Penulis: Biondy Alfian
Penyunting: Katrine Gabby Kusuma
Penerbit: Ice Cube
Tahun Terbit: 2015
Halaman: vi + 209
ISBN: 978-979-91-0818-0
Ada yang aneh dalam diri Navin, si anak baru itu. Tania
tidak sengaja menemukan dompet Navin di tangga sekolah dan melihat di dalamnya
ada dua KTP dengan data yang sama, hanya berbeda nama. Satunya tertera nama
Navin naftali, satunya lagi tertera nama Budi sanjaya. Selain itu, ternyata
Navin sudah berumur 20 tahun. Apa yang dilakukan seorang pria berusia 20 tahun di
SMA? Sebagai seorang murid pula. Tania memutuskan untuk mencari tahu kebenaran
tentang identitas ganda Navin. Sementara itu, Navin juga penasaran dengan sosok
Tania yang kini mengetahui rahasianya, karena sepertinya gadis penyendiri itu
rahasia yang lebih besar darinya.
My Review
Ini adalah pertama kalinya saya membaca buku terbitan Ice
Cube dengan label YARN (Young Adult Realistic Novel). Dari blurb di belakang
cover, premisnya tampak menarik. Tentang seorang laki-laki dengan identitas
ganda, berusia jauh lebih tua dibanding usia anak SMA kebanyakan, dan gadis
penyendiri yang berusaha menguak rahasia laki-laki tersebut.
Apa yang pertama kali terbersit di kepala dengan premis
seperti itu? kalau saya berpikir laki-laki ini pasti punya misi tertentu, baik
yang membahayakan nyawa orang lain atau tidak, dan si gadis penyendiri ini akan
berusaha melawan atau mencegah misi tersebut terjadi.
Kenyataannya? Ekspekstasi saya ketinggian. Saya lupa dengan
label buku ini, Young Adult Realistic Novel. Tentu saja ceritanya pasti tidak
jauh-jauh dari keseharian para remaja.
Tentang Tania, gadis SMA yang nggak punya teman dan suka
melukai tangannya sejak kematian ibunya. sejak menemukan dompet Navin, mereka
berdua malah berteman dan akhirnya membuka pertemanan Tania dengan teman-teman
sekolahnya yang lain. Lalu bagaimana dengan identitas ganda Navin?
Buku ini cukup mengecewakan bagi saya. Saya cukup bersabar membaca
sampai ke pertengahan cerita demi mencari tahu sebenarnya apa alasan Navin
mempunyai identitas ganda. Setelah membaca penjelasannya, cuma merasa, “Oh,
jadi begitu. Baiklah.”
Tidak ada hal-hal yang terlalu mengejutkan di novel ini.
Semakin ke belakang, semakin mudah ditebak alur ceritanya. Meskipun begitu, hal baik dari cerita ini adalah tidak ada
insta-love antara Tania dan Navin. Hubungan mereka berjalan wajar dan apa
adanya. Nggak lebay, nggak terkesan dipaksakan.
Untuk sebuah debut, lumayan
oke. Untuk bacaan ringan sekali duduk, buku ini bisa menjadi salah satu
pilihan. But, don’t expect too much.
Komentar
Posting Komentar