Resensi Buku: The Castle of the Carpathians

Penulis: Jules Verne
Penerjemah: Prisca Primasari
Penyunting: Dyah Agustine
Penerbit: Qanita
Tahun Terbit: Cetakan 1, Juni 2017
Halaman: 248
ISBN: 978-602-402-074-3


Di Desa Werst yang terletak di antara pegunungan Carpathians, Transilvania, berdirilah sebuah kastel yang menurut penduduk setempat angker. Kastel tersebut tidak berpenghuni, setelah pemilikinya yang terakhir, Baron Rodolphe de Gortz, dirumorkan tewas dalam pengembaraannya. Namun, terkadang ada asap yang membumbung dari kastel tersebut serta penampakan sesosok wanita pucat yang bergentayangan.

Seorang pengembara bernama Count Franz de Télek tertarik dengan kisah-kisah mistis seputar Kastel Carpathians. Dia mengolok-olok para penduduk yang ketakutannya tak berdasar dan memutuskan untuk menyelidikinya sendiri. Akan tetapi, Count Franz sama sekali tidak menyangka bahwa sosok yang menghantui kastel itu adalah wanita yang pernah dia cintai, yang telah tewas bertahun-tahun yang lalu ….

My Review

Saya tertarik membaca buku ini karena disebut-sebut sebagai karya yang menjadi inspirasi Bram Stoker menciptakan Dracula. Ditambah lagi, saya melihat Kak Prisca memposting buku ini di akun Instagram-nya dan mengatakan buku ini adalah salah satu novel klasik yang bagus. Semakin tertariklah untuk beli dan baca.

Saya pikir ceritanya horror, seperti yang seolah-olah digambarkan di sinopsisnya dan karena teringat dengan kisah Dracula yang horror. Ternyata ceritanya tidak sehoror yang saya bayangkan. Saya malah mendapat kesan kalau cerita ini sedikit menyindir masyarakat Eropa zaman dahulu yang masih sangat percaya dengan takhayul ketimbang penjelasan ilmiah.

Tiga bab pertama bisa dibilang berisi penuh penjelasan tentang Desa Werst, deskripsi alam dan penduduk di dalamnya. Termasuk awal mula kisah ini, yaitu saat Frik si Penggembala melihat asap yang mengepul dari Kastel Carpathians lewat teropong yang baru dia beli dari penjaja keliling.

Kastel Carpathians terletak cukup jauh dari Desa Werst dan penduduk di sana tidak ada yang mau mendekati kastel itu karena percaya tempat itu angker. Gara-gara Frik melihat asap, seluruh penduduk menjadi ketakutan, mengira asap itu berasal dari roh-roh jahat atau penyihir yang beraksi di sana. Karena suasana semakin genting dan mencekam, Nic Deck, sang Pengawas Hutan, beserta Dokter Patak akan mendatangi kastel tersebut dan mengecek apa yang sebenarnya terjadi. 

Sayangnya, setelah melalui perjalanan yang jauh dan melelahkan, mereka berdua pulang dengan tangan hampa karena mengalami kejadian buruk di dekat kastel. Mereka berdua percaya hal buruk yang mereka alami akibat dari roh jahat yang berdiam di Kastel Carpathians. Kemudian, datanglah Count Franz dan cerita berlanjut seperti yang digambarkan di sinopsis.

Mengingat ini karya Jules Verne, yang dijuluki Bapak Sains Fiksi, saya sudah yakin kalau cerita ini memang tidak ada hubungannya dengan hantu atau roh jahat. Akan tetapi, saya tetap penasaran dengan kisah para penduduk Desa Werst. Apakah mereka masih percaya dengan takhayul setelah petualangan Count Franz atau tidak?

Sebuah cerita klasik yang menarik. Jules Verne sangat piawai menggambarkan keadaan Desa Werst dan lingkungan di sekitarnya. Begitu juga saat menggambarkan orang-orang di Desa Werst.

Sebelum membaca, saya sempat mengira-ngira siapakah pemuda yang ditampilkan di sampul depan buku dan apa hubungannya dengan Kastel Carpathians? Setelah membaca, saya menganggap pemuda adalah Nic Deck si Pengawas Hutan yang tampan. :)

Komentar