Tanaman Monster (Weird and Wicked Series #1)

Penulis: Ernita Dietjeria
Penyunting: Pradikha Bestari
Penerbit: Kiddo
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, Juni 2014
Halaman: 98
ISBN: 978-979-91-0735-0


Tonit bangga sekali saat menemukan tanaman berkantung di hutan. Apalagi saat tahu tanaman itu tanaman pemakan daging lama yang bisa dijual dengan harga mahal. Tonit sudah membayangkan bisa memberikan uang hasil penjualan tanaman itu kepada ibunya. “Supaya Ibu tidak usah lelah bekerja lagi,” pikir Tonit yang kasihan melihat ibunya harus bekerja keras sejak ayahnya meninggal dunia.

Akan tetapi, tanaman itu mulai tak puas dengan serangga-serangga yang ia berikan sebagai makanannya. Lalu, kucing kakaknya menghilang tetesan darah di dekat pot dan tanaman itu menjadi besaaar dan meraaah! Tonit mulai merasa cemas….

My Review

Kesan pertama membaca buku ini, “Hmm, lumayan seru.” Tonit menemukan tumbuhan langka yang disebut Kantung Monyet. Kalau saya dari dulu tahu dan menyebutnya Kantung Semar. Ternyata tumbuhan pemakan serangga itu memang biasa disebut Kantung Monyet atau Kantung Semar.
Dari sisi misteri, baru terasa mencekam saat Hercules, kucing peliharaan Tania kakak perempuan Tonit, hilang. Yang tersisa hanyalah kalung Hercules dan tumbuhan Kantung Monyet yang semakin besar dan berwarna merah. Tonit takut kalau Kantung Monyet yang memakan Hercules, mengingat sebelumnya Kantung Monyet makan berpotong-potong daging ayam dengan lahap.

Yang membuat cerita ini jadi hidup adalah Tania, kakak perempuan Tonit. Usianya sepertinya tidak jauh beda dari Tonit, sama-sama masih SD. Namun, tingkah menyebalkannya luar biasa. Saya saja sampai senewen sendiri tiap membaca bagian kejailan Tania. Konon katanya tadinya Tania tidak seperti itu. Setelah ayah mereka meninggal dunia, Tania berubah jadi pemarah, galak, suka jail, dan bertingkah menyebalkan. Di sini penulis seolah ingin menunjukkan kalau beberapa anak menghadapi kehilangan dengan cara yang berbeda. 

Tonit sendiri tipikal anak sekolah pada umumnya. Ia suka pelajaran IPA dan ingin mendapat nilai bagus, ia juga ingin ibunya tidak terlalu lelah bekerja sehingga bisa bermain bersamanya. Tonit punya sahabat dekat bernama … yang sangat suka makan. Mereka berdua berusaha merawat Kantung Monyet agar semakin besar dan bisa dijual dengan harga mahal.

Satu lagi tokoh yang menarik adalah Bu Lisye. Pustakawan di sekolah Tonit yang punya seribu peraturan di perpustakaannya. Setiap anak yang mau masuk ke perpustakaan harus diperiksa mulut satu per satu untuk menjamin mereka tidak sedang makan atau mengunyah permen karet. 

Bagian yang lucu adalah saat… masuk ke perpustakaan sambil bersendawa. Bu Lisye langsung membuat peraturan baru bahwa tidak ada yang boleh bersendawa di perpustakaan. Meskipun Bu Lisye tampak galak dan memiliki beribu aturan yang harus dipatuhi, sebenarnya ia sangat baik dan senang kepada anak yang suka membaca. Bu Lisye tidak segan-segan meminjamkan Tonit buku khusus dari Lemari Bergembok agar Tonit lebih banyak tahu tentang Kantung Monyet.

Sebuah cerita yang sederhana dan khas anak-anak. Tentu saja karena buku ini memang ditujukan untuk mereka. Akan tetapi, saya bisa menikmati buku ini dan ikut tertawa dengan kelucuan-kelucuan yang terlontar dari para tokohnya. Bagian akhir, penulis membuatnya menjadi open ending alias pembaca diserahkan untuk mengira-ngira sendiri apa yang akan terjadi karena pada bagian akhir itulah keseraman yang asli baru dimulai. Hmmm…

Kalau saya, karena tidak suka yang seram-seram, menganggap cerita itu benar-benar sudah selesai sampai di situ.

Komentar