Saya tertarik membaca The History Keepers Trilogy karena tema perjalanan lintas waktu-nya. Setelah membaca Trilogi Ruby Red karya Kerstin Gier, saya mencari-cari buku apa lagi yang sejenis.
Kemudian, saya menemukan The History Keepers di Mizanstore sedang diskon besar. Setelah membaca sinopsisnya, saya memutuskan untuk give it a try to these books. Walaupun, jauh di lubuk hati saya mempersiapkan diri kalau ternyata bukunya mengecewakan.
Nggak tahu ya, sebelum membaca The History Keepers, rasanya fifty-fifty, antara berharap bukunya bagus dan menarik atau bakal membosankan. Terlebih, sampulnya tidak meyakinkan saya kalau isinya akan bagus. Sorry, hehehe.
Setelah mulai membaca dan terus membaca, saya merasa sangat beruntung membeli trilogi ini dengan harga murah karena ceritanya seru!
Trilogi The History Keepers memiliki tokoh utama seorang anak laki-laki bernama Jake Djones. This London boy doesn't know kalau dia memiliki kemampuan melintasi waktu, sama seperti kedua orang tuanya. Dia hanya tahu kalau dia cuma anak laki-laki biasa dan orang tuanya adalah pemilik toko perlengkapan kamar mandi yang sering bepergian.
Setelah diculik dijemput oleh orang asing yang mengaku bernama Jupitus Cole, Jake baru mengetahui suatu komunitas rahasia bernama History Keepers atau Penjaga Sejarah.
Anggota penjaga sejarah memiliki kemampuan melintas antarmasa. Semakin jauh ke belakang, semakin hebat anggota tersebut. Para anggota, yang lebih sering disebut agen, menggunakan serbuk atomium dan Cawan Horizon untuk melintasi waktu.
Tugas mereka adalah menjaga sejarah dari agen-agen penjaga sejarah lain yang memiliki niat jahat. Yaitu, ingin menguasai dunia dengan 'merusak' masa lalu.
Tema besarnya sih sebenarnya sudah pasaran. Ada sekelompok orang berkemampuan khusus, mereka saling melawan. Orang jahat yang ingin menguasai atau merusak dunia dan orang baik yang ingin menjaga dunia dari kerusakan dan kehancuran.
Lalu, ada si tokoh utama, biasanya masih muda, nggak tahu apa-apa, tetapi ternyata memiliki kemampuan yang lebih hebat atau lebih istimewa, dan berkat kebaikan hati, keberanian, dan dan sedikit kecerobohan, berhasil melawan sekelompok orang jahat tersebut.
Untuk petualangan pertama, Jake, Topaz, Charlie, Paolo, dan Nathan berusaha menyelamatkan orang tua Jake yang disekap oleh Pangeran Zeldt.
Pangeran Zeldt ini adalah salah satu villain di kelompok History Keepers. Ia ingin merusak sejarah dan membangun tatanan baru dunia. Jadi, selain menyelamatkan orang tuanya, Jake dan kawan-kawan juga harus menggagalkan upaya Pangeran Zeldt.
Ada beberapa hal yang bikin cerita ini sangat menarik untuk dibaca.
Pertama, kelompok History Keepers itu sendiri. Pekerjaan mereka, cara mereka melintas antarwaktu, antarsejarah, susunan organisasi mereka. Kalau kelompok itu benar-benar ada, saya mungkin tidak akan berpikir dua kali untuk ikut bergabung.
Kedua, karakter tokoh-tokoh pendamping yang unik dan nyentrik. Selain Jake, ada beberapa agen sejarah lain yang juga memiliki porsi cukup besar di dalam cerita. Ada Topaz, Nathan, Charlie, dan Jupitus.
Ketiga, alur cerita bergerak cepat, banyak aksi menegangkan, tetapi tetap cukup detail menggambarkan suasana masa lalu. Berbagai selipan informasi sejarah terdapat di dalam cerita ini tanpa terasa menggurui atau memenuhi cerita, yang biasanya hanya bikin bosan.
Masih banyak hal menarik dari Trilogy The History Keepers yang ingin saya ceritakan di ulasan ini. Tapi, mungkin akan dituangkan di tulisan berikutnya saja. Mudah-mudahan.
Yang jelas, trilogi ini adalah salah satu cerita fantasi yang sangat saya sukai dan saya tidak akan keberatan untuk membacanya berulang kali. 😊
Komentar
Posting Komentar