Resensi Buku: Winter Tea Time

Judul: Winter Tea Time

Penulis: Prisca Primasari

Penyunting: Citra Ayuningtyas, Nur Aini

Desain sampul & ilustrasi isi: Diwasandhi

Penerbit: Cabaca

Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2023





Celia akan berulang tahun yang ke-21 pada tanggal 14 Januari 1996. Ia telah mengundang teman-temannya dan menyiapkan pesta bertema Alice in Wonderland. Sayang, harapan itu sia-sia karena tak ada satu pun temannya yang datang. Hanya ada Hayden, cowok sebelah rumah yang telah bersahabat dengan Celia sejak mereka masih kecil. 

Namun, itu bukan satu-satunya mimpi buruk bagi Celia. Seolah satu hari untuk pesta ulang tahun yang gagal tak cukup, Celia mengalami tanggal 14 Januari berkali-kali. Setiap kali dia tidur di malam hari, tanggal 14 Januari akan berulang lagi. Apa pun yang dia lakukan hari itu, saat membuka mata esok hari, dia akan kembali pada hari yang sama, kondisi yang sama. Persiapan pesta ulang tahun, orang tuanya mengucapkan selamat, kado Jake in the Box dari Hayden yang belum ia sentuh (meskipun berkali-kali ia membukanya), dan teman-temannya yang tentu saja tidak akan datang.


Lama-lama Celia menyadari kalau dia berada dalam kondisi 'time loop'. Ia pun belajar dari film Groundhoug Day yang bercerita tentang pengalaman serupa. Celia berusaha berbuat baik, mengejar mimpinya (bermain gitar sambil bernyanyi di depan umum), hingga mengungkapkan perasaannya kepada Hayden. Akan tetapi, 'kutukan' itu tetap jua tidak berhenti.


Apakah yang sebenarnya terjadi pada Celia? Berhasilkah Celia melepaskan 'kutukan' itu dan menjalani harinya seperti biasa lagi?


Review




Sebuah ide cerita yang menarik. Biasanya saya menemukan tema time loop dalam film, kali ini dalam bentuk novel.


Salah satu hal yang menjadi perhatian saya adalah bagaimana penulis mendeskripsikan adegan time loop tanpa mengulang kata dan kalimat yang sama. Ini merupakan satu hal yang cukup menantang bagi saya, karena menceritakan kejadian yang sama berulang-ulang dengan kata yang berbeda, tetapi tetap menunjukkan kalau kejadiannya sama.


Alur ceritanya berjalan cukup mulus. Perasaan Celia kepada Hayden yang semakin berkembang seiring hari ulang tahunnya yang terus berulang. Butuh waktu berhari-hari bagi Celia untuk menyadari kalau Hayden sejak lama menyumpan rasa kepadanya. Bagian ini sih yang 'manis' dalam novel ini.


Kemudian, tentang hubungan Celia dan teman-temannya. Di sini saya merasa penulis terlalu 'membela' Celia yang tidak akrab dengan teman-temannya, tetapi mengharapkan mereka peduli kepadanya. Mungkin di bagian ini harusnya Celia juga introspeksi diri mengapa dia memiliki hubungan yang seperti itu dengan teman-temannya. Jadi, di sini saya tidak menganggap teman-teman Celia sepenuhnya salah dan Celia juga tidak sepenuhnya benar.


Walau bagaimanapun, saya merasa buku ini sangat menyenangkan untuk dibaca. Saya juga penasaran dengan backstory Mr. Lyndon. Mudahan-mudahan suatu hari penulis akan menuliskan kisah beliau. :)




Note: Saya baca cerita ini di aplikasi Cabaca pada tahun 2022. Ternyata penulis menerbitkan versi cetaknya dan langsung saya beli.

Komentar