Penulis :
Erin Morgenstern
Penerjemah :
Berliani Nugrahani
Penerbit :
Mizan Fantasi
Tahun Terbit :
Cetakan 1, Januari 2013
Halaman :
607
Sejak usia 6 tahun, Celia telah ditakdirkan untuk
mengikuti permainan milik ayahnya, Hector Bowen atau lebih dikenal dengan nama
Prospero Sang Pesulap, dan seorang laki-laki bersetelan abu-abu bernama
Alexander. Celia tidak tahu permainan seperti apa yang dimaksud ayahnya. Ia
hanya tahu kalau ia telah diikat dengan sebuah cincin emas yang meninggalkan luka
bakar di jarinya dan ditakdirkan untuk memainkan permainan itu sampai selesai.
Di sisi lain, Alexander juga memiliki seorang murid
yang dijadikannya sebagai lawan Celia. Seorang anak laki-laki bernama Marco
Alisdair yang diambilnya dari sebuah panti asuhan di London. Baik Marco maupun
Celia, keduanya disiapkan untuk saling bertanding suatu hari nanti, tanpa
pernah tahu dan bertemu siapa lawan masing-masing.
Jika Celia dilatih oleh ayahnya dengan terus menerus
melakukan trik sulap yang hampir seperti sihir, maka Marco menghabiskan
hari-harinya dengan membaca buku-buku yang diberikan Alexander. Setiap buku
yang diberi, dipelajari oleh Marco dan bagian-bagian pentingnya ia salin. Kondisinya
terus seperti itu hingga mereka dewasa.
Sepuluh tahun kemudian, seorang pria bernama
Chandresh Lefevre mengadakan jamuan tengah malam dan memiliki ide untuk
membangun sebuah sirkus. Sirkus yang penuh keajaiban dan hal-hal mempesona dan
hanya buka dari tengah malam hingga fajar tiba. Dibantu asistennya Marco,
seorang ahli desain bernama Mr. Ethan Barris, seorang ahli mode bernama Mme.
Padva, dan si kembar Laini dan Tara Burgess, Chandresh pun membangun sebuah
sirkus yang diberi nama Le Cirque de Reves.
Kini saatnya membuka audisi untuk menentukan siapa
saja yang akan mengisi tenda-tenda sirkus. Tentu saja, orang-orang itu harus
memiliki bakat luar biasa untuk diterima di Le Cirque de Reves. Ketika Celia
mengikuti audisi tersebut, Marco langsung tahu, gadis itulah lawannya, dan
sirkus itulah arena pertandingannya.
The Night Circus, sebuah kisah yang indah dan mempesona
dari Erin Morgenstern. Ceritanya cukup panjang, dan penuh berisi deskripsi
mendetail mengenai keindahan sirkus dan trik-trik yang dilakukan para
pesulapnya. Morgenstern juga memberi kesempatan kepada para pembacanya untuk
mampir ke setiap tenda yang dimiliki sirkus, dengan penjelasan yang rinci,
hingga seolah-olah benar-benar mengunjungi tenda tersebut.
Inti ceritanya sendiri berpusat pada pertandingan
antara Marco dan Celia. Keduanya bertanding kemampuan sulap, yang sebenarnya
tidak bisa dikatakan sulap melainkan seperti sihir. Tidak ada trik-trik
kecepatan gerak tangan atau mekanik yang tersembunyi, semuanya dilakukan dengan
pemusatan pikiran dan bakat.
Sayangnya, kedua tokoh yang diharapkan saling
tanding ini malah saling jatuh cinta. Terpesona pada bakat yang dimiliki
masing-masing. Sedangkan permainan itu tidak akan berakhir sampai salah satu
dari mereka mati. Nah, untuk sampai bagian ini, kita harus membaca lebih dari
setengah buku, alias sekitar tiga ratusan halaman.
Kalau bukan karena kepiawaian Morgenstern dalam
menuliskan pesona sirkus, saya mungkin sudah menyerah membaca novel ini, karena
tidak juga bertemu dengan konfliknya. Dan yang sangat disayangkan, perasaan
jatuh cinta Marco dan Celia terkesan dipaksakan. Sebelumnya, tidak ada
kedekatan sama sekali di antara mereka berdua, lalu tahu-tahu jatuh cinta, dan
memutuskan untuk segera menyelesaikan permainan itu.
Lalu kemunculan tokoh bernama Bailey, yang dianggap bisa menyelamatkan Le Cirque de Reves juga kurang kuat alasannya. Memang sih Bailey sudah muncul di bagian awal cerita, namun saya tidak mendapatkan alasan yang benar-benar kuat sehingga Bailey-lah yang layak muncul menjadi ‘penyelamat’.
Walau bagaimanapun, kisah The Night Circus ini
benar-benar indah. Kalau mahir menggambar, saya ingin sekali melukiskan kembali
apa yang dituturkan oleh Morgenstern saat mendeskripsikan wujud Le Cirque de
Reves dan tenda-tenda penuh keajaibannya. Dan kalau sirkus itu benar-benar ada
di dunia nyata, tak seorang pun yang boleh melewatkannya.
Satu lagi, sampul bukunya juga benar-benar cantik, menjadikan buku ini layak dikoleksi ^___^
[Review ini diikutsertakan dalam Lucky No. 15 Reading Challenge kategori Who Are You Again]
Komentar
Posting Komentar