Peti Misterius (Weird and Wicked Series #3)

Penulis: Nabila Anwar
Penyunting:  Pradikha Bestari
Penerbit: Kiddo
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, Juli 2014
Halaman: 154
ISBN: 978-979-91-0743-5


Hati-hatilah pada Gerbang Malam!

Punya mama baru yang bersuara gagak. Plus kakak baru yang suka mengoleksi serangga menjijikan. Lalu, Papa yang dulu hanya memperhatikannya, kini juga memperhatikan Mama dan kakak baru. Selain itu, mereka pindah ke rumah tua terpencil yang terkesan angker. Tetangga baru mereka adalah nenek cebol yang menyeramkan. Lengkap, deh! Bagaimana Mimi tidak cemberut suram menghadapi semuanya?
Tetapi, Mimi segera menemukan bahwa ada kesuraman yang lebih mengerikan daripada semua itu. Berawal dari sebuah peti tua yang ditemukan di ruangan tersembunyi di balik pintu tak bergagang di ujung koridor. Dan Gerbang Malam pun membuka…


My Review

Peti Misterius lebih terasa seramnya disbanding dua buku sebelumnya, Tanaman Monster dan Rahasia Lukisan.

Mimi benci sekali dengan segala hal baru yang ada di hidupnya. Mama baru, kakak baru, rumah baru, dan Papa yang tidak lagi hanya memperhatikan dirinya. Namun, di dalam Peti Misterius, Mimi mendapatkan sebuah bola ajaib yang bisa mengabulkan apa pun keinginannya. Jadi, Mimi meminta semua orang membenci Kak Rizky, kakak tirinya, dan suara Mama Mirna menghilang. Namun, Mimi harus membayar mahal untuk hal-hal yang dia inginkan itu.

Suasana suram cukup tergambar dalam cerita ini. Rumah tua yang sudah lama tidak dihuni, nenek tetangga yang omongannya terdengar seperti melantur dan punya bola labu yang bisa bergerak sendiri, dan mitos-mitos tentang anak-anak yang hilang dan tak pernah kembali.

Sebagai orang dewasa normal, menghadapi tingkah Mimi yang menyebalkan dan susah diatur tentu saja bikin ingin marah. Papa yang tadinya cukup sabar menghadapi Mimi jadi agak keras kepadanya. Berbeda dengan Mama Mirna yang tetap baik dan penuh perhatian kepada Mimi meskipun dia memang bawel sekali.

Dari pengalamannya di dalam Peti Misterius, Mimi belajar banyak hal. Bahwa ternyata Mimi memiliki banyak hal yang patut disyukuri. Hanya saja Mimi terlalu egois dan hanya memikirkan dirinya sendiri. Pesan ini disampaikan secara tersirat sehingga pembaca utama, yaitu anak-anak, merasa tidak digurui. 

Bagi pembaca dewasa seperti saya, saya menangkap pesan bahwa tingkah menyebalkan anak-anak bukan berarti mereka benar-benar nakal, mungkin mereka hanya belum siap menerima perubahan yang terlalu drastis. Kita sebagai orang tua yang harus lebih banyak sabar dan memberi pengertian kepada anak. Akan tetapi, jika tingkah mereka terlalu kelewatan, kita juga bisa bersikap tegas agar mereka tahu kalau yang mereka lakukan itu salah.

Wah, jadi ceramah, kan, hehehe. Namun, begitulah yang saya dapatkan setelah membaca buku ini. Sebuah cerita yang menarik, menegangkan, dan mengandung pesan yang bermakna untuk pembaca.

Komentar