Resensi Buku: The Tar Man; Penjahat dari Masa Silam

Judul Buku: The Tar Man; Penjahat dari Masa Silam (Buku kedua dari The Gideon Trilogy)

Penulis: Linda Buckley-Archer

Penerjemah: Berliani M. Nugrahani

Penerbit: Mizan

Tahun Terbit: Cetakan 1, April 2009

Halaman: 604



Jika di buku pertama Kate & Peter dibuat tercengang oleh kondisi Inggris abad 18, di buku kedua, Tar Man-lah yang dibuat kebingungan sekaligus terkesima keadaan London abad 21.

Akhir cerita buku pertama menyisakan Peter yang tertinggal di abad 18, sementara Kate berhasil kembali ke masanya. Posisi Peter digantikan oleh Tar Man yang saat itu merangsek masuk sehingga membuat pria itulah yg kembali ke masa depan bersama Kate, sedangkan Peter tidak ikut terbawa.

Kate, yang merasa sangat sedih karena Peter gagal pulang, berencana kembali ke masa lalu untuk menjemput sahabatnya, apa pun risikonya. Sayangyna, ayah Kate, Dr. Dyer, tidak setuju dengan rencana itu karena terlalu berisiko. Namun, Kate yang sudah bertekad, malah menghubungi ayah Peter untuk meminta bantuannya.

Singkat cerita, Kate dan Mr. Schock berhasil mencapai mesin anti-gravitasu yg disembunyikan oleh kolega Dr. Dyer. Sayangnya, Kate tidak mengetahui kalau tombol mesin tersebut sudah diotak-atik tanpa sengaja, sehingga mereka berdua bukan kembali ke tahun 1763, melainkan tahun 1792 alias 29 tahun setelah Kate meninggalkan Peter di abad 18!

Selama tahun-tahun itu, tanpa diketahui siapa pun, Peter semakin kehilangan harapan untuk kembali ke masanya, abad 21. Malah dia semakin terbiasa dengan kehidupan abad 18 dan merasa kalau kehidupan di abad 21 hampir-hampir seperti mimpi. 

Peter tumbuh menjadi pria dewasa terhormat. Ketika pada suatu hari ia membaca koran dan menemukan berita tetang dua orang asing dan benda misterius, ia sangat yakin kalau itu adalah Kate yang menjemput.

Yang di luar perkiraan Peter adalah Kate datang masih berusia 12 tahun bersama ayahnya, Mr. Schock, yang juga masih sama seperti saat terakhir kali Peter melihatnya. Seolah kejadian mereka terlempar ke masa lalu baru terjadi beberapa hari ke belakang. Karena sebenarnya memang begitu. 

Melihat keadaan itu, Peter pun memutuskan untuk menyembunyikan identitasnya dari Kate dan ayahnya. Ia mengaku sebagai Joshua Seymour, adik dari Gideon Seymor. Sementara Peter Schock sendiri telah lama memutuskan berlayar ke Amerika dan sampai sekarang tidak ada kabarnya. Menurut Peter itulah yang terbaik, karena ia tidak ingin Kate dan ayahnya melihat dia sebagai pria dewasa.



Kate baru belakangan menyadari kalau ada yang salah dalam pengaturan mesin anti-gravitasi. Selain mereka salah tahun dan begitu terlambat, mesin anti-gravitasi itu pun rusak. Siapa yang bisa memperbaiki mesin yang berasal dari abad 21 di abad 18 seperti ini? 

Masalahnya, Kate harus segera mengatur perjalanan ke tahun 1763, tahun di mana Peter masih anak-anak & belum memutuskan pergi ke Amerika, dan setelah itu mereka juga harus segera kembali ke abad 21 sebelum terjadi kekacauan sejarah.

Persoalan semakin rumit dengan keberadaan Tar Man di abad 21 dan kemunculan mesin anti-gravitasi lain dan keganjilan-keganjilan yg dirasakan Kate akibat dari perjalanan lintas waktu yang dilakukannya.

My Review

Bisa dibilang, buku kedua ini ceritanya semakin rumit, semakin seru, tetapi juga semakin panjang. Sebenarnya kalau saya sendiri lebih concern dengan persoalan Kate dan Peter saja. Tapi di cerita ini juga ada bagian Tar Man yg mulai 'menjajah' London abad 21. Belum lagi keributan di antara Dr. Dyer dan kolega-kolega ilmuwannya. Intinya, complicated banget.

Ditambah lagi, penulis juga menambahkan latar belakang sejarah Inggris & Prancis tahun 1792 yang saat itu sarat dengan konflik politik. Ya, intinya ini novel yang lumayan 'penuh' sih untuk bacaan anak-anak (menurut saya). Tapi nggak tahu, mungkin kalau bacaan middle grade di Inggris memang seperti ini bentuknya.

Yang jelas, seperti saat membaca buku pertama, buku kedua dari seri Gideon Trilogy ini juga membutuhkan kesabaran dan waktu luang yg lumayan. Tapi, tetep worth it buat dibaca dan harus lanjutin ke buku ketiganya, yaitu Time Quake alias Gempa Waktu.




Komentar