Penulis: Salim A. Fillah
Penyunting: Irin Hidayat
Penerbit: Pro-U Media
Tahun Terbit: 2014
Halaman: 518
ISBN: 978-602-7820-12-8
Saya baru saja menamatkan Lapis-Lapis Keberkahan saat
menulis resensi ini. Sungguh buku yang luar biasa dan saya heran kenapa saya
bisa menimbun buku ini begitu lama dari sejak membelinya. Mungkin ada sekitar
1-2 tahunan Lapis-Lapis Keberkahan tidak tersentuh dan hanya teronggok di dasar
rak buku.
Alhamdulillah, saya bersyukur mengawali tahun 2019 dengan membaca
Lapis-Lapis Keberkahan, semoga tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya senantiasa
dicurahi keberkahan dari Allah Ta`ala.
Lapis-Lapis Keberkahan terdiri dari tiga bagian, yaitu
Beriris-iris Asas Makna, Bertumpuk-tumpuk Bahan Karya, dan Bersusun-susun Rasa
Surga.
Salim A. Fillah membuka bukunya dengan membahas tentang arti
dan makna dari berkah itu sendiri dan dari mana segala keberkahan yang ada di
dunia ini berasal.
“Berkah adalah kebahagiaan yang berakarkan ketaatan, atas karunia bimbingan Allah dalam melaksanakan apa yang diridhai-Nya.”
Selanjutnya, penjelasan hal-hal yang paling mendasar antara
hubungan manusia dengan Rabb-Nya, berdoa dan beribadah. Bagian pertama ini
tidak panjang. Namun, benar-benar mencakup segala yang paling utama dan sangat
menyentuh dan menggugah jiwa. Serius, baru baca bagian pertama saja bikin saya
merasa amat sangat berdosa dan ingin selalu bertobat kepada Allah SWT.
Bagian kedua, Bertumpuk-tumpuk Karya, adalah pengejawantahan
dari lapis-lapis keberkahan yang diberikan Allah kepada kita. Bagaimana seorang
Muslim seharusnya selalu menuntut ilmu, dan tak lupa mengikat ilmu, juga
menyebarkan ilmu tersebut dengan adab yang baik dan kata yang santun sehingga
ia dapat menggamit hati orang yang jauh dari-Nya serta mencerahkan
masyarakatnya.
Tidak hanya dalam ilmu, seorang Muslim, dalam Lapis-Lapis
Keberkahan juga senantiasa mencari rezeki yang halal lagi baik untuk dirinya
dan keluarganya, giat berdakwah, dan tergerak untuk mengarungi perjalanan dalam
rangka melihat hamparan bumi-Nya, terutama tempat-tempat yang memiliki
keutamaan dan keberkahan, seperti di Tanah Suci Mekah dan Madinah, Baitul
Maqdis, serta Tanah Syam dan Yaman.
Bagian terakhir adalah kisah-kisah nyata dari sesosok
pribadi, serumah keluarga, dan selingkung negara yang telah terlimpahi
keberkahan dari-Nya. Ketika keberkahan itu telah meresap ke dalam diri
seseorang maka ia akan menyebar ke keluarganya dan anak keturunannya, ketika
keberkahan itu telah meresap ke dalam sebuah keluarga maka itu akan menyebar ke
lingkungan masyarakatnya hingga sampai meluas ke negaranya.
Seperti judulnya, Lapis-Lapis Keberkahan membahas dengan
lengkap setiap lapis keberkahan yang ada di dalam tubuh manusia. Dari mana
keberkahan itu berasal, bagaimana keberkahan itu mengalir, mewujud, dan
menyebar tidak hanya ke dalam diri manusia tetapi juga ke segala penjuru.
Dari buku ini kita dapat mengenal dan meneladani kisah para
Nabi, kisah para sahabat, kisah para tabi’in, alim ulama, hingga
saudara-saudara kita di Palestina. Dari buku ini kita tidak hanya diingatkan
tentang kebaikan Allah Ta`ala yang tak dapat dihitung jumlahnya, tetapi juga diingatkan
untuk terus bergerak, beribadah, berdoa, mencari ilmu, meraih rezeki, dan
berdakwah.
Salah satu hal yang menarik dari buku ini dan mungkin di
setiap buku karya Salim A. Fillah adalah caranya bertutur yang sangat lembut,
indah, dan sastrawi. Hampir di setiap paragraf yang ada di buku ini tersusun
dari kalimat-kalimat yang seperti puisi. Pengulangan kalimat yang berima tetapi
tetap memberi makna, membuat buku tebal ini tidak membosankan untuk dibaca.
Bahkan, pada bagian cerita yang kita sudah mahsyur mengetahuinya, saat membaca
ulang di buku ini dengan gaya khas Salim A. Fillah, memberi pengalaman yang
baru bagi saya, yang tidak jarang membuat saya menitikkan air mata.
Ya, padahal sudah sering baca tentang perjuangan dakwah
Rasulullah, tetapi ketika baca ulang di buku ini kok rasanya jadi terharu
banget. Padahal, sudah sering baca kisah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan
sahabat-sahabat lain, hingga kisah Ummu Sulaim dan Abu Thalhah, Mubarak dan
kebunnya, yang sebelumnya saat membaca kisah mereka biasanya hanya memberi
efek, “Woow, keren banget ya mereka,” ini efeknya lebih dari itu dan tidak bisa
digambarkan dengan kata-kata. Benar-benar nancep senancep-nancepnya.
Membaca Lapis-Lapis Keberkahan adalah sebuah pengalaman yang
sangat mengesankan, memberi banyak masukan, serta energi positif ke dalam diri.
Insya Allah, Lapis-Lapis Keberkahan akan menjadi buku yang saya baca
berulang-ulang. Semoga penulisnya, Salim A. Fillah, segenap tim redaksi, dan
seluruh pembaca yang telah membaca buku ini selalu teraliri keberkahan dari
Allah Ta`ala.
“Sungguh segala kebaikan berhulu pada-Nya, berada dalam genggaman-Nya, dan datang dari sisi-Nya.”
Saya juga menulis ulang salah satu bagian yang paling saya sukai, yaitu penjelasan tentang Keutamaan Ilmu atas Harta dari Ali bin Abi Thalib r.a. yang tercantum di buku ini. Tulisan tersebut dapat dibaca di sini.
---------------------------------------------------------
Mencari buku-buku berkualitas? Silakan klik Satriabaca.
Komentar
Posting Komentar