Buku Terbaik Tahun 2020



Sebelum berlanjut ke TBR (to be read) dan wishlist, rasanya tidak afdhal kalau tidak posting buku terbaik yang dibaca selama setahun ke belakang. Buku terbaik menurut kategori saya adalah buku-buku yang menggugah, yang membuat saya terinspirasi dan tergerak, atau isinya benar-benar saya suka (baik karena alur cerita maupun tokoh dan lain-lain.)

Nah, untuk tahun ini sebenarnya agak susah memilih buku terbaik. Apakah karena tidak ada buku bagus dan menggugah? Atau malah bukunya bagus semua? Jawabannya bukan dua-duanya, hehehe.

Jadi, tahun ini jumlah buku yang saya baca bisa dibilang banyak (maklum pengangguran). Rata-rata buku yang saya baca itu, nggak jelek atau mengecewakan, tetapi nggak wow dan amazing banget juga. Gimana ya ngejelasinnya? Ya, pokoknya begitu, deh.

Intinya, untuk tahun ini saya merasa harus benar-benar jeli memilih mana yang memang beneran bagus banget buat saya, mana yang sekadar suka. Walaupun begitu, tetap saja rasanya masih banyak. Jadi, saya bagi per kategori saja biar lebih mudah.

Oke, tanpa berpanjang kata lagi, inilah beberapa buku terbaik yang saya baca selama tahun 2020.

Kategori Romance

Love, Hate, and Hocus Pocus dan Love, Curse, and Hocus Pocus, karya Karla M. Nashar


 

Novel Metropop lama yang tahun ini cetak ulang lagi. dulu, pertama kali baca karyanya Karla M. Nashar, suka banget dengan caranya bercerita. Dan saya heran kenapa baru sekarang saya baca novelnya yang ngehits ini.

Dwilogi Hocus Pocus ini bercerita tentang Troy dan Gadis. Dua orang yang terlibat love-hate relationship. Temanya mungkin sudah banyak ditulis (walaupun ini buku dari zaman dulu, ya), tetapi konfliknya yang melibatkan ‘sihir’ serta karakter mereka yang benar-benar menarik dan bikin geregetan, membuat saya suka banget dengan cerita ini.

Dua buku ini saya baca pada awal tahun dan selalu diwacanakan untuk bikin resensi lengkapnya. Karena saya suka sukaaa banget sama mereka. Tetapi, tetap saja, sampai sekarang resensi itu belum dibuat juga. Semoga bisa secepatnya.

Kategori Teenlit

Trilogi Jurnal Jo, Ken Terate (Jurnal Jo, Jurnal Jo; Online, Jurnal Jo; Episode Cinta)




 

Ini juga buku lama yang diterbitkan ulang oleh GPU. Dari segi inti cerita memang timeless, sih, menurut saya. cerita tentang Jo, gadis tomboy yang beranjak remaja dengan segala permasalahannya. Dulu waktu SMA saya pernah baca Jurnal Jo dan suka banget sama ceritanya. Akhirnya, awal tahun lalu, saya langsung melahap ketiga bukunya.

Tema yang diangkat oleh Ken Terate di trilogi ini nggak Cuma cinta-cintaan. Malah, tema cintanya nggak terlalu jadi yang utama menurut saya, kecuali di buku terakhir. Jurnal Jo benar-benar mengupas permasalahan remaja, mulai dari masalah pertemanan, bullying, tugas sekolah, hubungan dengan orang tua, hingga tentang internet yang mulai masuk ke kehidupan remaja.

Oiya, karena buku ini ditulis tahun 2010-an (atau kurang ya), untuk Jurnal Jo; Online, masalah internet yang diangkat seputar Facebook dan sms-an gitu, deh. Kalau saya yang baca, jadi berasa nostalgia masa lalu, hehehe. Saya baca edisi lama, entah kalau yang edisi baru apakah aplikasi internetnya diperbarui (remaja zaman sekarang mainnya TikTok dan Instagram, kan, ya?)

 

Kategori Buku Anak

Seri Misteri Favorit Kiddo; Rahasia Pulau Betuah (Tuti Sitanggang) dan Rahasia Kota Tua (Yovita Siswati)

  

Sudah lama banget saya ingin membaca dan mengoleksi seri misteri dari Penerbit Kiddo. Setelah sebelumnya berhasil mengumpulkan seri Weird & Wicked Stories dari penerbit yang sama. Tetapi belum rezeki untuk membelinya. Jadi, baca dulu di Ipusnas, deh.

Ada dua seri misteri favorit yang tersedia di Ipusnas. Dan dua-duanya menjadi favorit saya. Dua buku tersebut, tokoh dan jalan ceritanya berbeda ya, bukan bersambung. Jadi terserah mau baca yang mana dulu.

Kalau Rahasia Pulau Betuah berlatar di Lampung dengan tema penyelamatan penyu, sedangkan Rahasia Kota Tua berlatar di Tangerang dengan mengangkat kehidupan dan sejarah masyarakat Tionghoa di sana. Tentu saja dua-duanya ada unsur petualangan yang bikin cerita jadi semakin seru.

Kategori Nonfiksi

Goodbye Things, Fumio Sasaki

Di Balik Tirai Aroma Karsa, Dee Lestari

How to Write a Damn Good Novel, James Frey

#DearTomorrow; Notes to My Future Self, Maudy Ayunda

Passion itu Dipraktekkin, Tim Wesfix

 

Sulit sekali memilih buku favorit untuk kategori nonfiksi. Makanya saya sampai mencantumkan lima judul. Tahun ini saya lumayan banyak juga baca buku nonfiksi dan hampir semuanya bagus di mata saya, hehehe.

Kategori Kumpulan Cerpen:

Tukar Takdir, Valiant Budi

Jazz, Parfum, dan Insiden, Seno Gumira Ajidarma

Semua untuk Hindia, Iksaka Banu


 

Ada beberapa kumcer yang saya baca tahun ini. Dari semuanya, tiga kumcer inilah yang paling berkesan. Mudah-mudahan nanti bisa mengulas lengkap ketiganya di blog ini.

Kategori Novel

Mr. Penumbra 24 Hours Bookstore, Robin Sloan

Tetralogi Muhammad, Tasaro GK


 

Berbeda dengan buku nonfiksi yang banyak dibaca dan susah memilih yang favorit (karena suka semua), untuk kategori novel malah sedikit yang saya suka tahun ini. Padahal, novel yang saya baca lebih banyak daripada nonfiksi.

Yang favorit banget dan benar-benar membuat saya semangat menjalani hidup itu Mr Penumbra’s 24 Hours Bookstore. Nggak nyangka jalan ceritanya seseru itu. Buku ini belum ada versi terjemahannya.

Untuk Tetralogi Muhammad, rasanya tidak perlu dijelaskan lagi. kepuasan yang ada lebih karena akhirnya saya telah selesai mengikuti perjalanan panjang Kashva dan Astu yang rumit dan berbelit-belit. Bertahun-tahun nggak ketemu, hampir sisipan, tetapi tetap nggak ketemu. Pokoknya bikin geregetan, penasaran, kasihan, campur aduk pokoknya.

Honourable Mention

Indiepreneur, Panji Pragiwaksono

Becoming Unstoppable, Maria dan Elizabeth Rahajeng

Misteri Patung Garam, Ruwi Meita

The Chronicle of Narnia Series, C.S. Lewis

Mommyclopedia Series, dr. Meta Hanindita

Tim Wesfix’s Series (segala yang akhir judulnya ‘Dipraktekkin’ dan Mindfulness for Success)

Itulah beberapa buku terbaik yang saya baca tahun 2020. Saya ingin sekali mengulasnya secara lengkap satu per satu kenapa buku itu bagus dan berkesan banget untuk saya. mudah-mudahan saja tidak hal itu tidak selalu menjadi wacana dan rencana, tetapi benar-benar terlaksana. Mohon doanya.

Jika melihat target baca di Goodreads yang saya pasang, yaitu membaca 60 buku, tentu saja tahun ini saya berhasil melampaui target tersebut. bahkan, lebih dari dua kali lipat. Kalau ditotal dari Januari-Desember, saya sudah membaca sekitar 140-an lebih.

Apakah saya bangga? Nggak terlalu juga, sih. Mengingat kehidupan saya yang pengangguran, membaca buku sebanyak itu bukan hal yang wow. Apalagi banyak buku yang saya adalah buku tipis. Entah deh, total halamannnya berapa jika semua buku yang saya baca digabung.

Yang jelas, rencana membaca untuk tahun 2021 tetap tidak muluk-muluk. Jumlah target buku yang dibaca tetap 60. Tidak saya naikkan karena tahun ini saya ingin membaca secara saksama, atau istilah kerennya Mindful Reading.

Saya akui, tahun ini, terutama sejak pasang Ipusnas, saya benar-benar menjadi polygamist reader parah. Saya bisa membaca lima buku secara bergantian dalam satu hari. Tentu saja lima-limanya nggak tamat hari itu juga. Jadi, bacanya selang-seling gitu, lho.

Baca satu buku, baru beberapa halaman atau maksimal satu bab, sudah pindah ke buku lain karena merasa bosan atau karena keburu penasaran dengan buku yang lain itu. Salah satu penyebabnya ya karena saya menemukan begitu banyak buku gratis yang bisa saya baca di Ipusnas. jadi, seperti orang kalap gitu.

Nah, tahun 2021 saya tidak mau seperti itu lagi. Saya berencana untuk uninstall Ipusnas dulu untuk sementara waktu dan membaca buku-buku fisik yang punya (kan, kemarin banyak buku yang baru beli, hehehe). Nanti, kalau buku fisik saya sudah habis, baru deh pasang Ipusnas lagi.

Saya juga ingin lebih selektif lagi dalam memilih buku yang akan dibaca. Tidak asal banyak seperti tahun ini. Tidak apa-apa sedikit, tetapi benar-benar memberi manfaat atau inspirasi untuk saya. Bukan sekadar penghilang rasa bersalah karena menjadi pengangguran. Hiks.

Ya, begitulah pengalaman membaca saya tahun 2020 dan rencana membaca tahun 2021. Semoga tahun depan nggak terjadi yang aneh-aneh, segalanya berjalan lancar, dan rencana-rencana kita dapat terlaksana. Aamiin.

Jadi, apa buku terbaik versimu tahun 2020?

 

Komentar

  1. Buku Goodbye Things jg termasuk buku favorit aku tahun lalu, Mba..

    Paling penasaran sama seri Muhammad nya Tasaro K. Mudah2an kapan2 kesampaian jg buat baca..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, semoga kesampaian baca Tetralogi Muhammad :)

      Hapus

Posting Komentar