Resensi Buku: Perfect Mistakes

Penulis: Rons Imawan, dkk.
Penyunting: Starin Sani, dkk.
Penerbit: Bentang Belia
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, Maret 2015
Halaman: 306
ISBN: 987-602-1383-43-8


“Kematian hanya menghentikan hidup, bukan cinta.”
Di ambang kepayahan, seseorang hadir menyelamatkanku melalui transplantasi hati. Namun, keajaiban itu rupanya hanya ilusi. Aku harus melanjutkan mimpi burukku sejak terjaga dari meja operasi.
Lebih panjang. Lebih kejam.
Nyatanya, dia tak hanya mewariskan seonggok hepar, tetapi juga seluruh kenangan dan kisah cintanya yang tak kelar, yaitu kamu. Jiwa dan ragaku dikendalikan. Aku bukan diriku lagi.
-After Heart-

My Review
Sesuai judulnya, Perfect Mistakes merupakan kumpulan cerpen dengan benang merah ‘mistake’ alias kesalahan. Tentang mengapa kesalahan itu dibuat dan bagaimana menghadapi konsekuensi dari kesalahan tersebut.
Saya membaca buku ini sebentar saja, tidak menyangka kalau cerpen demi cerpennya tersaji begitu menarik, hingga tahu-tahu sudah tidak ada cerpen lagi yang bisa dibaca. Saya menyukai hampir semua cerpen di buku ini. Ide-idenya menarik dan cara masing-masing penulis menyajikan ceritanya menurut saya patut diacungi jempol. 
Mari kita bahas satu per satu cerpen di dalam Perfect Mistakes;
1.       Untuk Indira
Tentang seorang yang menyesal telah melakukan kesalahan dan berusaha menebusnya dengan tinggal di kosan yang konon angker dan tidak dihuni siapa-siapa kecuali pemilik kosnya.
Ide ceritanya sederhana, tetapi penulis berhasil membuat saya penasaran dengan ‘kesalahan’ apa yang dibuat sit tokoh utama sampai ia menyesal dengan begitu dalam seperti itu. Saya juga sempat mengira akan ada nuansa horror-nya, tetapi ternyata tidak ada sama sekali. Hanya selintas percakapan di awal yang cukup bikin penasaran kenapa sih dengan kosan itu.
2.       Lamunan Jendela
Tentang seorang perempuan yang mengingat masa lalunya saat SMA. Jatuh cinta dengan seorang pemuda dan mencurahkan segenap isi hatinya ke dalam sebuah buku agenda yang malangnya tertinggal di perpustakaan dan ditemukan oleh teman-temannya. Sejak saat itu si perempuan membenci kegiatan menulis.
 
3.       Crown for a Brave Girl
Lagi-lagi tentang seorang perempuan. Kali ini perempuan berusia 30an yang sangat membenci kemudaan gadis remaja. Karena gadis remajalah yang merebut pacar yang seharusnya akan dia nikahi. Namun, gadis remaja yang merebut pacarnya itulah yang berkali-kali ia lihat dari balik jendela kamarnya. Berhalusinasikah ia? Atau memang ada yang aneh dengan gadis remaja yang ia tak tahu namanya itu?
Cerpen yang cukup menarik juga. Sempat ikut dibuat bertanya-tanya, si tokoh utama beneran halusinasi atau enggak. Pesan moral dari cerpen ini juga bagus.
4.       After Heart
Cerita yang paling panjang, ditulis oleh Rons Imawan yang saya tahu dari Twitter dan sempat jadi follower-nya (sekarang saya sudah nggak aktif di Twitter, --info yang nggak penting tetapi pengen ngasih tahu aja, wkwk--).
Cerita ini pula yang sinopsisnya ada di sampul belakang buku. Tentang perempuan yang menerima donor hati. Akan tetapi, hati yang diterimanya membawa serta cinta dan kenangan akan seorang lelaki yang pernah dicintai oleh si pemilik hati tersebut, dan seakan-akan ‘memerintah’ si penerima hati untuk mendapatkan kembali cinta si lelaki tersebut.
Bahasa yang dipakai di cerita ini lumayan ‘tinggi’, ya. Banyak kiasan, hiperbola, metafora, dan semacamnya. Bahkan, saat membaca awal cerita saya belum terlalu ‘ngeh’ dengan apa yang terjadi pada si perempuan ini. Setelah mengikuti ceritanya, barulah mudeng ini cerita tentang apa.
Ceritanya sendiri seru dan akhirnya lumayan nggak nyangka. Walaupun sempat merasa agak ganjil juga dengan kedekatan antara tokoh utama si penerima hati (sebut saja namanya Kenangan karena namanya memang itu) dengan adik angkatnya, Zulham. Tetapi, tetap nggak nyangka akhirnya seperti itu, sih.
5.       Alibi
Cerita ini agak mirip dengan cerita pertama, tentang menebus kesalahan. Kesalahan yang diperbuat juga sama. Bedanya, di bagian akhir ternyata terungkap kalau si pelaku kesalahan tidak benar-benar bersalah. Hayoo, bagaimana maksudnya ini?
Pada bagian awal cerpen, penulis sudah memberi petunjuk lewat percakapan sopir dan kernet mobil derek tentang sebuah kecelakaan mobil. Jadi, ya, lumayan bisa ditebak, sih, siapa yang sebenarnya bersalah. Tetapi seru juga baca cerita ini. Menunjukkan orang yang bertanggung jawab dan berhati besar mengakui kesalahannya.
6.       Realitas Palsu
Cerita semi sains fiksi yang mengangkat tema kloning di masa depan. Diceritakan pada tahun 2034 ilmuwan berhasil melakukan kloning pada manusia. Tokoh utama memutuskan untuk melakukan kloning agar bisa membahagiakan anaknya. Awalnya, anak si tokoh utama memang bahagia, tetapi saat tahu konsekuensi dari manusia kloningan, si anak sedih dan menyesal dengan sikapnya yang telah membuat ayahnya melakukan kloning. Apa yang terjadi berikutnya? Ternyata, semua adalah realitas palsu.
Cerita yang cukup menarik dengan akhir yang tidak terduga.
7.       Sumpah Konyol
Cerita yang cukup singkat, tentang anak yang mencuri uang arisan mamanya. Agak heran dengan sikap papanya, yang awalnya bertanya baik-baik terus kok malah jadi marah-marah sampai menampar si anak. Ditambah ‘celotehan-celotehan’ dari hati si Papa yang bikin saya merasa, ini papanya punya kepribadian ganda atau bagaimana, sih?
Tokoh anaknya sih baik, dia menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaikinya. Saya cuma terganggu dengan tokoh papanya.
8.       Bulan Belum Pulang
Satu lagi cerpen favorit di buku ini. Tentang gadis SMA yang bernama Bulan. Bulan yang dermawan dan tidak pernah hitung-hitungan dengan temannya, suka mentraktir dan membelikan ini-itu tanpa meminta balik, tiba-tiba menghilang tak tentu rimbanya.
Setelah dua hari, salah satu sahabat Bulan mengunjungi rumahnya dan menemukan kenyataan kalau keluarga Bulan pun mencari-cari keberadaan gadis tersebut. dan si sahabat menemukan rahasia besar Bulan yang selama ini dia sembunyikan. Setelah beberapa hari, Bulan belum juga pulang. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?
Cerita yang bagus dan bagian akhirnya bikin geregetan. Walaupun tokoh Bulan hanya sedikit bernarasi langsung di cerita ini, tetapi saya bisa memahami perasaan Bulan dan mengerti mengapa ia akhirnya melakukan ‘kesalahan’ tersebut, walaupun ya tetap saja dia tidak seharusnya melakukan hal itu.
9.       Perfect Mother
Tentang seorang ibu yang melakukan kesalahan kepada anaknya lewat ucapannya. Kemudian, ia melakukan hal ekstrem untuk menebus kesalahannya hanya agar anaknya mau kembali pulang dan tinggal bersamanya.
Entahlah, saya merasa agak aneh dengan cerita ini. Saya merasa tidak terlalu terhubung dengan cerita ini, tidak seperti cerpen-cerpen lainnya dalam buku ini. Dari sembilan cerita, cerita ini berada di nomor paling buncit cerita favorit.
Well, walau bagaimana ini kumcer yang asyik dibaca. Ceritanya seru, bahasanya bagus, dan pesan moralnya dapet banget. Jadi ingin membaca kumcer Rons yang lain. Sebelumnya, saya juga pernah meresensi novel Rons yang berjudul The Fabulous Udin.



Komentar