Januari
1. 50 Books that Changed the World, James Andrew Taylor
2. London Sketch, Jason Brooks
3. Paris Sketch, Jason Brooks
4. Book Lust to Go, Nancy Pearl
Februari
5. Katy, Susan Coolidge
6. The Prague Cemetery, Umberto Eco
Maret
7. Love, Life, and Style, Garance Dore
April
8. Rahasia Berdua (Two Can Keep a Secret), Karen McManus
Mei
9. Yadi si Petualang Cilik, Djaffar Gondokusumo
10. Sandi: Terlibat di Trowulan, Dwianto Setyawan
11. Foucault's Pendulum, Umberto Eco
12. Gadis Minimarket, Sayaka Murata
13. Adriana, Fajar Nugros
14. Wonderful Islam, Muhammad Khalil
Juni
15. Aku Bukan Budak Gaji, Ghurmullah
16. Life and Other Near-Death Experiences, Camille Pagan
Alhamdulillah, sepanjang semester pertama tahun ini masih bisa konsisten baca buku, walaupun jumlah buku yang tamat dibaca tidak terlalu banyak.
Setidaknya ada dua buku tebal dan 'berat' yang berhasil saya selesaikan, yaitu The Prague Cemetery & Foucault's Pendulum. Lumayan mengurangi daftar timbunan juga.
Dari Januari sampai Maret saya berusaha menahan diri untuk nggak install Ipusnas supaya fokus babat TBR di rumah dulu. Tapi, masuk bulan April, gara-gara habis Lebaran main ke Out Of the Boox & Festival Literasi Mizan di Pesona Square Depok, saya jadi pasang Ipusnas lagi.
Lah, memang apa hubungannya? Gara-gara lihat harga buku mahal (setidaknya bagi kantong saya saat ini), akhirnya saya menghibur diri dgn membuka Ipusnas sambil mengatakan, "Di sini banyak buku gratis yang bisa kamu baca sepuasnya." :D
Saya langsung pinjam buku Karen McManus dan baca buku tsb semalaman. Entah kenapa, tapi rasanya penasaran banget pengen cepet-cepet tahu endingnya. Dan endingnya malah bikin saya pengen teriak gemaz. Ah, ya sudahlah. (Bukan berarti ceritanya nggak seru ya. Nantilah kapan-kapan saya tulis reviewnya, hehehe.)
Setelah baca buku Karen McManus, saya masih baca buku-buku di Ipusnas lagi. Saya menemukan buku-buku jadul terbitan GPU yang menarik untuk dibaca. Novel Adriana yang dulu pernah saya tonton filmnya. Dan ada beberapa buku lagi yang nggak saya cantumkan di sini karena belum selesai saya baca.
Saya juga re-read alias baca ulang buku Aku Bukan Budak Gaji yang pernah saya tulis reiewnya di sini. Membaca ulang sebuah buku ternyata memberi pengalaman yang baru ya. Kalau dulu pertama kali baca, saya merasa amat tergugah dgn isi buku ini. Kali kedua saya baca, saya merasa bersyukur karena ternyata saya sudah mempraktikkan beberapa hal yang tercantum di buku tsb dan merasakan manfaatnya.
Hmm, apa lagi, ya? Pada tahun ini saya mulai membaca sambil menggarisbawahi kalimat-kalimat yg penting. Sebelumnya, saya jarang sekali nyoret-nyoret buku. Paling cuma melipat kecil di ujung halaman jika di halaman tsb ada kalimat/paragraf yg menarik.
Maunya sih sekaligus bikin anotasi juga. Menuliskan pikiran-pikiran yg terlintas saat membaca buku tsb, yg tentunya masih berhubungan dgn tulisan yg kita baca. Tapi karena saya juga pengem cepet-cepet lanjut baca, jadi cuma garisbawah doang. Seenggaknya, pas lihat halaman, nggak perlu cari-cari lagi mana kalimat yg berarti/menarik bagi saya. Apalagi buku yg saya baca karya Umberto Eco. Banyak banget kalimat yg digarisbawahi.
Oh iya, satu lagi. Pada awal tahun saya janji ke diri sendiri kalau harus menamatkan minimal 5 buku TBR dulu kalau mau beli buku lagi. Karena sampai bulan Maret saya berhasil, akhirnya di bulan April saya beli buku lagi.
Apa saja daftar bukunya, mungkin di post selanjutnya ya, khusus posting book haul. Kira-kira seperti itulah perjalanan membaca saya di enam bulan pertama tahun 2024 ini.
Saat ini currently reading saya novel The Name of the Rose dan buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat. Mudah-mudahan enam bulan selanjutnya masih tetap konsisten baca buku & babat timbunan. Plus, bisa menahan diri nggak jajan buku dulu sampai Desember nanti. Aamiin.
Banyak juga bukunya, mba Ratih. Aku suka novel sayaka murata. Ini bikin speechless sambil misuh2. Haha
BalasHapus