Buku yang Paling Berkesan Tahun 2023



Fiksi


1. The Golem & The Djinni, Helene W


Cerita tentang dua makhluk beda pencipta. Golem ciptaan manusia (hasil dari tanah lempung yg diisi dgn ajian sakti sehingga bisa hidup layaknya manusia) dan jin ciptaan Tuhan yg terbuat dari api. Mereka berdua terhubung tentu saja lewat manusia.


Baru banget menemukan cerita seperti ini. Deskripsi New York jadulnya (sekitar awal abad 20?) juga enak banget dibaca dan memudahkan kita untuk membayangkan seperti apa rasanya hidup di masa itu.


Di pertengahan cerita sempat agak membosankan. Setelah rehat beberapa waktu, pinjam lagi di Ipusnas untuk melanjutkan baca sampai tamat. 


Yang membuat cerita ini berkesan bagi saya, pertama: latar waktu dan tempatnya. Kedua, flashback tentang kehidupan lama si Jin juga menarik. Yang ketiga: bagian menjelang akhir sampai tamat, itu juga cukup menegangkan & menarik. 


Kalau lihat di Goodreads sih ada kelanjutannya, The Hidden Palace. Tapi enggak tahu bakal diterjemahkan ke Bahasa Indonesia atau enggak.


2. The Historian, Elizabeth Kostova


Beli buku ini di toko ijo, tentu saja bekas. Secara fisik, bentuk bukunya intimidating sekali. Tetapi karena sempat baca sample bukunya di Google Play Book, tetap mulai baca. Dan karena pakai bahasa Indonesia, jadi lebih mudah dilalui (saya baca sample di Google yg versi bahasa Inggris)


Cerita yang super panjang, dikisahkan dari berbagai sudut pandang tokoh yang ada di situ. Saya pikir ini buku tentang sejarah apa gitu (?) Pokoknya, saya tidak mengira kalau bakalan tentang tokoh legenda Dracula. 


Dan setelah menamatkannya, lihat review di Goodreads, wow ternyata banyak pro-kontra. Either you give 1 star or 5 star. 


Saya termasuk yg menikmati buku ini, tapi nggak bisa kasih bintang 4 atau 5 karena memang ada beberapa hal yg mengganjal. Tetapi, saya menikmati kisah yg diceritakan di buku yg tebal ini. Terutama pada bagian nuansa akademisinya yg terasa sangat kental. Bikin saya ingin belajar/kuliah lagi.


Selain itu, di pertengahan cerita (tapi masih rada awal ya, mengingat tebalnya halaman), buku ini banyak menyebut novel Dracula karya Bram Stoker yg membuat saya akhirnya membaca novel klasik tersebut.


3. Dracula, Bram Stoker


Membaca The Historian mau nggak mau membuat saya penasaran dgn karya klasik dari Bram Stoker. Padahal duluuu banget, saya pernah lihat Dracula terbitan GPU ada di meja obralan dan hampir saja saya beli. Tapi nggak jadi. 


Saya juga sempet cari-cari di toko ijo, ketemu sih yg murah dan terbitan lawas, tapi kok kayaknya masih belum sreg. Akhirnya cari di Ipusnas, ternyata ada. Yasudah langsung pinjam dan baca sampai tamat.


Lumayan seru ya. Ada beberapa adegan yg memang menegangkan. Dan setelah membaca buku ini, sepertinya saya mulai mengerti kenapa buku ini masuk ke kategori buku klasik. 


4. Pretty Girls (Putri-Putri Cantikku), Karin Slaughter


Sama seperti The Historian, saya sempat baca samplenya di Google Play Book. Pas, dicek di Ipusnas, ternyata ada dong. Yowis langsung pinjam.


Hasilnya sungguh sungguh sangat di luar dugaan. Saya pikir ceritanya bakal seperti novel Gadis Roma yang Hilang. Ternyata oh ternyata, ya ampun, ini mah novel sadis. Saya sampai stress dan kepikiran berhari-hari setelah membaca novel ini.


Kalau bikin stress, kenapa bisa tamat? Karena saya penasaran banget sama nasib terakhir tokoh protagonis dan antagonisnya. Saya penasaran banget apa yang akan terjadi pada mereka dan bagaimana mereka menghadapinya.


Syukurlah, endingnya cukup fair dan memuaskan, dan nggak menggantung. Jadi, setidaknya saya nggak bertanya-tanya tentang kelanjutan hidup para tokoh di cerita ini.


Saya malah jadi bertanya-tanya, ini penulisnya, kenapa bisa bikin cerita kayak gini. Terinspirasi dari kejadian semacam inikah atau murni imajinasi? Tapi kok bisa berimajinasi sampai ke situ? Atau saya yang mainnya kurang jauh.


Ah, pokoknya kalau mau baca buku ini hati-hati, deh. Saya sih kapok.


5. The Husband's Secret, Liane Moriarty


Liane Moriarty ini termasuk penulis yang bikin saya penasaran seperti apa sih novelnya. Mengingat ada series yg diangkat dari novel beliau Big Little Lies. Tapi saya malah baca The Husband's Secret duluan karena setelah baca beberapa sampel novel beliau di Google Play Book, saya merasa novel ini yg paling menarik.


Dugaan saya benar. Banyak hal yang sangat menarik dan terhubung dgn kehidupan sehari-hari dalam cerita ini. Peran perempuan sebagai istri, sebagai ibu, sebagai mertua, sebagai menantu, sebagai tetangga, sebagai pekerja, sebagai wali murid, semuanya ada. 


Yang paling mengesankan adalah epilognya. Baca buku ini harus sampai epilog karena di situlah inti dari keseluruhan cerita. Setelah baca epilog tuh kayak, "Oh, iya juga ya. Ya ampun, ternyata begitu ya." Ya kira-kira seperti itulah perasaan saya pas baca bagian epilog. 


Nggak sabar buat baca novel-novel Moriarty yg lain. (Tentu saja yg tersedia di Ipusnas, hehehe)


6. Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Dian Purnomo


Buku ini tuh ya, antreannnya lamaaaaaa benerrrrr.....di Ipusnas. Ada kali dua tahun lebih baru bisa pinjam.


Sekalinya bisa baca, eh bikin stres juga. Tapi agak beda dengan stress-nya Pretty Girls. Ceritanya nggak sesadis Pretty Girls, tapi konfliknya bikin hati ngos-ngosan dan kadang bikin gemes. Kayak, "Ayolah, masa gitu banget sih."


Selain itu, buku ini juga bikin saya bersyukur nggak terlahir di tengah suku Sumba. No hard feeling ya, nggak bermaksud menjelekkan atau gimana. Tapi kayaknya saya nggak bakalan kuat hidup dengan tradisi yg ketat seperti itu.


Honorable Mention


1. Chasing Vermeer, Blue Balliett

2. Tiga Sekawan Wright, Blue Balliett


Dua novel middle grade yg sangat menarik. Sepertinya butuh tulisan khusus untuk membahas seri ini. Sayang sekali, sepertinya seri selanjutnya tidak diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia. Karena yang saya tahu hanya dua buku ini saja yg ada.


Nonfiksi


1. Empowered ME, Puty Puar


Buku ini cocok banget dibaca oleh ibu-ibu yg merasa dirinya nggak berguna, terjebak dalam rutinitas, dan merasa nggak punya tujuan, seperti saya, hehehe. Pokoknya buku ini recommended bangetlah. Harus baca pokoknya.


2. Kerajaan Inggris: Sebuah Catatan Kelam, Dian Natali


Beli buku ini di TM Bookstore Depok Mall. Tergiur dengan harga yg murah dan judulnya yg menarik. Bukunya tipis dan agak mungil, tapi isinya sungguh di luar dugaan.


Terdiri dari ringkasan dinasti-dinasti kerajaan Inggris dari abad 15 sampai saat ini (ditulis saat Ratu Elizabeth masih hidup). Menekankan pada adegan-adega suram yg terjadi di istana, yang membuat saya berpikir, "Ya ampun, ternyata sebobrok itukah kehidupan mereka."


Bukunya cocok dibaca untuk yg sekadar ingin tahu, karena memang ringkas dan bahasanya nggak bertele-tele. Sangat sesuai dgn selera saya yg penasaran, tapi nggak pengen terlalu mendalami juga. 


Saya jadi penasaran dgn penerbit bukunya, Socialty, apakah menerbitkan buku-buku sejenis seperti ini dgn tema yg lain. Tapi saya cek di internet, susah sekali menemukan infonya.

 

3. Yang Berguguran di Jalan Buku, Hikmat Darmawan


Buku ini semacam kumpulai esai yg diterbitkan secara indie (mungkin), yg membahas tentang pembaca dan pegiat buku, terutama toko buku.


Saya baca buku ini di Ipusnas, murni karena tertarik dgn judulnya. Mengingatkan saya dengan buku yg pernah sangat familiar bagi saya, walaupun saya belum pernah membacanya. Dan ternyata si penulis pun memang memakai judul tersebut karena terinspirasi oleh buku itu. Judulnya Yang Berguguran di Jalan Dakwah.


Salah satu hal yang berkesan bagi saya adalah kisah tentang toko buku yg berkesan bagi penulis. Setelah membaca tulisan itu, saya jadi teringat dengan toko buku yg berkesan versi saya dan terpikir untuk menuliskannya juga. Walaupun saya tidak tahu kapan akan menuliskannya. :D


Begitulah buku-buku yg berkesan di hati saya sepanjang tahun 2023. Biasanya saya membuat daftar buku favorit. Namun, semakin lama semakin sulit menentukan mana buku yg favorit.


Akhirnya saya memutuskan untuk memakai kata 'berkesan' saja. Menurut saya, dengan menggunakan kata 'berkesan' , lebih mudah bagi saya memutuskan buku apa yg setelah membacanya saya masih kepikiran atau membuat saya merasa tergerak akan sesuatu. Kira-kira seperti itulah.


Terima kasih sudah membaca tulisan saya sampai di sini.

Komentar

  1. Dari daftar di atas, saya baru baca bukunya Mbak Dian, Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam. Buku yang bikin gregetan sekaligus marah besar dengan tokoh Leba Ali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, betul. Sekaligus tradisinya juga lumayan bikin geregetan sih.

      Hapus

Posting Komentar