Penulis:
Nabila Anwar
Penyunting: Pradikha Bestari
Penerbit:
Kiddo
Tahun
Terbit: Cetakan Pertama, Agustus 2014
Halaman:
150
ISBN:
978-979-91-0753-4
Misteri
Kutukan Gelang Bertuah!
Lando
mengutil gelang antik itu cuma karena gelang itu mirip gelang karakter video game favoritnya. Ia tak menyangka bahwa
gelang itu adalah gelang pemanggil roh!
Sejak Rexi,
saudara kembar Lando, menggemerincingkan gelang itu, mereka dihantui sosok
berkulit pucat dengan mata semerah darah yang bengis. Sosok bergigi busuk itu
muncul di jendela kelas mereka, menyergap Lando di depan tangga, bahkan nyaris
membuat mereka mengalami kecelakaan di jalan.
Si kembar
meminta bantuan Nef, si anak pintar. Bertiga mereka menyelidiki asal-usul gelang
itu dan menyingkap kisah sedih di baliknya. Mereka harus segera menuntaskan
kisah itu sebelum semua celaka.
My Review
Jangan
pernah mencuri apa pun dari museum. Terutama, jangan pernah mencuri atau kau
akan merasakan akibatnya. Mungkin itu salah satu pesan yang ingin disampaikan
penulis kepada para pembacanya.
Lando dan
Rexi ini saudara kembar yang sangat jail. Ada saja kenakalan yang mereka
perbuat. Kali ini mereka mendapat ‘batu’nya saat mencuri gelang bertuah dari
museum. Ternyata di dalam gelang yang berasal dari Kalimantan itu terdapat roh
jahat yang sengaja disegel oleh balian (dukun) terkuat saat itu. Jika gelang
itu digemerincingkan, roh jahat tersebut akan keluar dan melakukan kerusakan.
Dari segi
keseraman, cerita ini lumayan seram. Lando dan Rexi jadi ketakutan karena
dihantui sosok roh jahat yang selalu mengikuti mereka. Namun, setelah
mengetahui asal-usul gelang tersebut dan mengetahui siapa roh jahat itu
sebenarnya, Lando dan Rexi sadar bahwa mereka memiliki masalah yang sama.
Lando dan
Rexi melakukan berbagai kenakalan itu karena merasa tidak diperhatikan oleh
Mama mereka. Mama dan Papa mereka bercerai, mereka tinggal bersama Mama yang
selalu sibuk menulis naskah untuk sinetron kejar tayang sehingga tidak punya
banyak waktu untuk menemani mereka. Di sini penulis seolah memberi tahu pembaca
dewasa bahwa kadang kenakalan yang dilakukan anak-anak itu karena mereka merasa
diabaikan.
Dan untuk
para pembaca cilik, pada bagian akhir Rexi dan Lando menyadari kekeliruan
mereka. Mereka sadar kalau kejailan dan kenakalan mereka itu merugikan orang
lain dan diri sendiri. This book have a good ending. After all, all is well.
Komentar
Posting Komentar