Penulis: Jonathan Auxier
Penerjemah: Rini Nurul Badariah
Penyunting: Yenni Saputri
Penerbit: Metamind, Creative Imprint of Tiga Serangkai
Tahun Terbit: Mei 2015
ISBN: 978-602-72510-1-4
Molly tak punya pilihan lain. Ia dan adiknya, Kip, harus
tiba di kediaman Windsor dan bekerja di sana. Ia tidak mau lagi terlunta-lunta
di jalan atau tinggal di panti asuhan. Anehnya, setiap kali bertemu orang untuk
menanyakan kediaman Windsor, orang-orang itu malah menyarankan Molly dan Kip
mengurungkan niat mereka pergi ke sana dan pergi ke tempat lain saja.
Sesampainya di kediaman Windsor, Molly mulai mengerti
mengapa orang-orang menyarankannya untuk tidak pergi ke sana. Rumah keluarga
Windsor besar, tetapi tampak begitu tua dan tidak terurus. Di dekat rumah itu
terdapat hutan aneh yang misterius. Namun, yang lebih aneh adalah keluarga
Windsor. Baik Tuan Windsor, istrinya, bahkan kedua anaknya, berwajah pucat dan
tampak layu.
Molly penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi di
kediaman Windsor. Mengapa Tuan dan Nyonya Windsor tampak menyembunyikan
sesuatu? Makhluk apa yang suka mengendap-ngendap di tengah malam dan
meninggalkan jejak lumpur di lantai? Benarkah cerita yang menyatakan leluhur
keluarga Windsor tiba-tiba lenyap ditelan malam?
My Review
Saat pertama kali membaca buku ini, saya tidak menyangka
kalau ini adalah buku misteri. Seharusnya saya sudah mengira dari blurb di
sampul buku, tetapi entah mengapa saya tidak terlalu menanggapinya dengan
serius. Sebagai orang yang tidak terlalu suka cerita misteri, meskipun itu
untuk anak-anak, kisah The Night Gardener cukup membuat bulu kuduk merinding
dan hati ketar-ketir.
Dari bagian awal, penulis berhasil membuat saya penasaran
apa yang sebenarnya ada di kediaman Windsor. Saat Molly dan Kip berhasil sampai
di kediaman Windsor, saya kembali dibuat penasaran makhluk apa yang sebenarnya
suka mengendap-ngendapdi tengah malam itu. Hantukah? Lumayan bikin deg-degan,
sih, saat baca bagian Molly melihat bayangan hitam itu.
Cerita terus berlanjut dan terus membuat saya penasaran.
Terutama ketika menjelang akhir, sungguh dibuat penasaran seperti apa nasib
Molly, Kip, dan keluarga Windsor. Di bagian akhir juga akan terungkap siapa
sebenarnya si Pekebun Malam dan mengapa berbagai hal aneh terjadi.
Karena cerita ini untuk anak-anak, jadi tidak ada adegan
yang terlalu menakutkan atau sadis. Penulis berhasil memberi efek ngeri dan
was-was tanpa perlu menaruh adegan-adegan yang tidak cocok untuk anak.
Secara keseluruhan buku ini sangat menarik untuk dibaca.
Hanya saja dari segi penerjemahan dan penyuntingan masih perlu perbaikan. Saya
masih menemukan beberapa kalimat yang aneh dan sepertinya bisa diubah menjadi
kalimat yang lebih enak dibaca.
Selain hal tersebut, selebihnya buku ini oke banget untuk mengisi waktu luang. Satu hal lagi yang saya sukai, di bagian akhir, penulis menceritakan bagaimana ia
mendapatkan ide untuk cerita ini dan sedikit fakta sejarah yang menjadi
latar waktu kisah ini. Kisah Molly dan Kip terinspirasi dari kelaparan besar yang melanda Irlandia pada era Victoria. Saat itu, banyak penduduk Irlandia yang pergi ke Inggris untuk mencari kehidupan yang lebih layak, sama seperti keluarga Molly dan Kip.
Komentar
Posting Komentar