Penulis: Agatha Christie
Penerjemah: Ny. Suwarnia A.S.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan Ketujuh, April 2012
Halaman: 288
ISBN: 978-979-22-8285-6
Mrs. Bantry sedang bermimpi indah saat pelayannya
membangunkannya dan mengabarkan ada mayat di dalam perpustakaan. Awalnya, Mrs.
Bantry mengira itu masih termasuk mimpinya. Karena penemuan mayat di dalam
perpustakaan persis sekali dengan cerita-cerita detektif yang suka dibacanya.
Suaminya, Kolonel Bantry, sepakat bahwa Mrs. Bantry bermimpi dan mayat dalam
perpustakaan itu hanya ada di kisah-kisah belaka.
Kenyataannya, Mrs. Bantry tidak bermimpi. Benar ada mayat di
dalam perpustakaan. Mayat seorang gadis muda berambut pirang dengan gaun tidur.
Gadis itu sepertinya bukan penduduk daerah itu. Entah bagaimana caranya ia bisa
ada di dalam perpustakaan dalam kondisi mati dicekik.
Inspektur Slack dan Polisi Palk datang untuk menyelidiki
kejadian. Akan tetapi, Mrs. Bantry punya rencana lain. Ia lebih memilih meminta
bantuan Miss Marple, perawan tua yang mahir dalam mengungkap misteri-misteri
pembunuhan dan jeli melihat berbagai peristiwa di desa. Mrs. Bantry harus tahu
siapa pembunuh gadis itu, mengapa ia dibunuh, dan bagaimana ia bisa sampai ke
dalam perpustakaannya. Karena bagaimanapun, reputasinya dan suaminya bisa
tercemar dengan adanya kasus ini.
My Review
Salah satu penulis yang karyanya bikin saya penasaran adalah
Agatha Christie. Apa sih yang membuat orang nge-fans banget dengan
tulisan-tulisannya? Bukunya diterbitkan berseri-seri, dicetak ulang
berkali-kali, bahkan diadaptasi ke dalam film juga.
Buku Agatha Christie yang pertama kali saya baca adalah And
Then There Were None atau Sepuluh Anak Negro. Meskipun saya tidak ingat detil
ceritanya, tetapi saya masih ingat bagaimana saya dibuat penasaran dan
menebak-nebak siapakah pembunuhnya dan bagaimana caranya. Dan saya berhasil
dibuat terkejut setelah tahu siapa pembunuhnya dan cara dia membunuh.
Setelah itu, saya tidak membaca karya Agatha Christie yang
mana pun sampai akhirnya sekarang membaca Mayat dalam Perpustakaan. Saya
memilih buku ini hanya karena ada kata perpustakaan-nya dan berharap ceritanya
cukup menarik dan menegangkan untuk dibaca. Ternyata harapan saya terlalu
tinggi.
Saya sempat merasa bosan membaca buku ini. Saya tidak merasa
bersimpati maupun berempati dengan gadis misterius yang dibunuh tadi. Apakah
dia benar-benar dibunuh atau bunuh diri, apakah dia benar-benar orang asing
atau kenalan Kolonel Bantry. Untuk yang terakhir, sejak awal saya yakin Mr. dan
Mrs. Bantry tidak ada sangkut pautnya dengan kasus ini. Bahwa perpustakaan
mereka hanya sedang bernasib nahas menjadi TKP pembunuhan misterius. Setelah
cerita bergulir sekian lama, setelah Inspektur Slack bertanya ke sana kemari,
dan setelah ditemukan satu mayat lagi, saya baru penasaran mengapa dan
bagaimana gadis itu dibunuh.
Kisah Mayat dalam Perpustakaan mungkin bukan kisah yang
istimewa dari Agatha Christie. Beliau menulis cerita ini karena terinspirasi
dari kisah-kisah di buku detektif yang seringkali mengangkat tentang penemuan
mayat di perpustakaan. Tokoh-tokohnya terinspirasi saat beliau berada di sebuah
hotel dan melihat sekumpulan orang, salah satunya adalah lelaki tua di kursi
roda.
Tokoh-tokohnya tidak ada yang berkesan, alur pemecahan
misterinya juga agak membosankan. Mungkin saya harus membaca karya Agatha
Christie yang lain lagi. Murder on Orient Express mungkin? Yang sebentar lagi
akan tampil dalam bentuk film. Atau ada saran dari para pecinta Agatha
Christie?
Review ini untuk BBI Read and Review Challenge
Review ini untuk BBI Read and Review Challenge
Komentar
Posting Komentar