Penulis:
Prisca Primasari
Penyunting:
Idha Umamah
Penerbit:
Gagas Media
Tahun Terbit:
Cetakan Pertama, 2016
Halaman:
233
ISBN:
978-979-780-861-7
Tulip sedang sibuk-sibuknya mengurus persiapan pernikahan
dengan Gris ketika calon suaminya itu memberi kabar buruk. Gris dipecat dari
perusahaan tempatnya bekerja, sekarang ia pengangguran dan merasa tak yakin
mampu membahagiakan Tulip. Namun, Tulip tetap optimis Gris akan segera kembali
bekerja dan mereka akan baik-baik saja.
Saat memberi kabar itu, Gris dan Tulip bertemu di kedai
favorit mereka. Saat itu juga, Tulip bertemu dengan pemuda nyentrik yang
mengaku bernama Flynn dan memberikan sebuah buku Edgar Allan Poe dengan sebuah
kartu nama di dalamnya. Entah dari mana, mungkin menguping pembicaraan mereka
berdua, Flynn mengetahui Tulip dan Gris akan menikah dan Gris dipecat.
Tulip merasa amat penasaran dengan Flynn juga sebuah nama
yang tercantum di kartu nama tersebut. Wilhelm Beauvoir. Siapakah mereka? Apa
maksud Flynn memberi buku dan kartu nama tersebut sekaligu bertanya-tanya
tentang hobi Gris menulis cerpen?
Tulip ingin mereka memecahkan misteri pria nyentrik
tersebut. Awalnya Gris menyetujui. Namun, lama-kelamaan, Gris merasa semua itu
omong kosong dan tidak akan membuatnya mendapat pekerjaan. Terlebih lagi, Mama
Tulip memberi tahu Gris tentang kondisi Tulip yang sebenarnya. Yang membuat
Gris semakin ragu untuk melanjutkan pernikahan dengan gadis yang dicintainya
tersebut. Bagaimana mungkin ia bisa membahagiakan Tulip dengan kondisinya saat
ini? Seorang pengangguran dan pelupa akut. Apakah Gris dan Tulip akan
melanjutkan rencana pernikahan mereka atau malah mengubur impian itu?
My Review
Satu lagi kisah manis dari Prisca Primasari. Kali ini tokoh
utama kita adalah Tulip dan Gris. Tulip, perempuan muda yang suka menjahit
quilt dan Gris, pemuda yang bekerja di perusahaan stationery dan akhirnya
dipecat.
Sejak bertemu dengan Flynn, mereka mengalami petualangan
aneh tentang sosok Wilhelm Beauvoir. Apa sebenarnya yang diinginkan oleh Flynn
dan Wilhelm, baik Tulip maupun Gris tidak bisa menebak. Tetapi Tulip yakin ada
sesuatu dibalik misteri itu yang harus mereka pecahkan berdua.
Kisah Tulip dan Gris mengalir dengan lancar, dan sosok Flynn
dan Wilhelm membuat saya terus membaca buku ini sampai habis. Saya suka dengan
tokoh Gris di sini. Romantis. Saya juga suka dengan Tulip yang tampak sederhana
dan nggak neko-neko. Mereka berdua memang tampak seperti pasangan biasa-biasa saja
yang mungkin sekali ada di dunia nyata.
Sebenarnya saya curiga Flynn adalah salah satu tokoh yang
pernah muncul di cerita Prisca yang lain. Dan ternyata benar saja, Flyyn adalah
Sena-nya Aline di novel Paris. Ia muncul lagi di cerita ini sebagai tokoh
sampingan. Masih tetap dengan gayanya yang khas, syal bertumpuk.
Saya sempat meneteskan air mata di bagian akhir, saat……
(biar nggak spoiler). Intinya, kisah Tulip dan Gris ini menyentuh banget, deh.
Saya bisa membayangkan seperti apa pedihnya sedang melakukan persiapan
pernikahan, eh tiba-tiba dipecat. Apalagi itu terjadi di pihak laki-laki, kalau
jadi Gris, pasti saya sudah stress berat. Syukurlah Gris memiliki Tulip yang
selalu optimis dan mencintainya.
Pokoknya, buku ini bagus, saya suka. Sedikit yang agak
mengganjal buat saya adalah tentang judul. Entah mengapa, bagi saya judulnya
tampak tidak terlalu menarik dan tidak cukup mewakili keindahan kisah cinta
Tulip dan Gris. Bagaimanapun juga, saya tetap suka dengan With or Without You
dan selalu menanti karya-karya Prisca Primasari selanjutnya.
Review ini untuk
kategori Contemporary Romance
Review ini untuk
kategori Contemporary Romance
Komentar
Posting Komentar