Resensi Buku: The Penderwicks

Penulis: Jeanne Birdsall
Alih Bahasa: Poppy Damayanti Chusfani
Editor: Dini Pandia
Desain Sampul: Martin Dima
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, Maret 2008
Halaman: 292
ISBN: 978-97922-3594-4


Keempat kakak-beradik Penderwick mengira liburan kali ini akan membosankan. Tetapi ternyata Arundel, tempat berlibur mereka, sangat seru. Di sana terdapat taman-taman yang luas, loteng yang penuh barang antik dan asyik, kelinci-kelinci jinak, dan koki yang ahli membuat kue jahe sangat enak.

Petualangan mereka semakin asyik karena ada Jeffrey Tifton, putra pemilik Arundel, yang tidak lagi kesepuan setelah kedatangan keempat gadis Penderwick.

Namun, mereka harus mewaspadai Mrs. Tifton, ibu Jeffrey. Wanita itu menganggap anak-anak Penderwick hanya akan bikin kacau dan merusak taman kebanggaannya.

My Review

The Penderwicks adalah buku yang seru, lucu, berkesan, dan sangat cocok dibaca untuk mengisi liburan. Ini adalah kedua kali saya (atau mungkin lebih) saya membaca The Penderwicks setelah sekian lama tidak membacanya.

Saya membeli buku ini tahun 2008, belum kenal book blogger, belum kenal bookstagram. Hanya melihat buku ini di rak toko buku Gramedia dan entah kenapa langsung tertarik dengan kesederhanaan sampulnya. Dengan font judul yang meliuk-liuk (mungkin terasa tidak cocok untuk buku anak-anak zaman sekarang) dan ilustrasi empat anak perempuan yang hendak memetik apel, juga anak judul yang panjang tetapi menarik: A Summer Tale of Four Sisters, Two Rabbits, and a Very Insteresting Boy.

Dan setelah membacanya, buku ini benar-benar tidak mengecewakan. Bahkan, meskipun membaca buku ini untuk ke sekian kali, perasaan seru, riang, lucu, dan asyiknya liburan musim panas tetap terasa.

Ini kisah tentang empat bersaudara Penderwick, Rosalind, Skye, Jane, dan Batty. Mereka anak piatu, tetapi ini bukan kisah yang sedih. Saat musim panas, biasanya mereka mendatangi penginapan musim panas yang sudah menjadi langganan, tetapi tahun itu tempat langganan mereka penuh. Mereka tidak mau menghabiskan seluruh musim panas di rumah saja.

Akhirnya mereka berempat beserta Mr. Penderwick, ayah mereka, dan Hound, anjing peliharaan, mendapat informasi bahwa ada satu penginapan yang masih kosong, namanya Arundel. Ternyata di sana bukan penginapan biasa. Tempatnya sangat menarik,  begitu juga orang-orangnya. 

Ada Mrs. Churchill, pengurus rumah tangga yang sangat baik hati dan pintar membuat makanan enak, ada Cagney, pemuda pengurus kebun yang diam-diam disukai Rosalind, ada Jeffrey Tifton, anak lelaki pemilik Arundel yang kesepian dan dikekang oleh ibunya, dan ada Mrs. Tifton, perempuan galak yang tidak suka anak-anak Penderwick berteman dengan putranya dan berkeliaran di taman kesayangannya.

Jangan lupa, ada Yaz dan Carla, kelinci lucu peliharaan Cagney yang mencuri hati Batty. Ada sapi-sapi besar di peternakan dekat Arundel, ada loteng yang berisi benda-benda antik dan gaun-gaun menawan yang dipakai oleh gadis-gadis Penderwick.

Hari-hari musim panas berlalu dengan berbagai perasaan. Ada rasa riang gembira, ada cemas dan khawatir, ada luapan kemarahan, ada harapan, dan tentu saja, kesedihan saat perpisahan. Akan tetapi, liburan musim panas di Arundel menjadi liburan paling berkesan untuk keluarga Penderwick.

Begitu juga sebagai pembaca, buku ini selamanya meninggalkan kesan menyenangkan hangat yang tak akan mungkin dilupakan. Sebuah buku yang sangat layak dikoleksi. Sayang sekali, Gramedia Pustaka Utama tidak (belum) menerbitkan lagi seri-seri The Penderwicks yang lain. Saya harap, semoga nanti  seri-seri The Penderwicks lainnya juga diterjemahkan di Indonesia.

Komentar