Another year, another books, another reading challenge...
Tahun ini aku pasang target baca 32 buku di Goodreads. Memang nggak banyak dan alhamdulillah berhasil terlampaui. Walau kadang ada masanya reading slump dan bener-bener ngerasa nggak mau baca buku apa pun, cuma mau scroll IG yang ringan-ringan aja.
Setelah kutengok kembali, sepertinya kondisi reading slump-ku tahun ini kebanyakan karena terlalu ambisius pengen baca buku yang tebel dan berat, macam bukunya Umberto Eco dan Alberto Manguel.
Ya, tahun ini aku memang punya target mau menamatkan semua buku Umberto Eco yang aku punya. Aku sudah berhasil namatin buku The Prague Cemetery & Foucault's Pendulum, dan optimis banget bisa namatin The Name of the Rose tahun ini juga. Tapi ternyata, semakin menjelang akhir tahun, semakin tertatih-tatih dan kayaknya aku nyerah deh. Mungkin lanjutin tahun depan aja. Mudah-mudahan sekalian bikin resensinya juga. D
Untuk mengobati reading slump, daripada scroll IG terus-terusan, akhirnya aku kembali kepada novel romance yang ringan-ringan aja. Pilihanku jatuh kepada novelnya Alma Aridatha, yang kebetulan ada di Ipusnas. Just FYI, dulu aku pernah baca novelnya Alma yg berjudul No Place Like Home, tapi nggak selesai karena udah keburu bosen. Aku harap, seri Tied yg ini memberi pengalaman berbeda.
Yup, memang berbeda sih. Kalau No Place Like Home itu kan cerita remaja. Kalau ini romance dewasa 21+ jadi ada adegan dewasanya juga dan unsur romance-nya lebih kental. Ada satu buku yang aku tamatin di seri Tied itu, dan dua buku nggak aku baca sampai habis karena yah.. gitu deh... Di postingan terpisah ya aku ceritain.
Lanjuttt...
Kalau lihat daftar buku yang kubaca tahun ini, ada beberapa penulis yang baru kubaca karyanya (dan langsung banyak), ada juga penulis lama yang kubaca karyanya yang lain.
Kita mulai dari penulis yang sudah pernah kubaca karya mereka, ada Karen McManus dan Windhy Puspitadewi.
Dua judul buku Karen McManus yang sudha kubaca adalah One of Us is Lying dan One of Us is Next. Jujur, aku lebih suka baca buku yang pertama ketimbang lanjutannya. (Akan ada judul yang ketiga, One of Us is Back).
Tahun ini, aku baca Two Can Keep a Secret (Rahasia Berdua) dan The Cousins (Tiga Sepupu). Kembali lagi, Aku lebih suka judul yang pertama, ketimbang yang kedua. Btw, ini bukan series ya. Tokohnya beda, tempatnya beda.
Novel Rahasia Berdua itu bikin aku baca semalem suntuk, sampai tamat. Sementara Tiga Sepupu, aku bacanya kepotong. Dari era Ipusnas lama, terus uninstall Ipusnas, berapa bulan kemudian, Ipusnas update, pinjam lagi. :D
Oke, lanjut ke novel Windhy. Ini aku beli di tokped, random banget ngelihat harganya yg cuma 10ribu, langsung aku beli barengan buku incaran lainnya. Pas buka bukunya, ternya ini novel debut beliau yang menang lomba Teenlit GPU tahun 2004.
Kalau dari cerita sih, sebenernya alurnya sederhana ya, nggak ada konflik yang berat, dan nuansa serta rasa bahasanya tuh berasa tahun 2000an banget. Jadi, menurutku it's okay aja.
Untuk penulis baru (bukan debut, tapi aku baru baca aja novelnya), ada beberapa nih yang lumayan berkesan.
1. The Seven Husbands of Evelyn Hugo
Nggak tahu, ya, kok tiba-tiba pengen baca buku ini. Aku baca english versionnya. Setelah baca, malah lanjut terus sampai tamat. Mudah-mudahan bisa diulas di post terpisah ya, hehehe.
2. Almira Bastari
Aku baca HSL pertama kali karena lihat trailernya di IG. Terus jadi penasaran banget dan akhirnya malah lanjut baca novel AB yg lain. Sejauh ini, aku paling suka Resign sih dari tiga buku yg udah kubaca. Kalau diurutin, Resign, HSL, dan Ganjil Genap. Untuk yang terakhir aku kasih bintang 2 di Goodreads. Sorry :(
3. Poppy D. Chusfani
Aku sudah lamaaa banget penasaran sama karya fiksinya penerjemah yang satu ini. Waktu itu udah sempet baca bukunya yang berjudul Bookaholic Club di Ipusnas, tapi belum kelar. Akhirnya, tahun ini aku baca Morbid Melodies dan Kondensasi.
Judul pertama itu kumcer. Judul kedua sejenis novela. Dua-duanya bernuansa eerie dan creepy, serem-serem bergidik gitu. Tapi bukan yang horror hantu banget gitu ya.
Aku suka sih sama model tulisannya. Mungkin karena penerjemah juga ya, jadi berasa baca novel terjemahan. (Apaan sih, ya pokoknya gitu deh). Karena kebetulan, terjemahan-terjemahan beliau itu banyak yang jadi favoritku juga.
4. Akaigita
Aku baca novel Ephemera duluan, baru Enigma Pasha. Ephemera tuh ya ngantrinya puaaaaanjang banget di Ipusnas. Eh, pas udah update, copy-nya sampai ratusan dong. Alhamdulillah, nggak pakai ngantri lagi. Dan berhasil dibuat kesel sama kelakukan Luna, Venus, dan emak mereka.
Lanjut baca Enigma Pasha karena ketagihan tulisannya Kak Git. Aku udah mikir yang macem-macem, takut karakternya 'sakit' lagi, mirip di Ephemera. Ternyata si Pasha malah sakit beneran. Aku suka banget sih sama komentar-komentarnya Sella. Dan yang paling aku suka di cerita ini adalah tokoh Priska dan Dikra + Irfan!
5. Keigo Higashino, Toko Kelontong Namiya
Akhirnya kubaca juga buku ini yang copy-nya banyak banget di Ipusnas saking populernya. Tema ceritanya unik, tipikal heartwarming story gitu. Aku suka dengan komentar-komentarnya Atsuya, Kohei, dan Shota. :)
6. Archavlio, Setapak Hutan
Ini gongnya nih. Berasa nemu hidden gem di Ipusnas. Walaupun bacanya sempet kepotong juga (era Ipusnas lama dan Ipusnas baru).
Kisah fiksi fantasi dengan nuansa dongen Skandinavia kuno. Ada serigala perak yang bisa bicara ,danau bermandikan cahaya rembulan yang sakti, makhluk-makhluk hutan yang magis, Dewi Hutan, monster hutan, ramalan dan Sang Pendongeng.
Pokoknya, aku suka bangetlah sama cerita model begini. Rasanya seperti membaca karya yang memang diperuntukkan untukku seorang. Wkwk.
Sayang banget judul ini belun dimasukkin ke Goodreads dan penulisnya masih misterius buat aku. Tapi aku udah share judul di ini Threads biar rame yang baca dan mudah-mudahan penulisnya jadi semangat buat bikin tulisan yang modelnya gini lagi.
Kira-kira seperti itulah rangkuman perjalanan membacaku pada tahun 2024. Ada beberapa buku yang di luar ekspektasi aku alias not so good. Tapi aku nggak akan tulis di sini, hanya di Goodreads.
By the way, kalau dilihat-lihat bacaanku banyak disokong Ipusnas banget ya? Padahal, buku yang aku punya di rumah juga banyak yang belum dibaca, tapi malah baca buku di Ipusnas dan tetep beli buku baru lagi :)
Mudah-mudahan aku bisa lebih banyak lagi membaca buku-buku bagus dan bermanfaat di taun 2025 nanti. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar