Penulis: Lucy Maud Montgomery
Penerjemah: Maria M. Lubis
Penyunting: Dyah Agustine
Penerbit: Qanita
Tahun Terbit: Edisi Ketiga, Cetakan 1, Maret 2017
Halaman: 512
ISBN: 978-602-402-070-5
Marilla dan Matthew Cuthbert, bermaksud mengasuh anak laki-laki yang bisa membantu mereka
mengurus pertanian. Mereka meminta tolong kepada Mrs. Spencer untuk membawakan
satu anak laki-laki berusia sekitar 11 tahun dari panti asuhan. Entah bagaimana
kesalahan itu terjadi, nyatanya Mrs. Spencer malah membawakan anak perempuan
berambut merah.
Matthew yang datang menjemput gadis itu di stasiun tentu
saja merasa kaget. Namun, saat pertama kali bertemu gadis itu dan berbicara
padanya, Matthew merasakan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang membuatnya tak
mungkin menelantarkan gadis itu begitu saja dan berpikir untuk membawanya
terlebih dahulu ke Green Gables, tempat tinggalnya bersama Marilla, untuk
dibicarakan.
Sepanjang perjalanan pulang, Matthew tahu gadis cilik ini bukanlah
gadis biasa. Matthew yang amat pemalu dan sangat kikuk terlebih dengan para
perempuan, merasa nyaman bersama dengan Anne. Ya, gadis berambut merah itu
bernama Anne Shirley dan dia tak henti-hentinya berbicara.
Sudah dapat ditebak, Marilla tak setuju dengan kehadiran
anak perempuan yang dianggapnya tidak membantu dan malah merepotkan. Meski
demikian, Matthew memiliki keinginan lain. Ia ingin mengasuh Anne. Setelah
melalui pemikiran panjang, akhirnya Marilla setuju mengasuh Anne dengan syarat
pendidikan Anne berada di tangannya.
Sejak saat itu, Anne Shirley yang yatim piatu dan tinggal
berpindah-pindah, memiliki tempat tinggal tetap. Ia amat senang bisa tinggal di
Green Gables, bersama dengan Matthew yang amat menyayangi dan memanjakannya,
Marilla yang perhatian tetapi enggan menunjukkannya, Diana Barry, sahabat
barunya, dan segala sesuatu di Avonlea yang membuatnya bahagia.
My Review
Akhirnya, kesampaian juga membaca kisah Anne of Green
Gables. Setelah sebelumnya membaca Gadis Dongeng dan Emily of New Moon, kurang afdhal rasanya kalau belum membaca karya
best seller Montgomery yang satu ini.
Hal menyenangkan dari membaca Anne of Green Gables (dan
mungkin karya-karya Montgomery lainnya) adalah bagaimana ia memandang dan
memahami lingkungan sekitarnya. Baik Anne maupun Emily memiliki kebiasaan
memberi nama tumbuhan dan tempat-tempat di sekitar mereka. Mereka tidak
memandang tetumbuhan dan tempat-tempat itu hanya sekadar tempat, tetapi sesuatu
yang lebih dari itu.
Anne sendiri adalah gadis yang ceriwis, kalau tidak mau
disebut bawel atau banyak bicara. Jika dalam teks, Anne bicara sampai sekitar
sepuluh baris kalimat bahkan lebih, entah bagaimana jika itu diungkapkan dalam
pembicaraan. Berapa menit yang dibutuhkan Anne dalam sekali berbicara? Hehehe…
Anne of Green Gables adalah kisah ringan yang menghangatkan
hati dan mengademkan pikiran. Tidak ada plot twist yang menggetarkan, tokoh
antagonis yang amat sangat jahat dan busuk, tokoh protagonis yang terlalu baik
hati hingga menderita, atau lingkungan super ajaib yang bisa kau bayangkan.
Kisah Anne adalah kisah sehari-hari gadis cilik dengan
segala kecerobohan, keingintahuan, keluguan, dan ketulusan hatinya, di sebuah
desa yang sederhana, dengan berbagai macam karakter penduduknya. Semua itu
terjalin dengan baik dan indah, sehingga novel tebal ini bahkan tidak terasa
tebal apalagi membosankan.
Dari ketiga cerita Montgomery yang pernah saya baca, tetap
seri Emily yang menurut saya paling kece. Mungkin karena beberapa hal, saya
merasa ada kesamaan dengan Emily. Tetapi, bagaimanapun saya tetap ingin membaca
dan memiliki seluruh seri Anne of Green Gables dan berharap Penerbit Qanita
menerbitkan seluruh serinya dengan desain cover sebagus ini.
Saya juga
sangaaaat sangat berharap seri Emily of New Moon diterbitkan ulang dengan cover
yang bagus, dan sampai tamat seri ketiga. Please… please…please….
Bagi yang belum pernah membaca karya Lucy M. Montgomery,
saya sarankan bacalah setidaknya satu karyanya sekali seumur hidup. Entah itu
kisah Sara Stanley si Gadis Dongeng, Emily of New Moon, Anne of Green Gables,
atau yang lainnya. Tiga yang saya sebutkan adalah karya yang sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Gramedia dan Qanita.
Mengapa saya menyarankan untuk membaca karya Montgomery?
Karena menurut saya, Montgomery adalah salah satu penulis yang mampu menyajikan
kisah indah dan bermakna dari hal-hal paling biasa yang terjadi di kehidupan
kita.
Kalau ingin membaca versi Bahasa Inggris, di Project Gutenberg, hampir semua tulisan LM Montgomery bisa diunduh secara gratis di sana.
ahh bener banget ratih wajib banget baca bukunya lucy m. montgomery. ceritanya detail, selalu ada kejadian lucu, dan deskripsi pemandangan alamnya yang bikin aku berharap jadi tokoh di buku tersebut supaya bisa nikmatin pemandangan alam seindah itu.pokoknya bukunya bikin senyum-senyum :)
BalasHapusIya, ya. itu ciri khasnya dia banget. setuju setuju! :)
HapusMatthew dan Maria itu adik-kakak, bukan suami-istri
BalasHapusoh ya? saya nggak ngeh soalnya
Hapus