Penulis :
L.J. Smith
Penerbit : Simon & Schuster
Tahun terbit : 1994
Halaman : 240
Format :
E-book
----------
Warning! Mengandung spoiler dari buku pertama -------------------
Setelah memenangi permainan pertama di rumah kertas,
kini Jenny dan kawan-kawan dihadapkan pada permainan baru dari Julian. Kali ini
mereka hanya berenam. Summer gagal melawan mimpi buruknya sendiri dan lenyap
dari hadapan mereka.
Tentu saja, tidak ada orang dewasa yang percaya pada
cerita hilangnya Summer. Hanya Aba --nenek Dee yang nyentrik dan mengetahui
banyak legenda kuno- yang percaya cerita mereka. Aba menyarankan agar mereka
mengaku pada polisi dan orangtua kalau cerita rumah kertas itu tidak nyata dan
mereka hanya berhalusinasi.
Masalahnya, bukan hanya Summer yang hilang, tapi dua
remaja laki-laki bernama PC dan Slug juga ikut hilang. Keduanya pernah
menguntit Jenny sebelum dan setelah ia membeli papan permainan. Lalu, sesaat
setelah Jenny dan kawan-kawan keluar dari rumah kertas, mereka mencuri
permainan itu dan menghilang tanpa jejak. Jenny yakin hilangnya, PC dan Slug
masih berhubungan dengan Julian dan Shadow World.
Selain itu, akibat permainan di rumah kertas, Jenny
kini telah terikat pada Julian. Demi memenangi permainan itu, Jenny sedikit
melakukan kecurangan dengan berbohong pada Julian, mengatakan kalau ia mau
tinggal di Shadow World bersama Julian asal teman-temannya bebas. Julian senang
dan sebagai tandanya, ia memberikan sebuah cincin pengikat pada Jenny. Cincin
itu simbol kesediaan Jenny menjadi milik Julian.
Bagaimanapun, Julian memberi kesempatan pada Jenny
untuk lepas dari janji itu. Julian menawarkan permainan baru, Domba dan
Serigala. Permainan di mana para pemainnya, Domba-Domba, akan diculik oleh
Serigala, dan tidak bisa lepas sampai ada Domba lain yang menyelamatkan mereka,
atau jika waktunya habis, Domba-Domba yang telah ditangkap akan dimakan
Serigala. Jika mereka menang, Jenny terlepas dari janji itu.
Pemainnya tentu saja mereka berenam. Jenny, Tom,
Zach, Dee, Michael, dan Audrey. Sebelum diculik, akan ada petunjuk dari Julian,
tentang siapa yang akan diambil. Sedangkan untuk memenangkan permainan itu,
Jenny harus bisa menebak petunjuk yang diberikan Julian, yaitu menebak tempat
di mana ia menyembunyikan teman-teman Jenny.
Satu-persatu teman Jenny hilang dalam lubang
misterius di tempat-tempat tak terduga. Seberapapun hati-hatinya mereka dan
selalu menjaga untuk tetap bersama-sama. Bahkan gara-gara permainan itu, mereka
terpaksa bolos sekolah. Mampukah Jenny menyelamatkan teman-temannya? Atau
mereka semua hilang tak berbekas seperti Summer, PC, dan Slug?
Permainan kedua masih sama mendebarkannya seperti
permainan pertama. Namun kali ini unsur romance-nya lebih terasa. Setelah
melihat bagaimana Julian mencintai Jenny, dan
Jenny yang mau menemani Julian (walaupun hanya pura-pura) membuat
perubahan pada diri Tom. Ia baru menyadari kalau selama ini ia tidak
memperjuangkan Jenny. He was taken her
for granted. Dan baru sekarang Tom sadar kalau Jenny bisa saja
meninggalkannya.
Di sisi Julian, sejak di permainan pertama, sang
Shadow Man membujuk Jenny dengan berbagai cara agar gadis itu mau tinggal
bersamanya di Shadow World. Mulai dari cara paling manis hingga berbahaya.
Kadang Jenny merasa tergoda oleh Julian, tapi terus mengingatkan dirinya kalau
Julian berbeda jenis dengannya. Bahwa, meskipun Julian sangat mencintainya, dia
bukan manusia.
Kagum pada keberanian dan ketegasan Jenny menolak
Julian di cerita ini. Juga keyakinan terpendam Jenny, kalau Julian sebenarnya
memiliki hati yang baik. Setidaknya, Julian jauh lebih baik daripada Shadow Man lain dari
rasnya.
Kalau saya jadi Jenny, mungkin saya nggak akan
berpikir sehat kayak dia, dan tanpa pikir panjang menerima Julian dan dunianya,
hehehe…
Oh, tapi tunggu dulu, permainan belum selesai sampai
di sini. Masih ada buku ketiga, penutup dari Trilogi Forbidden Game.
Komentar
Posting Komentar