Alhamdulillah,
akhirnya blog ini telah sampai pada usianya yang kesepuluh. Walaupun saya nggak
ingat tepatnya tanggal berapa saat saya membuat blog ini karena hanya berbekal
keterangan di profil yang menyebutkan blog ini dibuat pada September 2009.
Sudah lama juga, yaaa….
Dan walaupun
nggak ada yang bertanya tentang asal-muasal blog ini, saya dengan senang hati
akan bercerita tentang perjalanan saya selama sepuluh tahun ngeblog. And this
is will be a looong post to read. So, prepare yourself! Hahaha….
Alasan Membuat Blog
Percaya
nggak percaya, alasan pertama yang membuat saya ingin memiliki blog adalah
karena saya baru saja membaca buku Galaksi Kinanthi dan ingin sekali berbagi
kesan dan perasaan yang saya dapatkan setelah membaca buku tersebut. Waktu itu
saya belum punya Facebook, masih main Friendster, dan merasa media sosial yang
saya miliki tidak bisa menyalurkan keinginan saya untuk berbagi tentang buku
tersebut.
Akhirnya,
saya ingat dengan teman saya yang mengajari saya membuat blog di Blogspot. Saya
coba-coba, ternyata tidak terlalu sulit. Setelah membuat alamat surel di gmail,
bukan Blogger.com, daftar, dan utak-atik sedikit, traraaa … saya sudah punya blog. Setelah selesai membuat blog, saya
langsung tulis kesan saya tentang novel Galaksi Kinanthi dan
mempublikasikannya.
Kalau
memang membuat blog dari tahun 2009, kok postingan pertamanya tahun 2012?
Mungkin akan
ada pertanyaan seperti itu jika ada yang kerajinan mengecek postingan perdana
saya di blog ini. Well, hal itu akan terjawab pada bagian selanjutnya.
Dari Blog ‘Gado-Gado’ hingga jadi Blog Buku
Saya baru
aktif dan rajin ngeblog itu setelah lulus SMA, tahun 2010. Waktu itu masih
belum tahu dan belum kepikiran tentang tujuan ngeblog. Pokoknya, untuk
hepi-hepi saja. Curhat sana curhat sini. Gaya tulisannya pun masih alay
(walaupun pada masa itu belum berkembang istilah ‘alay’).
Isi blog
ini awalnya amat bervariasi, mulai dari curhat, lirik lagu, cerpen, puisi,
cerita jalan-jalan dan kuliner, foto-foto artis, foto diri sendiri, you name it. Intinya, gado-gado banget. Sampai
akhirnya, sekitar tahun 2012, saat saya sedang melakukan penjelajahan alias blogwalking, saya nyangkut ke blogger
buku.
Entah blog
buku mana yang pertama kali saya sambangi yang akhirnya berujung pada blog-blog
buku yang lain. Saya pun jadi kepikiran, “Hmm,
kenapa saya nggak bikin blog buku saja?”
Ide tentang
blog buku ini sangat menarik minat saya, mengingat saya suka membaca buku
tetapi hampir nggak pernah menulis resensi atau minimal kesan yang saya
dapatkan setelah membaca buku tersebut, kecuali novel Galaksi Kinanthi itu (yang sampai sekarang belum juga ditulis resensinya properly).
Saya juga
nyangkut di Komunitas Blog Buku Indonesia (BBI) dan tertarik ingin
bergabung. Sayangnya, saat itu saya masih belum yakin, apakah bisa istiqamah
menulis resensi buku dan tidak tergoda menulis postingan lainnya karena salah
satu peraturan BBI adalah blog buku yang didaftarkan tidak boleh memuat
postingan selain yang berhubungan dengan buku. Tidak harus selalu resensi buku,
sih, tetapi tetap harus ada hubungannya dengan buku. Jadi, curhat-curhat
pribadi, foto-foto artis, atau cerpen dan puisi yang suka saya taruh di blog,
nggak boleh ada.
Sebelum
benar-benar memutuskan untuk bergabung di BBI, saya mulai dengan berusaha rutin
menulis resensi buku dan ikut tantangan membaca dan meresensi. Pada tahun-tahun
itu, BBI termasuk komunitas blog yang aktif (sekarang sepertinya sedang hiatus,
ya) dan banyak blogger buku yang mengadakan tantangan baca, giveaway, dan
semacamnya. Pokoknya, seru!
Akhirnya,
tahun 2013, saya mendaftarkan diri dan resmi bergabung di BBI
Terus,
postingan-postingan nonbuku itu dikemanakan? Sebagian besar dihapus di blog
(karena terlalu ‘alay’ dan memalukan) tetapi saya masih punya mentahannya di
laptop pribadi, sebagiannya lagi (sedikit) migrasi ke blog baru saya di Wordpress.
Memutuskan untuk Tetap Ngeblog
Setelah sepuluh
tahun, bosan nggak sih, ngeblog terus? Enggak.
Mungkin karena
kadung suka dan tidak menjadikan aktivitas ngeblog itu sebagai tuntutan besar. Maksudnya,
saya berusaha untuk tetap rajin posting di blog ini, tetapi juga tidak
memaksakan diri banget sampai muak atau bagaimana begitu. Ya, pokoknya dibawa
santai saja karena ini adalah salah satu hobi yang menyenangkan. Mungkin akan berbeda
jawabannya jika ngeblog adalah pekerjaan utama atau mata pencaharian saya, ya.
Selain itu,
saya juga ingin menjadikan blog ini sebagai arsip perjalanan saya dalam membaca
buku (seperti yang saya tulis di bagian profil sebelah kiri). Walaupun tidak
semua buku yang pernah saya baca saya tulis resensinya, saya merasa senang
ketika melihat-lihat blog ini dan membaca ulang tulisan-tulisan saya tentang
buku-buku tersebut.
Sekitar
tahun 2015an ke atas, Instagram mulai ngehits di jagad media sosial serta
muncul komunitas-komunitas baru di Instagram. Salah satunya komunitas pembaca
buku yang biasa disebut bookstagram. Instagram tidak hanya menjadi tempat ‘pamer’
buku, tetapi juga tempat berbagi kesan kita terhadap buku tersebut. Intinya,
kalau dulu menulis resensi biasanya di blog, sekarang resensi buku juga ada di
Instagram.
Saya
menyadari ada beberapa blogger buku yang pada tahun 2010an-2015an sangat aktif
di blog, lalu berpindah ke Instagram. Atau ada juga blogger buku yang tidak
muncul lagi (tentu saja karena berbagai alasan dan kepentingan, ya). Namun,
masih banyak juga kok, yang aktif di blog dan Instagram. Jadi, kedua hal itu
sebenarnya bisa berjalan sama-sama.
Saya
sendiri lebih memilih menulis resensi di blog ketimbang di Instagram (IG cuma ‘pamer’
bukunya) karena saya butuh waktu lama untuk menulis resensi. Dan karena hal
itu, saya lebih suka menulisnya di laptop atau di komputer, bukan di handphone.
Saya juga termasuk orang yang suka berpanjang-panjang kata kalau menulis
sesuatu, jadi rasanya blog lebih cocok untuk saya.
Intinya,
sampai saat ini saya masih betah banget menulis resensi di blog dan masih
sayang banget dengan blog ini. Jadi, mungkin kalian masih akan membaca
tulisan-tulisan tentang buku di blog ini (hopefully).
Terakhir,
saya ingin berbagi hal-hal sederhana yang membuat saya konsisten ngeblog
(walaupun nggak rajin-rajin amat juga). Mudah-mudahan bermanfaat, ya.
Kiat agar Tetap Konsisten Ngeblog
1.
Isi
blog dengan hal-hal yang kita sukai atau sangat kita sukai.
Ketika apa yang ditulis di blog adalah hal yang kita sukai, kita tidak
akan merasa terlalu terbebani dan menganggap kegiatan blog itu sesuatu yang
berat.
2.
Membuat
jadwal dan target.
Hal ini sangat diperlukan jika kita benar-benar ingin konsisten ngeblog.
Misalnya, bikin target minimal posting tulisan di blog seminggu sekali atau dua
minggu sekali.
Kemudian, pada awal bulan, bikin rencana mau tulis / posting tema apa di
blog. Tidak harus selalu sudah rinci, hanya garis besarnya pun boleh. Yang penting
kita punya gambaran mau posting apa di bulan itu. Jadi, tidak ada alasan nggak
tahu mau menulis apa di blog.
Lebih baik lagi kalau kita punya banyak draft cadangan atau ide tulisan,
sehingga saat nggak mood dengan ide/tema tertentu, bisa beralih ke ide lainnya.
Yang penting adalah tetap menulis.
3.
Luangkan
waktu, jangan memakai waktu sisa.
Kalau benar-benar-benar ingin konsisten ngeblog, berarti kita harus
meluangkan waktu untuk aktivitas itu. Bahkan, meskipun kita menganggap ngeblog
sekadar hobi.
Ngeblog sebagai hobi itu sebenarnya tidak butuh waktu lama. Kalau punya
target posting seminggu sekali, kamu bisa luangkan waktu 30 menit sampai satu
jam di akhir pekan, misal Sabtu atau Minggu pagi. Yang penting adalah
harus disiplin kepada diri sendiri.
4.
Jangan
jadikan beban.
Kalau memang aktivitas ngeblog itu terasa sangat membebanimu, mungkin
kamu bisa mencoba alternatif hobi lain. Mungkin ngeblog memang bukan untukmu
dan nggak semua orang harus ngeblog, kok, hehehe. Intinya, santai aja.
Itu saja
(saja?? Panjang banget begini, kok!) yang bisa saya sampaikan kali ini. Terima kasih
kepada semua teman-teman pembaca yang masih rajin bertandang ke ‘rumah’ yang
sangat sederhana ini. Semoga saya bisa lebih banyak berbagi hal-hal bermanfaat
di blog ini.
Waaaaah, Happy 10th Bloggerversary ya *tebar confetti*.
BalasHapusBtw, saya juga lebih suka menulis resensi di blog daripada di instagram, tapi lebih karena saya butuh waktu lama untuk mengambil foto buku ketimbang menulis kesannya, hihihi.
Seru banget yak waktu di BBI. Semoga BBI bisa kembali aktif :)
Terima kasih Mbak Ira :)
HapusIya, mudah-mudahan BBI bisa aktif lagi (walaupun dulu juga saya nggak terlalu rajin ikut acara atau posbarnya, hehehe)