Penulis: Adhitya Mulya
Penyunting: Gita Romadhona
Penerbit: Panda Media (Imprint dari Gagas Media)
Tahun Terbit: Cetakan pertama, 2016
Halaman: 166
ISBN: 979-780-857-2
Setiap orangtua selalu ingin melihat anaknya sukses. Niatan
ini tidak pernah berubah dari generasi ke generasi. Namun, sukses apakah yang
sebenarnya orangtua inginkan?
Buku Parent’s Stories adalah kumpulah tulisan tentang
pengasuhan yang ditulis oleh penulis best seller, Adhitya Mulya. Buku ini
banyak membahas tentang values, harga diri, dan proses-karena memang tiga hal
itulah yang membentuk karakter seorang anak dalam proses mereka untuk menjadi
orang dewasa yang berdaya.
Dengan gaya bercerita yang naratif dan hangat, Anda akan
diajak mengkaji ulang, apakah benar kita tahu yang terbaik untuk anak kita?
Apakah kita sudah menjadi seorang mentor?Atau, justru seorang monster? Apakah
benar bahwa selama ini kita mendidik anak untuk menjadi tangguh atau justru
hanya menangguhkan pahitnya hidup untuk anak cicipi?
Karena ingatlah, mereka yang sukses adalah mereka yang
berdaya. Yang mampu mengatasi rintangan mereka. berdaya bagi diri mereka
sendiri-dan semoga juga untuk orang lain.
My Review
Buku parenting pertama yang saya baca. Sebuah buku yang
singkat, simpel, tetapi mengandung banyak komponen dasar yang dibutuhkan dalam
pengasuhan anak. lewat buku ini. Adhitya Mulya mengajak para orangtua untuk
membesarkan anak mereka menjadi anak yang berdaya.
Seperti apa sih anak yang berdaya itu? Bagaimana caranya
membesarkan anak yang berdaya? Apakah pengasuhan yang selama ini diterapkan
sudah sesuai dengan keinginan membesarkan anak yang berdaya?
Sebelum memulai bukunya, penulis telah ‘memperingati’ bahwa
semua hal yang dia sampaikan dalam tulisannya adalah berbagi bukan mengajari.
Pembaca atau orangtua boleh setuju, boleh tidak, dengan apa yang dia tulis.
Boleh mempraktikkan, boleh juga mengabaikan hal-hal yang dia sampaikan.
Di dalam Parent’s Stories, saya menemukan banyak hal yang
bertolak belakang, atau paling tidak, sedikit berbeda dengan bentuk pengasuhan
yang selama ini saya lihat di sekitar saya. salah satunya adalah tentang pujian
kepada anak. saya cukup sering mendengar ajakan agar orangtua lebih sering
memuji anak. Namun, di buku ini, penulis mengatakan untuk tidak terlalu sering
memuji tetapi jangan juga pelit memberi pujian kepada anak. Mengapa? Silakan
baca sendiri di bukunya dan alasan yang beliau ungkapkan menurut saya masuk
akal.
Selain itu, ada juga tentang istilah yang sering
dielu-elukan orangtua, ‘Orangtua tahu yang terbaik untuk anaknya’, dengan
gamblang penulis mengatakan bahwa orangtua tidak selalu tahu yang terbaik untuk
anaknya, tetapi orangtua selalu mengusahakan yang terbaik untuk anaknya. Is
that right?
Pokoknya, banyak sekali hal baru yang saya dapat di buku
ini, yang membuka pikiran saya tentang menjadi orangtua. Banyak sekali hal-hal
tentang pengasuhan yang terasa lumrah di kehidupan kita, nyatanya perlu kita
tinjau ulang, apakah hal tersebut sudah benar-benar tepat.
Seperti disebutkan di blurb, penulis sangat menekankan
orangtua untuk fokus kepada penanaman nilai-nilai kehidupan atau values kepada
anak dibanding ajaran-ajaran lainnya yang bisa dipelajari seiring umurnya
bertambah. Dan dari mana values itu datang? Dari agama.
Di mata saya, ilmu
parenting tidak bisa dipisahkan dari ilmu agama. Jadi, selain belajar ilmu
parenting, orangtua pun harus terus belajar tentang ilmu agama agar apa yang
nanti diajarkan kepada anak bukan sekadarnya. Sekadar hafal urutan wudhu,
sekadar hafal bacaan shalat, tetapi esensi dari rangkaian ibadah itu sendiri.
Alasan mengapa kita harus beribadah, berbuat baik, dan lain sebagainya.
Ilmu parenting akan terus berkembang seiring zaman,
terlebih sekarang era millennial yang identik dengan pesatnya kemajuan
teknologi. Orangtua tidak bisa lagi terpaku pada gaya pengasuhan zaman dulu
saat anak-anak belum kenal dengan smartphone dan berbagai media sosial. Akan
ada banyak hal baru lagi di dunia parenting, tetapi buku ini bisa menjadi salah
satu bacaan ringan yang padat makna yang bisa dibaca para orangtua, para
pendidik, dan siapa saja yang ingin menjadi berdaya.
Komentar
Posting Komentar