Penulis :
Brian Selznick
Penerjemah :
Marcalais Fransisca
Penerbit :
Mizan Fantasi
Tahun Terbit :
Cetakan 1, November 2013
Halaman :
620
Ben terus dihantui mimpi dikejar-kejar serigala.
Terutama sejak kecelakaan yang menimpa ibunya, yang membuatnya menjadi anak
yatim piatu. Kini ia tinggal di rumah bibinya dan tidur sekamar dengan
sepupunya Robby, yang kerap kali mengejeknya tuli.
Ben memang terlahir dengan kondisi tuli sebelah.
Namun, ia masih bisa mendengar dengan satu telinganya yang sehat. Sebelum ibunya
pergi, Ben hidup dengan damai di rumah pondoknya di Gunflint Lake, Minnesota.
Suatu malam, Ben kembali ke rumah ibunya dan
menemukan sebuah buku berjudul Wonderstruck yang diperuntukkan untuk seseorang
bernama Danny. Ketika Ben membacanya, dia menemukan sebuah pembatas buku yang
berisikan pesan untuk ibunya dari seseorang bernama Danny. Tidak hanya itu, Ben
juga menemukan kalung ibunya dengan bandul yang berisi sebuah foto laki-laki.
Di balik foto itu, tertulis sebuah nama, Daniel.
Ben menatap foto dan pesan di pembatas buku
berkali-kali. Mata laki-laki itu mirip dengan mata Ben. Ia bertanya-tanya
apakah mungkin Danny adalah ayahnya. Selama ini ibunya tidak pernah bercerita
tentang ayahnya, sehingga Ben kerap membayangkan seperti apa ayahnya dan di
mana ia sekarang.
Pembatas buku itu mungkin bisa jadi petunjuk. Ada
alamat toko buku di New York yang tertera di sana. Mungkin ayahnya tinggal di
sana. Mungkin Ben bisa ke New York dan bertemu ayahnya. Ben melihat nomor
telepon di pembatas buku dan mencoba menghubungi nomor itu. Tiba-tiba kilat
menyambar dan Ben tidak mendengar apa-apa lagi.
My Review
Another brilliant book from Brian Selznick!
Setelah terpukau dengan The Invention of Hugo Cabret, saya melihat Wonderstruck dipajang di rak toko buku dan bertekad untuk
memilikinya juga.
Khas Brian Selznick, Wonderstruck tidak hanya
bercerita melalui tulisan, melainkan juga lewat ilustrasi yang digambar oleh
Selznick dengan begitu indah dan hidup. Berbeda dengan kisah Hugo Cabret yang
ilustrasinya merupakan kelanjutan dari cerita yang ditulis, di Wonderstruck,
ilustrasi yang mengiringi kisah Ben memiliki cerita sendiri.
Ilustrasi itu berkisah tentang seorang gadis yang
juga tuli dan pergi sendiri ke New York untuk mencari ibunya. Meskipun berbeda
tokoh, apa yang dialami Ben dan gadis misterius itu hampir sama. Mereka
sama-sama mengunjungi American Museum of Natural History dan menemukan apa yang
mereka cari di sana.
Kisahnya sangat keren. Sejak awal membaca, saya sudah
jatuh hati dengan Ben yang suka mengumpulkan benda-benda unik di sekitar
rumahnya. Saya juga suka dengan ibunya Ben, Elaine, yang sangat menyayangi Ben
dan sangat memfasilitasi keingintahuan Ben terhadap banyak hal.
Ketika sampai di bagian ucapan terima kasih,
Selznick menceritakan apa yang menjadi inspirasi lahirnya Wonderstruck dan
berbagai riset yang dilakukan saat mengerjakan buku tersebut. Dan saya
benar-benar terpukau dengan keseriusan Selznick. Tidak heran jika hasil
karyanya sangat menakjubkan. Membuat saya tidak sabar menanti karya Selznick
selanjutnya.
Satu hal yang sedikit disayangkan, Mizan menerbitkan
Wonderstruck dengan kertas buram yang lebih tipis. Kalau saja diterbitkan
seperti buku The Invention of Hugo Cabret yang menggunakan kertas lebih terang
dan lebih tebal, pasti lebih bagus (dan mungkin lebih mahal, hehehe).
Komentar
Posting Komentar