Penulis :
Guillaume Musso
Penerjemah :
Yudith Listiandri
Penyunting :
Selsa Chyntia
Penerbit :
Spring
Tom Boyd adalah penulis terkenal yang menerbitkan trilogy
novel Trilogie des Anges. Buku pertamanya, La Compagnie des Anges menempati
urutan teratas daftar novel terlaris di Amerika Serikat. Begitu juga dengan
buku keduanya, De Memoire d’Ange.
Di sisi lain, ada si cantik Aurore Valancourt, pianis
cantik, muda, dan berbakat yang namanya juga sedang melambung. Tom dan Aurore
bertemu di konser Kings of Leon dan mulai merajut hubungan asmara mereka, yang
ternyata tak bertahan lama dan kandas di tengah jalan.
Aurore akhirnya menemukan cinta yang lain. Sedangkan Tom?
Beberapa kali ia ditangkap karena mabuk atau bertengkar dengan pelayan
restoran. Berita-berita mulai menyebarkan tentang keterpurukannya. Penerbitan buku
ketiga dari Trilogie des Anges akhirnya ditunda. Tom mulai mengonsumsi
obat-obat penenang secara berlebihan, dan di tepi jurang kehancurannya, seorang
gadis muda tiba-tiba muncul di apartemen Tom.
Gadis itu mengaku bernama Billie Donelly. Bukan saja
kehadirannya yang tiba-tiba, yang mengherankan Tom, tetapi juga karena Billie
adalah tokoh ciptaan Tom dalam Trilogie des Anges. Bagaimana mungkin tokoh
fiksi bisa mewujud nyata? Mungkinkah Billie merupakan seorang penggemar fanatik
yang ingin mengusik kehidupan Tom? Atau mungkin Tom terlalu banyak mengonsumsi
pil penenang sehingga mulai berkhayal yang tidak-tidak? Bagaimanapun, Billie
benar-benar terlihat nyata!
My Review
Untuk pertama kalinya, saya merasakan mereview ARC (advance
reading copy/advance review copy) atau meresensi buku sebelum buku tersebut
diterbitkan secara massal. The Girl on
Paper ini akan diterbitkan Penerbit Spring pada bulan September nanti (hmm…
sebentar lagi). Dan saya hanya membaca setengah dari cerita The Girl on Paper,
jadi harus bersabar sedikit untuk mengetahui akhir ceritanya, hehehe…
The Girl on Paper diawali dengan prolog bermodel kliping
berita tentang Tom Boyd dan Aurore Valancourt. Jujur saja, awalnya saya bingung
dan nggak mudheng, ini maksudnya apa sih? Tapi saya terus baca, dan semakin
dibaca semakin mengerti. Hingga akhirnya masuk di bab pertama yang menceritakan
kehidupan Tom setelah ditinggal Aurore.
Ide cerita The Girl on Paper mungkin sudah sering kita
jumpai. Tentang penulis yang kehilangan ide dan semangat untuk menulis
(alasannya berbagai macam) lalu didatangi oleh tokoh rekaannya sendiri. Di
sini, Tom didatangi oleh tokoh ciptaannya yang bernama Billie. Billie menuntut
kepada Tom untuk melanjutkan kisahnya, yaitu dengan menulis Trilogie des Anges
yang ketiga. Sementara itu, sejak putus dengan Aurore, Tom merasa tidak mungkin
menulis lagi. Akhirnya, Billie mengajak Tom untuk menemui Aurore. Saat itu Tom
berada di rumah pantainya di California, sedangkan Aurore sedang berlibur
bersama pacarnya di Meksiko.
The Girl on Paper tidak hanya bercerita tentang patah
hatinya Tom dan kemunculan Billie, di situ juga diceritakan tentang masa lalu
Tom, dan dua sahabat masa kecilnya, Milo dan Carole. Dan ternyata, semakin
mendekati pertengahan cerita, pembaca seperti diberi gambaran bahwa Trilogie
des Anges ada hubungannya dengan masa kecil Tom dan persahabatan mereka
bertiga.
Hmm… waktu awal-awal membaca buku ini, jujur saja saya
sedikit agak bosan. terutama saat bagian Tom. Entah kenapa, saya gemas pada
Tom. Duh, kok patah hati diratapi sampai sebegitunya sih? (padahal yang
meresensi juga pernah patah hati kok, hihihi) Namun, lama kelamaan, kok seru
sih, dan akhirnya membuat saya nggak berhenti baca, dan terpaksa berhenti di
tengah cerita. Aaaaakk…
Yang paling saya suka dari The Girl on Paper adalah
kutipan-kutipan yang ada di bagian awal bab. Saya juga suka Billie. Saya suka
Billie yang secara tidak langsung menyadarkan Tom tentang bagaimana menulis
yang baik. Saya suka keteguhan hati Billie, yang memaksa dan meyakinkan Tom
untuk menulis lagi. Pokoknya, saya penasaran sekali dengan bagaimana kelanjutan
nasib Billie. Apakah si Tom mau melanjutkan kisahnya? Hmm… harusnya sih iya.
Sudahlah Tom, lupakan si Aurore, lebih baik cari yang lain…
Wah kita beda yaa.. Gue malah suka banget sama Tom.. Gue kayaknya tipe yang kalau patah hati meratap dan kadang2 gue berpikir mungkim aja gue terjerumus obat2an dan alkohol kayak Tom. Alhamdulillah nya ngga sih but I feel related so much with Tom :)
BalasHapusHahaha, aku sebenernya meratap juga kok, cuma pas patah hati malah sering nulis. mungkin jenis patah hati aku beda sama si Tom, wkwkwkwk
HapusSamaaa...penasaran banget sama kelanjutan nasib Billie sebagai tokoh fiksi😂 seneng juga banyak kalimat-kalimat yg quotable di awal buku, ga sabar kelanjutannya gimana hihi
BalasHapusHihihi, iya, penasaran sama si Billie, bakal balik lagi ke dunia fiksi atau malah dia seneng di dunia nyata, hehehe.
BalasHapus