinya sendiri. Beranjak remaja
di serial kedua, Emily merajut mimpi-mimpi hebat untuk masa depannya, merasa
begitu yakin akan meraihnya. Dan di serial ketiga, di mana Emily menginjak
dewasa, berbagai kenyataan datang, kadang tak seindah yang dihadapi. Sering
membuat dia putus asa dan kecewa. Tapi begitulah perjalanan hidup.
Jujur, aku menangis saat membaca bagian mendekati
akhir cerita. Masa-masa di mana Emily merasa begitu patah hati terhadap Teddy.
It’s so unbearable for me! Rasanya seperti ikut sesak napas membaca halaman
demi halamannya. Montgomery begitu hebat karena mampu membuat tokoh yang sangat
hidup dan nyata. Sampai saat menulis review ini, aku masih merasa ikut
menjalani kehidupan Emily. Ikut melihat dan mengalami semua perasaan yang dia
rasakan. Oh, tapi aku mungkin tidak akan sekuat dan setabah Emily.
By the way, buku ketiga ini aku dapatkan dari
pencarianku di internet. Sulit rasanya menunggu lebih lama untuk kisah Emily
selanjutnya (lihat Emily of New Moon dan Emily Climbs). Jadi aku putuskan mencari format ebook-nya, dan Alhamdulillah
ketemu.
Karya-karya LM Montgomery bisa kamu baca dan unduh dengan gratis dan legal di situs Project Gutenberg. Tulis aja Montgomery di kolom search, nanti keluar judul-judulnya dan bisa kamu baca online atau unduh sesuai file yang tersedia.
Karena membaca versi bahasa Inggris, beberapa deksripsi indah khas Montgomery kurang menancap di pikiranku. Mungkin karena aku membaca sambil menerjemahkan seadanya, sehingga hasilnya kurang indah dibanding jika aku membaca versi terjemahannya langsung.
Karena membaca versi bahasa Inggris, beberapa deksripsi indah khas Montgomery kurang menancap di pikiranku. Mungkin karena aku membaca sambil menerjemahkan seadanya, sehingga hasilnya kurang indah dibanding jika aku membaca versi terjemahannya langsung.
Bagaimanapun, aku sungguh lega aku telah
menyelesaikan kisah Emily. Tidak sabar rasanya membaca karya-karya Montgomery
lainnya. For now, she was my favorite author, next to Enid Blyton and Edith
Nesbit.
P.S.: Trilogi Emily of New Moon pernah diadaptasi
menjadi serial televisi di Kanada (negara kelahiran Montgomery) pada tahun
1998-2000 di saluran CBC. Emily Starr diperankan oleh Martha MacIsaac dan Teddy
Kent diperankan oleh Shawn Roberts.
P.S.S.: Karena masih agak kecewa dengan cover Trilogi
Emily versi Indonesia, aku mencari tahu cover-cover buku Emily yang diterbitkan
di negara lain. Beberapa cover sangat unyu dan membuatku ingin punya. Kalau aku menemukannya,
mungkin aku tidak keberatan membeli lagi buku yang sudah kupunya.
Kalau cover di Indonesia se-unyu ini, mungkin akan lebih banyak lagi yang membaca Trilogy Emily |
Trilogy Emily First Edition |
[Review ini diikutsertakan dalam Young Adult Reading Challenge 2014]
Hai Kak
BalasHapussaya ulfa, salam kenal
Saya sangat menyukai serial Emily namun kesulitan mencari buku ketiga yang berbahasa Indonesia, apakah kakak punya yang berbahasa Indonesia?
Hai juga ulfa, untuk saat ini saya belum tahu apakah ada penerbit Indonesia yang menerbitkan seri ketiga Emily. Tapi mungkin kamu bisa menanyakannya ke penerbit Qanita, siapa tahu mereka berminat utk menerbitkan seri selanjutnya. :)
Hapussaya juga menunggu buku ketiga trilogi emily..sayangnya pas saya tanya ke pihak Qanita mereka bilang belum ada rencana untuk menerbitkan buku Emily's Quest versi indonesia
Hapus