Suatu hari
pernah ada seorang teman yang melihat Instagram saya dan bertanya, “Ratih katanya pengangguran, kok bukunya
banyak?”
Mendengar
pertanyaan itu, saya tidak langsung menjawab. Saya juga bingung. “Iya,
ya. Kenapa kok aku masih (bisa) beli buku padahal pengangguran?”
Saya pun
terus memikirkan hal itu sampai akhirnya saya menemukan jawabannya. Beberapa di
antaranya mungkin bisa kamu praktikkan juga jika mengalami hal serupa dengan
saya, suka membaca dan mengoleksi buku, tetapi isi dompet pas-pasan, hehehe.
Hal pertama
yang perlu diklarifikasi (cielaah) adalah tidak semua buku yang tampil di feeds
Instagram saya adalah buku baru atau buku yang baru dibeli. Bagi para pecinta
buku yang update dengan buku-buku baru, pasti tahu buku-buku yang saya post di
IG kebanyakan buku-buku terbitan lama.
Alasannya
ada dua. Pertama, buku yang saya post di IG sudah saya beli lama sekali (saat
saya masih bekerja dan punya budget pribadi untuk beli buku), tetapi baru
tayang di Instagram. Kedua, buku yang
saya post adalah buku diskonan/obralan yang biasanya adalah buku-buku terbitan
lama.
Selain itu,
beberapa buku yang saya beli di tahun pengangguran ini berasal dari uang
tabungan saya. Sisa gaji dari masa bekerja yang sengaja saya simpan (salah
satunya untuk beli buku, tetapi sebenarnya untuk jaga-jaga jika ada hal yang
benar-benar mendesak) dan keberadaan donatur tetap alias suami yang memberi
uang jajan untuk saya.
Apakah uang
jajan tersebut banyak? Ehm, tidak juga, sih, hehehe. Masih lebih besar bujet
pribadi yang saya keluarkan untuk membeli buku ketika saya masih kerja. Meskipun
begitu, tetap disyukuri, ya, dan saya memaksimalkan uang tersebut untuk membeli
buku, hahaha.
Jadi,
selama setahun ini (2019 sampai sekarang), saya beneran nggak beli baju baru,
tas, sepatu, atau barang-barang lain yang nggak saya butuhkan banget. Bahkan, jalan-jalan atau makan di luar
ditekan seminimal mungkin demi bisa membeli buku. Jadi, yah, memang butuh
pengorbanan, ya? Hehehe. Dan ingat, kita harus punya daftar prioritas.
Sekarang,
lanjut ke tips membaca/memiliki buku tanpa mengeluarkan banyak uang. Siap?
- Banyak beli buku diskonan.
Saya adalah
pecinta obral buku dan diskonan.
(Huhuhu,
maaf ya Mbak/Mas/Ibu/Bapak para penulis novel. Saya membeli buku kalian ketika
harganya sudah dipotong sekian persen.)
Saya adalah
penganut aliran sabar alias kalau ada buku baru yang ingin sekali saya miliki,
sabaaarrr… sambil berdoa semoga nanti ada rezekinya. Entah menemukan buku itu
dengan harga diskon, dapat hadiah, atau dikasih orang. Berharap nggak ada
salahnya, kan?
2.
Mengikuti
kuis atau giveaway.
Tahun lalu, Alhamdulillah, saya jadi
salah satu pemenang lomba foto buku ultah Mizan dan voucher bukunya lumayan
banget menambah koleksi buku dan mengurangi wishlist.
Di media sosial sekarang, penerbit
buku cukup sering mengadakan giveaway atau kuis berhadiah buku terbitan mereka.
Walaupun dua tahun terakhir, keberuntungan belum berada di pihak saya pada
acara giveaway-giveaway buku (yang bikin jadi malas ikutan giveaway lagi,
pundung ceritanya, hahaha), langkah ini bisa dicoba untuk kamu yang beraliran ‘senang
memiliki’ alias mau punya bukunya.
3.
Jadi
reseller penerbit
Selain mengadakan kuis dan giveaway,
beberapa penerbit juga membuka keanggotaan reseller. Memang ada syarat-syarat
yang harus dipenuhi (setiap penerbit tentu saja beda syarat dan ketentuan),
tetapi secara garis besar, anggota reseller biasanya mendapat harga yang lebih
murah dibanding harga di pasaran.
Selain itu, keuntungan bergabung di
reseller juga membuat kamu mendapat uang tambahan (komisi/keuntungan dari penjualan buku) yang bisa digunakan untuk
membeli buku lagi. Iya, kan?
4.
Pinjam
buku teman, saudara, perpustakaan, atau siapa pun yang bersedia meminjamkan
bukunya
Ada beberapa buku yang dipost di
Instagram saya bukan milik saya, melainkan milik adik atau teman. Kebetulan adik-adik
saya juga suka baca buku dan selera kami agak berbeda sehingga buku yang dibeli
pun berbeda.
Memang, sih, dengan perbedaan selera
itu juga, nggak semua buku yang mereka beli menarik untuk saya. Tetapi, ini
bisa jadi alternatif yang hemat jika mau coba-coba genre baru tanpa harus
mengeluarkan uang.
Selain itu, sekarang juga sedang
tren bookcrossing atau pinjam-meminjam
antarteman di media sosial. Hal ini bisa menjadi alternatif bagi kamu yang
beraliran ‘nggak apa-apa nggak memiliki yang penting baca’.
- Berlangganan aplikasi ebook atau perpustakaan digital
Sekarang
sudah banyak aplikasi ebook digital atau perpus digital yang memungkinkan
kamu membaca buku dengan legal. Memang ada yang berbayar, tetapi biasanya
harganya jauh lebih murah ketimbang harga buku fisiknya. Atau kalau memang
nggak mau keluar uang sama sekali (cukup modal kuota), pinjam di perpus
digital. Contoh, aplikasi ipusnas cukup banyak koleksinya.
Saya
sendiri bukan aliran yang suka membaca buku di ponsel karena bikin pegel mata,
jadi poin ini tidak saya lakukan. Pernah beberapa kali pinjam dan baca buku di
ipusnas, habis itu nggak lagi dan memilih bersabar sampai bisa memiliki baca
buku fisik, hehehe.
- Beli buku bekas
Karena saya
penganut aliran ‘ingin memiliki’ dan lebih suka baca buku fisik, membeli buku
bekas adalah alternatif yang juga dilakukan. Asal pintar memilih, banyak kok
buku bekas yang masih oke kondisinya dan layak baca.
Kamu bisa
membeli buku bekas di marketplace atau lapak-lapak penjual buku bekas seperti
yang saya lakukan di Pasar Kenari. Kalau kamu pintar menawar (asal jangan
berlebihan, ya), kamu bisa mendapatkan buku bekas yang bagus dengan harga yang
terjangkau.
Btw, saya juga jualan buku bekas di sini, hehehe. (Numpang promosi nggak apa-apa, yaa)
Btw, saya juga jualan buku bekas di sini, hehehe. (Numpang promosi nggak apa-apa, yaa)
- Baca buku di platform menulis
Lagi-lagi,
ini untuk para pembaca yang suka (atau tidak keberatan) membaca di ponsel.
Sekarang banyak platform menulis tempat kamu bisa mengunggah tulisanmu atau
membaca gratis tulisan orang lain. Sebut saja Wattpad, Storial, GWP, dan
mungkin masih banyak lagi.
Tulisan-tulisan
di platform tersebut banyak yang bagus juga, kok. Kamu cukup bermodal kuota
sudah bisa tenggelam dalam cerita romantis, petualangan, atau horror, hehehe.
Saya termasuk yang juga memilki akun di platform menulis, yaitu Storial, dan
cukup sering membaca cerita-cerita di sana (karena mengunggah tulisan di sana
juga, sih, wkwkwk).
Nah,
kira-kira itulah yang bisa kita lakukan jika suka membaca tetapi isi dompet
tidak terlalu mendukung untuk royal membeli buku.
Menurutmu,
kira-kira ada lagi nggak langkah lain yang bisa dilakukan agar bisa membaca
buku tanpa mengeluarkan banyak uang, tetapi tidak dengan membeli/membaca buku
bajakan?
Silakan
tulis di kolom komentar, yaa. Terima kasih :)
Saya juga kalau beli buku nggak banyak juga. Soalnya budgetnya sedikit. Tetapi, setiap bulan pasti beli walau hanya satu atau dua judul. Dan beberapa kali saya coba ikutan giveaway yang berhadiah buku, eh belum ada yang beruntung. Mungkin saya kurang amanah sama hadiah buku, soalnya ada satu atau dua buku yang hadiah giveaway belum dibaca. Huft, sedih kalau ingat ini.
BalasHapusNgomong-ngomong judul artikelnya memiliki, tetapi ada beberapa poin yang hanya ditujukan untuk membaca gratis, bukan memiliki buku, hehehe.
wah iya juga yaa.. harusnya; cara membaca banyak buku tanpa mengeluarkan banyak uang, ya :D
HapusWah saya akhir-akhir ini malah lagi beruntung menang giveaway, hihihi, *pamer*, *dikeplakbareng*.
BalasHapusSaya juga penganut sabaaaar, gara-gara dulu pernah ikutan PO sebuah buku, trus beberapa tahun kemudian, buku tersebut di diskon besar-besaran. Hiks.
Sama mbak, saya pernah beli buku PO mihil banget, setahun kemudian sudah didiskon lebih dari setengah harga. dan sampai sekarang belum saya baca juga tuh buku. beneran deh, habis itu jadi kapok banget PO, kecuali untuk penulis-penulis yg memang favorit.
HapusHampir sama denganku, kak. Waktu masih kerja, rajin nimbun (terutama yang terbitan lama dan diskonan, haha). Sekarang kalaupun beli buku baru (baik terbitan lama/baru) suka merasa bersalah karena masih banyak stock buku yang belum dibaca. Jadi berusaha lebih hemat. Poin 1 dan 2 yang sering aku praktekan.
BalasHapus