Setelah gagal pada challenge yang saya ikuti pada tahun 2015, saya memutuskan untuk tidak mengikuti challenge apapun tahun 2016. Bukan karena kapok atau apa (walaupun karena itu juga sih, hehehe), tapi saya ingin lebih mengeskplor bacaan saya sebebas-bebasnya, membaca buku-buku yang ingin saya baca tanpa berpikir lebih dulu, buku ini cocoknya masuk ke challenge apa.
Jadi,
tahun 2016 ini saya memilih untuk membuat personal challenge alias tantangan
pribadi. Salah satu tantangannya yaitu membaca buku-buku yang sudah saya miliki
tahun 2015 dan sebelumnya.
Nah,
seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2015 pun membawa utang timbunan yang
harus dilunasi. Mereka adalah:
- Ingo Pentalogy, Helen Dunmore
Seri
Ingo ini memang terbit sudah lama sekali, dan memang sudah lama juga saya ingin
membacanya. Namun, setiap kali mau membeli, selalu keduluan dengan buku lain.
Alhasil, di tahun 2015 ini saya dengan sabar dan jeli mengubek-ngubek setiap
tumpukan buku diskonan, demi menemukan seri tersebut.
Alhamdulillah,
akhirnya ketemu juga. Dari lima seri Ingo, saya dapat empat buku. Yang belum
dimiliki tinggal buku kelima yang berjudul Stormswept. Semoga tahun ini saya
berjodoh dengan buku tersebut yaa.
- Harry Potter Series, J.K. Rowling
Am
I too late to read Harry Potter? I don’t think so. Memang sih seri ini sudah
nge-hits banget dari zaman dahulu kala. Namun entah kenapa waktu itu saya belum
tertarik baca satu pun bukunya. Tapi kalau filmnya sih ngikutin. Nah, setelah
filmnya keluar semua, entah kenapa muncul perasaan, “Duh, kalau filmnya aja
udah keren begini, gimana bukunya? Pokoknya harus baca!”
Ditambah
lagi tahun ini saya sering tenggelam dalam fanfiksi Harry Potter, dan punya OTP
sendiri. OTP saya sih wajar aja, yang memang udah merajalela di mana-mana. Can
you guess them? Hehehe…
Waktu
Gramedia Fair di Cibinong City Mall dan ngeliat tiga buku HP ini masing-masing
hanya seharga Rp 40.000, langsung saya ambil tanpa pikir panjang. Mudah-mudahan
di tahun 2016, bisa melengkapi sisanya dengan harga diskonan pula, atau kalau
bisa gratis. Hihihi…
- Inkspell & Inkdeath (Trilogy Inkheart), Cornelia Funke
Ini
juga buku yang sudah lama terbit, dan sudah lama pula saya menginginkannya.
Hanya saja harganya yang cukup menguras kantong membuat saya menghela napas
setiap kali berpikir untuk membelinya. Sama seperti HP Series, saya membelinya
di Gramedia Fair CCM hanya dengan harga Rp 30.000 setiap bukunya. Seneng banget
pastinya. Walaupun nggak nemu buku pertamanya, Inkheart, tapi nggak apa-apa
deh. Toh setidaknya saya sudah pernah nonton filmnya, yang salah satu tokoh
utamanya adalah si ganteng Brendan Fraser. Hehehe…
- The Beatrix Potter Collection (Vol. I & II), Beatrix Potter
Nah,
kalau ini belinya di Books and Beyonds waktu diskonan 17 Agustus. (Aduh,
anaknya diskonan banget sih). Dari zaman kuliah memang sudah tertarik untuk
beli literature klasik di Books and Beyonds, yang tokonya sering saya lewatin
setiap ke perpus kampus. Cuma belum kesampaian terus, salah satunya karena
takut font hurufnya terlalu kecil, yang bikin saya males baca.
Sampai
akhirnya Agustus kemarin, salah satu teman kantor saya dengan semangat cerita
tentang buku yang baru dibelinya di Books and Beyonds, salah satunya adalah Beatrix
Potter Collection ini. Setelah melihat kalau font-nya tidak terlalu kecil dan
dilengkapi ilustrasi yang lucu, tanpa menunggu lama, saya langsung membeli vol.
I dan II.
- Citra Rashmi, Tasaro GK
Sewaktu
SMA, saya pernah membaca novel Tasaro yang berjudul Pitaloka. Itu adalah karya
pertama Tasaro yang saya baca, dan saya langsung jatuh cinta dengan cara beliau
menulis historical fiction. Keren banget dan sama sekali nggak ngebosenin.
Saat
kuliah, saya mendengar kalau Pitaloka diterbitkan ulang dengan judul Citra
Rashmi. Saya pun langsung tertarik untuk membelinya. Namun, seperti biasa, niat
hanya menjadi niat sampai akhirnya buku itu ada di rak diskonan. (Lagi-lagi
diskon!) Akhirnya saya membawa pulang satu lagi karya penulis favorit saya.
- Merindu Cahaya de Amstel & Looking for Alaska
Beli
dua buku ini waktu sedang sedih dan galau. Seperti biasa, kalau perasaan sedang
sedih, saya melarikan diri ke toko buku dan menghambur-hamburkan uang di sana.
Tadinya mau beli Paper Towns, tapi di toko buku yang saya kunjungi, TM
Bookstore Depok, stoknya sudah habis.
Alhasil, selain Looking for Alaska, saya
memilih membawa pulang karya Arumi E yang berlatar negeri kincir angin ini. Beberapa
resensi yang saya baca sih mengatakan kalau buku ini bagus, recommended lah.
Lagipula, sepertinya saya masih terbawa-bawa nuansa Belanda setelah jatuh cinta
pada si Willem.
- Scappa per Amore, Dini Fitria
Beli
buku ini impulsif aja sih. Karena saya memang menyukai kisah-kisah perjalanan. Apalagi
kalau perjalanannya ke Eropa, :)
- The Wizard of Earthsea, Ursula K. Le Guin
Saya
beli buku ini di bookfair tahun 2014. Sudah lama juga saya penasaran dengan
kisah fantasi yang konon katanya menginspirasi J.K. Rowling dan Christopher
Paolini. Waktu itu saya melihat ada tiga buku, namun saya beli buku pertama
dulu. Kalau saya sudah baca dan ternyata menyukainya, mudah-mudahan saya
dipertemukan lagi dengan dua buku selanjutnya. Kalau bisa sih dengan harga yang
lebih murah. (Tetep mental diskon)
Nah,
sebenarnya masih ada beberapa buku lagi yang masih berstatus timbunan. Namun
saya tidak yakin akan memasukkan buku-buku itu ke list going to read tahun ini.
Buku-buku
itu adalah:
- Swiss Family Robinson: Sudah baca setengah di 2014, tapi di 2015 malah diabaikan dan belum dilanjutin sama sekali.
- Septimus Heap: Flyte, Angie Sage: Sudah baca setengah juga di 2015, dan belum sanggup untuk namatinnya hingga sekarang.
- Septimus Heap: Physik, Angie Sage: Karena buku sebelumnya belum tamat, buku ini ikut tertunda dibaca.
- Nibiru dan Ksatria Atlantis, Tasaro GK: Melihat jumlah halamannya saja sudah membuat saya menghela napas berkali-kali. Entahlah, saya juga tidak tahu kapan akan membacanya. Saya beli buku itu di Januari 2014, tepat setelah saya sidang TKA. Saya beli buku ini murni karena ingin punya saja, apalagi harganya pun sudah didiskon, hehehe….
Balik
lagi ke tantangan pribadi, selain menantang diri sendiri untuk membabat habis
timbunan, tahun 2016 ini saya ingin mencoba membaca buku-buku yang masuk
kategori not my cup of tea. Misalnya buku-buku bertema thriller, detective, high
fantasy/fantasy for adult (memang ada ya? Maksudnya sih buku-buku bertema
fantasy, tapi tokohnya bukan anak-anak atau remaja, dengan konflik yang
tentunya lebih rumit), horror, mystery, dan biografi.
Saya
belum kepikiran buku apa yang mau dibaca dari genre-genre tersebut. Belum
menemukan judul secara spesifik. Nanti lah ya saya pikirin lagi, hehehe.. Tapi,
kalau ada yang mau usul judul buku untuk dibaca boleh juga lho… hehehe…
Komentar
Posting Komentar