Penulis: Oscar
Wilde
Penerjemah:
Diyan Yulianto
Editor: Addin
Negara
Tahun Terbit:
2015
Penerbit: Diva
Press
ISBN:
978-602-255-782-1
“The Picture
of Dorian Gray adalah satu-satunya novel karya Oscar Wilde sekaligus karyanya
yang paling mahsyur. Diterbitkan pertama kali dalam bentuk novel pada tahun
1890, karya ini langsung mendapat sambutan pro dan kontra di kalangan pembaca
karena berani menyentuh tema-tema sosial yang sensitif dalam masyarakat era
abad ke-19.
Sebuah
penyatuan antara naskah drama, pelajaran moral, dan keindahan sastra; itulah
ungkapan-ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkan novel ini. karena
kelebihannya ini, karya ini dinobatkan sebagai salah satu novel terbaik yang
pernah ditulisa dalam bahasa Inggris.” (dikutip dari
Pengantar Penerbit Diva Press)
Lukisan Dorian
Gray bercerita tentang seorang pemuda tampan bernama Dorian Gray. Ia memiliki
sahabat, seorang pelukis bernama Basil Hallward. Basil sangat memuja ketampanan
Dorian. Dorian hampir selalu menjadi objek lukisannya. Lukisan yang Basil buat
dengan sepenuh hati dan tak rela ia bagi dengan siapa pun.
Pemujaan dan
kekaguman Basil terhadap Dorian tentu dipandang aneh oleh sahabatnya, Lord
Henry Wotton. Lord Henry tak mengerti bagaimana seorang Basil bisa begitu memuja
seorang pemuda tampan sampai ia sendiri bertemu dengan Dorian Gray. Seperti
Basil, Lord Henry juga mengakui ketampanan dan keluguan Dorian Gray.
Sama seperti
hari-hari sebelumnya, Basil pun mulai melukis Dorian. Ketika selesai, semuanya
mengakui kalau lukisan itu amat mirip dengan Dorian Gray. Bahkan lukisan itu
tampak lebih indah dari aslinya. Sampai Lord Henry berseloroh kalau ia iri
dengan Dorian Gray di dalam lukisan itu. Dorian Gray di sana akan selalu tampak
muda, tampan, tidak akan tersentuh waktu.
My Review
Awal tertarik
membaca Lukisan Dorian Gray karena judul ini disebutkan dalam novel Beastly. Lukisan
Dorian Gray adalah salah satu novel yang dibaca tokoh utamanya saat sedang
menjalani hukuman kurung. Selain itu, saya juga penasaran karena katanya novel
ini menceritakan tentang pemuda yang amat mengagumi wajahnya sendiri sehingga
rela menukar jiwanya dengan kemudaan abadi.
Sebelum membaca,
saya mengira Dorian Gray adalah tipe laki-laki yang ambisius dan haus akan
pujian. Ternyata setelah membaca, saya malah jatuh kasihan pada Dorian. Dia
termakan oleh omongan Lord Henry tentang kemudaan.
Kemudaan dan ketampanan yang
harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, karena saat itu, jika kau melakukan kesalahan apa
pun, akan dimaklumi orang. Kemudaan dan ketampanan yang akan menjadikan pusat
perhatian, kekaguman, dan pujian. Kemudaan dan ketampanan yang hanya hinggap
sejenak sebelum akhirnya kau keriput, tua, dan layu, dan tidak ada oranh yang
peduli denganmu.
Di dalam cerita
ini ada tiga tokoh utama. Dorian Gray, Lord Henry, dan Basil Hallward. Dorian
Gray, pemuda ini awalnya polos banget. Dia bersahabat baik dengan Basil. Tetapi
suka malas jadi objek lukisannya, ya, karena bosan dan capeklah ya, duduk
berjam-jam dengan gaya yang sama. Mana saat Basil melukis, dia selalu diam,
nggak ngajak ngobrol atau apa. Fokus banget dengan lukisannya.
Suatu saat sesi
melukis, Basil ditemani Lord Henry. Di situlah momen pertama Dorian berkenalan
dengan Lord Henry. Lord Henry ini orangnya banyak omong, pikirannya agak
nyeleneh, tetapi apa yang dia bicarakan sesungguhnya benar, realistis, dan
jujur.
Dorian termakan omongan Lord Henry tentang kemudaan. Oleh karena itu,
saat lukisan Basil sudah jadi, dan ia melihatnya, Dorian berdoa, berharap
dengan sungguh-sungguh kalau ia bisa awet muda seperti lukisannya. Dan biarkan
lukisan itu yang menjadi tua dan jelek karena menanggung dosa-dosanya.
Ternyata apa
yang diharapkan Dorian menjadi kenyataan. Suatu kali ia berbuat salah. Lalu ia
melihat lukisan itu. Ada satu kerut yang muncul di dalam lukisan buatan Basil.
Awalnya, Dorian tidak percaya. Namun, setelah melakukan kesalahan beberapa
kali, Dorian yakin lukisan buatan Basil itulah yang menanggung dosa-dosanya,
menjadikan wajahnya penuh kerut dan luka. Sedangkan wajah Dorian sendiri tetap muda
dan tampan seolah tak bertambah tua sedetik pun.
Jadi, yang saya
tangkap setelah membaca novel ini, Dorian awalnya tidak sungguh-sungguh berniat
mengawetkan wajah tampannya. Pada akhirnya, Dorian terus termakan dengan
kata-kata Lord Henry, yang membuat ia semakin tidak peduli dengan
kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya.
Meskipun begitu,
Dorian sangat takut lukisan itu dilihat orang lain. Lukisan itu memang diberikan
Basil pada Dorian. Setelah Dorian menyadari keganjilan lukisan tersebut, tidak
ada seorang pun yang diizinkan melihat lukisan itu. Lukisan itu disimpan dengan
amat rapi dan tersembunyi, setiap hari ditutup oleh kain. Hanya Dorian yang
boleh melihat lukisan itu.
Jika di awal
disebutkan bahwa novel ini adalah salah satu karya sastra terbaik, saya
mengamininya. Meskipun ceritanya lebih banyak diisi narasi, kalaupun ada
dialog, dialognya juga panjang-panjang sekali, keseluruhan novel ini tidak
membosankan untuk dibaca.
Kalimat-kalimatnya
itu bikin merenung dan berpikir. Bahkan saat awal-awal membaca, banyak sekali
kalimat yang saya tandai. Saking banyaknya, saat di bagian tengah sampai
selanjutnya saya sudah bosan menandai karena bagi saya isinya bagus semua.
Saya tidak
menyangka akan menyukai novel ini. Terlebih terjemahannya apik dan enak dibaca.
Meskipun sampulnya terkesan agak horror, ya, dan sempat membuat saya berpikir
novel ini agak sedikit horror. Ternyata tidak. Bagian paling seru adalah bagian
akhir. Saat Dorian sudah mulai lelah dengan kehidupannya dan semakin takut
rahasia besarnya diketahui orang banyak. Jujur, saya deg-deg-an banget saat membacanya.
Tema novel ini
sesungguhnya tidak lekang oleh zaman. Tentang kemudaan yang hinggap untuk
sementara, tentang kelakuan buruk yang akan meninggalkan jejak di wajah,
tentang keinginan untuk dipuja dan dikagumi. Setelah membaca novel ini, saya
berharap Oscar Wilde tidak membuat satu novel saja selama hidupnya. Sayangnya,
harapan itu tidak akan menjadi nyata.
Salah satu novel
yang akan saya baca lagi, suatu hari nanti.
“Ada bencana dalam setiap kelebihan fisik maupun kelebihan intelektual, bencana yang telah menjatuhkan raja-raja lemah sepanjang sejarah. Adalah lebih baik menjadi seperti orang kebanyakan. Mereka yang buruk rupa dan bodoh mendapatkan yang terbaik di dunia ini. mereka bisa duduk-duduk dengan tenang sambil mengagumi jalannya permainan. Jika mereka tidak pernah mengecap manisnya kemenangan, merek a juga tidak akan merasakan pahitnya kekalahan. Mereka hidup apa adanya, tidak diganggu, tidak mencolok, dan tidak pernah merasa cemas. Mereka tidak pernah menyebabkan orang lain menderita dan tidak pula dibuat menderita oleh orang asing.”
Review ini untuk
aku juga suka buku ini! dan iya, jadi kasian ya sama Dorian.. Basil juga cukup bikin kasihan..
BalasHapusberarti kita sama, Mbak... hehehe
Hapusakhir dua tokoh ini tragis..