Penulis :
Jacqueline Kelly
Penerjemah :
Berliani M. Nugrahani
Penyunting :
Nadya Andwiani
Penerbit :
Matahati
Tahun terbit :
Cetakan Pertama, November 2010
Calpurnia
Virginia Tate, atau biasa dipanggil Callie Vee, adalah gadis berusia 12 tahun
di Caldwell County, Texas. Saat itu tahun 1899, setiap anak-anak perempuan
dituntut untuk siap menjadi seorang istri dan ibu. Mereka harus bisa memasak,
merajut, serta berkelakuan baik dan sopan. Bukan berarti Callie tidak sopan,
hanya saja merajut atau memasak bukan kegiatan favoritnya. Ia lebih suka
bersama kakeknya, Kapten Tate. Seorang laki-laki tua yang lebih senang
menghabiskan waktu di laboraturium sambil mengamati hewan-hewan dan tumbuhan.
Kapten
Tate dianggap aneh oleh sebagian besar keluarga serta orang-orang di sekitar
rumah mereka. Setelah pensiun dari perusahaan kapas miliknya –yang sekarang
dipimpin oleh ayah Callie- Kakek lebih suka meneliti hewan dan tumbuhan. Callie
juga menyukai hal seperti itu. Bersama Kakek, Callie pergi ke sungai,
mengunjungi liang luak, hingga memperhatikan kehidupan mikro organisme dari
balik kaca mikroskop.
Meneliti
hewan dan tumbuhan merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi Callie. Dia mencatat
semua penelitiannya di Buku Catatan pemberian Harry, kakaknya. Callie berharap
dia bisa menjadi naturalis ketika besar nanti. Namun, apalah daya, di masa itu,
peran perempuan masihlah sangat terbatas. Callie tidak tahu apakah mungkin
mimpinya menjadi naturalis bisa menjadi kenyataan, di tengah lingkungan yang
menganggap perempuan hanya tumbuh untuk menjadi istri dan ibu.
The
Evolution of Calpurnia Tate adalah salah satu bacaan yang menyenangkan. Novel
ini meraih banyak penghargaan, salah satunya adalah Newberry Honor Award pada
tahun 2010.
Kehidupan
Callie di akhir abad 20 memiliki daya tarik sendiri bagi saya. Termasuk juga
kisah tentang jaringan telepon Graham Bell yang mulai merambah ke kota-kota di
Amerika, yang disambut dengan semarak oleh para penduduk. Begitu juga dengan
kemunculan Coca Cola hingga mobil pertama.
Hal
yang paling saya sukai dari cerita ini adalah gaya bercerita Callie yang sangat
apa adanya. Dia menceritakan keseharian hidupnya, mulai dari persahabatannya
dengan Lula Gates di sekolah, kehidupannya di rumah bersama enam saudara
laki-lakinya, ketidaksukaannya terhadap memasak dan merajut, hingga keresahan
hatinya karena merasa tidak akan sanggup menggapai mimpinya.
Saya
tidak terlalu tahu sejarah kota Texas serta ilmu hewan dan tumbuhan. Tapi saya
sangat menikmati cerita ini. Bahasa terjemahannya nyaman dibaca dan mudah
dipahami. Cerita Callie sendiri kadang mengundang senyum-senyum tertahan karena
komentarnya yang polos. Namun, meski di cerita itu disebutkan usia Callie adala
12 tahun, entah mengapa, membaca ceritanya membuat saya merasa Callie lebih
dewasa dari itu.
Salah
satu hal yang paling saya suka dari kisah ini adalah cerita tentang Callie dan
enam orang saudara laki-lakinya. Callie anak keempat dan perempuan
satu-satunya. Ada Harry, Sam Houston, dan Lamar di atasnya. Lalu ada Travis,
Sul Ross, dan Jim Bowie di bawahnya. Masing-masing saudara memiliki karakter
yang berbeda. Saya sendiri paling suka dengan hubungan Harry dan Callie, serta
J.B dan Callie. Mungkin karena mereka anak pertama dan terakhir, sedang Callie
anak tengah.
Cerita
ini juga cukup menggambarkan kehidupan Amerika saat itu, terutama di daerah
perkebunan kapas. Kala itu, orang-orang berkulit hitam dianggap rendah, hanya
bisa bekerja menjadi budak. Sedangkan orang-orang berkulit putih adalah orang
kaya yang memiliki kedudukan terpandang.
Ada
satu bagian ketika Callie mencoba menggunakan cangkul di ladang kapas, dan
salah seorang pengurus rumahnya melihat Callie dengan penuh ketakutan. Ia
langsung menghampiri Callie dan menyuruhnya melepaskan cangkul itu. Bagi
mereka, aib jika orang-orang kulit putih, apalagi orang kaya, turun ke ladang, terlebih
untuk mencangkul.
Secara
keseluruhan, membaca The Evolution of Calpurnia Tate adalah pengalaman yang
menyenangkan bagi saya. Yang disayangkan hanya satu, saya tidak telalu suka
sampulnya. Ilustrasi Callie di situ terlihat gemuk dan saya membayangkan Callie
adalah gadis yang ramping dan lincah. Selebihnya, buku ini adalah buku yang
layak dibaca, bagi anak-anak maupun orang dewasa.
Ini
adalah kutipan yang paling saya suka:
“Pada
suatu hari nanti, aku akan memiliki semua buku yang ada di dunia ini, rak demi
rak berisi banyak sekali buku. Aku akan tinggal di dalam sebuah menara buku.
Aku akan membaca seharian dan memakan buah persik. Dan jika para kesatria muda
berbaju zirah berani memanggilku dari atas kuda putih mereka dan memohon padaku
untuk menurunkan rambut, aku akan melempari mereka dengn biji persik sampai
mereka pulang.”
Komentar
Posting Komentar