Penulis:
K. Fischer
Editor:
Irna Permanasari
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit:
Cetakan 1, 2015
Halaman:
280
Sam dipindahkan tempat kerjanya
dari Halstad ke Oslo. Sebenarnya ia tidak mau, karena Oslo merupakan ibu kota,
dan ibu kota tentu saja ramai. Sementara Sam, jauh-jauh pergi ke Norwegia bukan
untuk mencari keramaian. Namun, karena perpindahan itu tidak bisa ditolaknya,
Sam pun pindah ke Oslo, dan tinggal di sebuah pulau kecil bernama LindØya.
Di LindØya, Sam bertetangga
dengan seorang pemuda misterius bernama Rasmus. Dari rumahnya, sering terdengar
suara musik dan keramaian yang mengganggu Sam. Entah apa yang dilakukan Rasmus,
yang jelas ulahnya amat mengganggu Sam sekaligus membuatnya penasaran. Namun,
Sam berusaha menjaga jarak dengan pemuda itu. Sam menjaga jarak dengan
laki-laki mana pun. Pengalaman pahit masa lalunya selalu menghantui bahkan
meski ia telah jauh pergi dari negara asalnya, Indonesia.
My Review
Untuk awalan, Sam adalah
perempuan. Di awal cerita memang dijelaskan kalau ia seorang perempuan,
meskipun tidak diberi tahu nama lengkapnya sehingga ia bisa dipanggil Sam. Sam
sangat hati-hati terhadap laki-laki apalagi jika itu laki-laki asing. Sam
perempuan yang menutup diri dan tidak terlalu suka bersosialisasi. Semua itu
karena pengalaman buruknya di masa lalu yang tak bisa ia lupakan.
Berlabuh di LindØya mengangkat
tiga sudut pandang, Sam, Rasmus, dan Putri. Siapakah Putri? Nanti juga tahu
setelah membaca beberapa halaman dari buku ini. Sam dengan kecemasannya, Rasmus
dengan hidupnya yang ramai, dan Putri yang terjebak dengan pacar keren yang
tidak begitu dicintainya, Deri.
Sebenarnya saya sudah bisa
menebak cerita ini setelah membaca beberapa bagian. Seperti apa masa lalu Sam
yang membuatnya ketakutan dan bagaimana akhir hubungannya dengan Rasmus. Hampir
saja saya tidak ingin menyelesaikan buku ini, tetapi karena latar Oslo yang
cukup menghibur, saya pun membacanya hingga tamat.
Tidak ada yang terlalu istimewa
dengan Sam. Ia gadis yang penuh kecemasan yang bagi saya terasa berlebihan.
Tetapi saya berusaha mengerti bahwa
semua itu karena pengalaman buruknya di masa lalu. Rasmus juga tidak terlalu
istimewa. Cukup baik, benar-benar seperti cowok tetangga sebelah, tapi tidak
terlalu istimewa sehingga karakternya terngiang-ngiang di kepala. Dan saya
sukses sebel setengah mati dengan Deri alias Mas Ei-nya Putri yang menyebalkan.
Aargh, kenapa bisa ada cowok seperti itu sih di dunia ini?
Baiklah, mungkin itu saja review
dari saya. Berlabuh di LindØya cukup menarik di bagian latar. Baik latar tempat
maupun kultur Oslo, disajikan dengan piawai oleh penulisnya. Namun, dari segi
konflik dan jalan cerita, cenderung biasa saja.
Review ini untuk
kategori Contemporary Romance
Review ini untuk
kategori Contemporary Romance
Komentar
Posting Komentar