Penulis:
Geraldine Brooks
Penerjemah:
Femmy Syahrani
Editor:
Siska Yuanita
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Tahun
Terbit: 2015
Halaman:
504
ISBN:
978-602-03-1447-1
Tahun 1996, Hanna Heath, pakar buku langka,
ditawari pekerjaan hebat: analisis dan konservasi naskah Ibrani misterius
berhias ilustrasi indah, dibuat di Spanyol abad ke-15 dan baru diselamatkan
dari kehancuran saat perpustakaan Sarajevo dibombardir. Saat Hanna menemukan
serangkaian artefak kecil dari jilid kuno buku itu, dia mulai membongkar kisah
dramatis tentang orang-orang yang membuat buku itu dan yang mempertaruhkan
segalanya untuk melindunginya.
Di Bosnia pada Perang Dunia II, seorang Muslim
mempertaruhkan nyawa untuk melindungi buku ini dari Nazi. Dalam ruang-ruang
tamu yang hedonis pada akhir abad ke-19 di Wina, buku itu menjadi pion dalam
perlawanan terhadap anti-Semitisme yang mulai berkembang. Di Venesia tahun
1609, seorang pastor Katolik menyelamatkan buku itu dari dari api Inkuisisi. Di
Tarragona tahun 1492, juru tulis yang menulis teks buku itu melihat keluarganya
dihancurkan akibat pengasingan paksa. Di Sevilla tahun 1480, alasan di balik
ilustrasi luar biasa naskah itu akhirnya terungkap.
Penyelidikan Hanna menjebloskannya ke dalam
intrik pemalsuan karya seni dan fanatisme ultranasionalis. Pengalamannya akan
menguji keyakinannya pada diri sendiri dan pada pria yang dicintainya.
People of the Book yang diangkat dari kisah
sejati ini sarat suara dair masa lampau, tetapi suara Hanna menjadikan
petualangan ini memikat, melampaui batas fiksi sejarah.
My Review
People
of the Book bercerita tentang bagaimana sebuah buku memberi pengaruh kepada
kehidupan orang-orang yang pernah menyentuhnya.
Saat membaca buku ini saya baru mengetahui ada
profesi konservator buku, terutama buku-buku langka. Pekerjaannya adalah
memperbaiki dan meneliti buku-buku langka tersebut. Apakah buku itu asli atau
palsu, memperkirakan kapan, di mana, dan oleh siapa buku itu dibuat berdasarkan
bahan-bahan yang digunakan buku tersebut.
Ternyata perkamen yang digunakan untuk menjadi
sebuah buku, begitu juga tinta, hingga noda dan apa pun yang tertempel di buku
tersebut dapat menjadi sebuah keterangan yang bermanfaat dari mana, kapan, dan
bagaimana buku itu berasal.
Hanna menyelidiki haggadah Ibrani, sejenis buku doa bagi kaum Yahudi. Buku yang
hampir saja tak selamat, jika penjaga Museum Sarajevo, Ozren, tidak
menyelamatkannya dari serangan pasukan Serbia yang membombardir Bosnia. Buku
itu berisi ilustrasi yang luar biasa indah, tentang kisah-kisah dalam agama
Yahudi, yang sepertinya tak mungkin dibuat pada tahun buku itu dibuat karena
agama Yahudi sanga menentang gambar-gambar yang meniru ciptaan tuhan. Tentu
saja hal ini sangat menarik minat Hanna, bagaimana sebuah buku doa Yahudi
berisikan ilustrasi yang begitu indah, dibuat di Spanyol abad ke-15 bisa sampai
ke tangan Muslim Bosnia pada tahun 1996.
People of the Book memiliki dua alur terpisah.
Yang pertama adalah kisah Hanna dan penelitiannya tentang bahan-bahan yang
tercantum di dalam haggadah itu. Yang
kedua adalah kisah orang-orang yang pernah memegang buku itu, dari masa ke
masa. Dari tahun 1940an terus mundur sampai akhirnya pembaca diceritakan
tentang asal muasal terlahirnya buku.
People of the Book adalah novel sejarah yang
sangat menarik dan saya yakin risetnya tidak main-main. (Tentang riset ini,
penulis menceritakannya di halaman belakang.)Penulis dapat begitu hidup
menggambarkan kehidupan di berbagai belahan dunia pada masa-masa yang berbeda.
Rasanya setiap kali saya berada di suatu kisah, di suatu masa, saya benar-benar
merasa terpaut dengan kisah tersebut, dengan orang-orangnya, sampai-sampai saya
penasaran dengan kelanjutan hidup mereka. Namun, karena memang hanya satu bab
dan hanya saat orang-orang itu bersinggungan dengan haggadah tersebut, tentu saja saya tidak tahu nasib mereka
selanjutnya.
Buku ini menjelaskan banyak kisah tentang
Yahudi, terutama kaum Yahudi di Eropa. Saya mendapat kesan kalau kaum Yahudi
itu mengenaskan sekali hidup mereka, terutama karena ditindas oleh kaum Kristen
yang saat itu sangat membenci Yahudi.
Buku ini juga menyebut-nyebut tentang Muslim,
meski tidak terlalu banyak. Dan dari terjemahan yang saya baca, orang-orang
Muslim dalam kisah ini tidak terlalu melenceng dari yang seharusnya.
Digambarkan sebagai orang baik, suka menolong, dan toleransi terhadap
sesamanya, yang memang seperti itu, tetapi, tahulah…masih banyak juga yang
menganggap sebaliknya. Hehehe.
Menulis novel yang berkaitan dengan tiga agama
samawi di dunia bukan hal yang mudah dan bisa memunculkan rasa sensitif bagi
pembaca yang memiliki keterhubungan dengan tiga agama tersebut. Akan tetapi,
People of the Book mampu menghadirkan kisah orang-orang Yahudi, Muslim, dan
Nasrani dengan baik dan cukup adil. Jalan cerita setiap tokoh di setiap masa
begitu memikat dan menyentuh serta kaya akan deskripsi sejarah yang menjadi
keunggulan bagi novel ini.
Saya membaca novel ini tanpa merasa bosan
sedikit pun. People of the Book sangat cocok bagi para pecinta kisah-kisah masa
lampau atau para pencinta buku. Ya, karena bagaimanapun buku ini adalah tentang
orang-orang yang menyelamatkan sebuah buku bahkan meski harus mempertaruhkan
nyawa mereka.
Komentar
Posting Komentar